Ilustrasi belajar lewat edutech. (sumber gambar: Julia M Cameron-Pexels)

Intip 5 Tren EduTech 2023, dari Game-based Learning hingga Blockchain

19 December 2022   |   18:00 WIB
Image
Fajar Sidik Hypeabis.id

Teknologi pendidikan atau Education Technology memang telah berkembang sejak sebelum pandemi dengan lahirnya berbagai paltform pendidikan melalui berbagai kanal digital. Bahkan, ekosistem EduTech makin populer beberapa tahun terakhir karena sebagian besar institusi mulai beralih ke mode pembelajaran online tersebut.

Misalnya, ada banyak sekolah dan perguruan mulai merasakan manfaat yang terkait dengan pembelajaran digital. Fenomena perkembangan EduTech ini diperkirakan meningkat pesat, bahkan ketika pandemi berakhir.

Menurut perkiraan platform riset pasar global yang berbasis di Dublin, Irlandia, yakni Research and Markets mengungkapkan bahwa EduTech akan tumbuh di angka 15,52% selama 5 tahun ke depan atau mencapai US$605,40 miliar pada 2027. 

“Di Indonesia, startup EduTech sendiri sedang hype dan digandrungi berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat luas. Proyeksi trennya masih akan terus meningkat. Ditambah pandemi yang mengubah kebiasaan para pelajar dengan pendidikan jarak jauh menjadikan model pembelajaran yang ditawarkan EduTech makin relevan untuk diaplikasikan," ucap Roman Kumar Vyas, CEO & Founder Refocus Education Project dalama keterangan tertulis.

Baca juga: Startup Ini Kenalkan Tren Gamifikasi dalam Proses Belajar

Peluang baru, menurutnya semacam kolaborasi pemerintah dengan platform digital semakin membantu proses percepatan digitalisasi dunia pendidikan di Indonesia.

Sebagai gambaran, berikut prediksi Refocus tentang lima teknologi pendidikan yang bakal jadri tren pada 2023.


1. Game-based learning

Generasi Z saat ini umumnya menyukai sesuatu hal yang kreatif, praktis dan menyenangkan dalam berbagai aktivitas, termasuk ketika belajar. Permainan atau aplikasi yang terdapat dalam model pembelajaran berbasis game ini sangat bagus untuk meningkatkan kemampuan imajinasi siswa dalam berpikir. 

Ada beberapa jenis game-based learning yang sering digunakan mulai dari yang konvensional (tanpa menggunakan gadget) dan berbasis video game baik menggunakan perangkat desktop maupun mobile.


2. Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR)

Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) semakin berkembang pesat, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan teknologi ini, siswa dapat mengikuti pembelajaran secara imersif dengan visualisasi objek. Contohnya, penggunaan aplikasi VR dan AR untuk mempelajari astronomi atau ilmu rasi bintang dan juga mempelajari anatomi hewan tanpa melakukan pembedahan.


3. Personalisasi pembelajaran

Pendekatan dengan menggunakan data diperkirakan akan menjadi top tren di industri edukasi teknologi, personalisasi pembelajaran (personalization through a data-driven approach) yang berfokus pada menghubungkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang sudah dimiliki siswa dengan materi pembelajaran yang baru. 

Data juga dapat digunakan perusahaan EdTech untuk mengaplikasikan perubahan dan perbaikan dalam pengalaman belajar siswa. 


4. Blockchain analysis

Penerapan blockchain sudah diterapkan di dunia pendidikan yang sifatnya seperti masih sederhana seperti penerbitan sertifikat elektronik yang berjalan di sistem blockchain berbentuk buku besar (Ledge Book). 

Nantinya, segala aktivitas akan terekam di dalam jejak digital pada Ledge Book, seperti proses absensi di kelas untuk mengurangi tindakan siswa bolos di dalam kelas dan juga penerapan e-certificate yang akan menghilangkan tindakan ijazah palsu. 


5. Cloud-based infrastructure

Salah satu implementasi infrastruktur awan di dunia pendidikan adalah sebagai server sistem manajemen pembelajaran atau learning management system (LSM). 

Server ini merupakan rumah yang mampu menampung jumlah yang masif dari berbagai materi pembelajaran seperti konten video, 3D modeling hingga machine learning. 

Implementasi infrastruktur awal juga memudahkan diakses secara berkala, kapan saja, di mana saja, bahkan bersamaan oleh peserta didik selama 24 jam penuh. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya, tetap juga membuat pekerjaan menjadi lebih ringan.

Roman Kumar Vyas juga melihat bahwa perkembangan sektor EduTech di Indonesia tentu merupakan prospek yang sangat menjanjikan. Namun, perlu diingat pembelajaran digital adalah kegiatan yang sangat komprehensif dan mengharuskan kita memastikan seluruh komponen pendukung berfungsi dengan lancar termasuk berbagai perkembangan teknologi pendukung. 

“Kami di Refocus sangat antuasis menyambut 2023, dan terbuka akan berbagai inovasi dalam teknologi untuk memastikan sistem pembelajaran yang tetap relevan, berjalan efektif, dan semakin menarik di mata siswa dan calon siswa.” katanya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

 

SEBELUMNYA

Nadin Amizah Siapkan Pertunjukan yang Personal dalam Konser Selamat Ulang Tahun

BERIKUTNYA

Penting, Perhatikan 4 Hal Ini untuk Menata Keuangan Akhir Tahun

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: