Tak Perlu Panik, Ikuti Tips Berikut Jika Pasien Covid-19 Mengalami Sesak Napas
06 July 2021 |
18:00 WIB
Sesak nafas menjadi salah satu gejala yang umum dihadapi oleh penderita Covid-19. Ini terjadi karena virus corona telah menginfeksi paru-paru dan menurunkan fungsinya untuk menyerap oksigen dari nafas yang kita hirup.
Dokter Prasenohadi, pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan dokter di RSUP Persahabatan Jakarta menerangkan bahwa jika pasien dengan infeksi Covid-19 mengalami tanda-tanda sesak nafas, terutama ketika sedang isolasi mandiri, agar tidak panik dan melakukan langkah berikut ini.
"Ada baiknya pasien atau keluarga menyimpan alat pulse oximetry, pengukur saturasi oksigen. Jika saturasi berada di bawah 90 persen segera beri oksigen," ujarnya melalui Instagram Kementerian Kesehatan.
Namun, dengan kondisi kelangkaan oksigen murni yang terjadi di beberapa daerah saat ini, ada sejumlah cara alternatif agar pasien dapat mengatasi sesak nafas yakni dengan menerapkan metode proning.
Proning atau prone position menjadi salah satu teknik yang banyak dianjurkan dalam penanganan pasien COVID-19 untuk meningkatkan kadar oksigen baik yang berada di rumah sakit ataupun isolasi mandiri.
Proning atau posisi tengkurap adalah teknik yang diakui secara medis dan dipromosikan oleh Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pedoman melakukan proning.
Ini merupakan teknik di mana pasien dibuat berbaring tengkurap untuk meningkatkan kadar oksigen mereka. Proning memiliki manfaat yang dapat langsung dirasakan dalam menaikkan kadar oksigen.
Teknik pernapasan ini disarankan untuk dilakukan pasien Covid-19 sehingga mereka tidak memerlukan dukungan oksigen tambahan.
Secara medis, dokter menyarankan agar pasien tetap tengkurap minimal 30 menit hingga 1 jam. Posisi ini juga harus dilakukan berulang-ulang.
Cobalah berbaring dengan posisi tengkurap. Lakukan selama 30 menit hingga 1 jam. Tujuannya adalah agar distribusi oksigen di dalam paru-paru lebih merata
Pasien juga dapat memposisikan tubuh dengan berbaring miring ke kanan atau ke kiri dengan menyangga kepala dan perut dengan bantal serta menyelipkan bantal di antara kaki.
"Ini juga salah satu cara untuk memperbaiki oksigenisasi di dalam paru-paru," menurut dr. Prasenohadi.
Pasien kemudian dapat duduk dengan posisi membentuk sudut 60-90 derajat (posisi fowler), kemudian kembali pada posisi tengkurap.
Jika cara di atas tidak lagi membantu, hal yang perlu dilakukan adalah segera mengupayakan akses oksigen atau rujuk pasien ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Dokter Prasenohadi, pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan dokter di RSUP Persahabatan Jakarta menerangkan bahwa jika pasien dengan infeksi Covid-19 mengalami tanda-tanda sesak nafas, terutama ketika sedang isolasi mandiri, agar tidak panik dan melakukan langkah berikut ini.
"Ada baiknya pasien atau keluarga menyimpan alat pulse oximetry, pengukur saturasi oksigen. Jika saturasi berada di bawah 90 persen segera beri oksigen," ujarnya melalui Instagram Kementerian Kesehatan.
Namun, dengan kondisi kelangkaan oksigen murni yang terjadi di beberapa daerah saat ini, ada sejumlah cara alternatif agar pasien dapat mengatasi sesak nafas yakni dengan menerapkan metode proning.
Proning atau prone position menjadi salah satu teknik yang banyak dianjurkan dalam penanganan pasien COVID-19 untuk meningkatkan kadar oksigen baik yang berada di rumah sakit ataupun isolasi mandiri.
Proning atau posisi tengkurap adalah teknik yang diakui secara medis dan dipromosikan oleh Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pedoman melakukan proning.
Ini merupakan teknik di mana pasien dibuat berbaring tengkurap untuk meningkatkan kadar oksigen mereka. Proning memiliki manfaat yang dapat langsung dirasakan dalam menaikkan kadar oksigen.
Teknik pernapasan ini disarankan untuk dilakukan pasien Covid-19 sehingga mereka tidak memerlukan dukungan oksigen tambahan.
Secara medis, dokter menyarankan agar pasien tetap tengkurap minimal 30 menit hingga 1 jam. Posisi ini juga harus dilakukan berulang-ulang.
Cobalah berbaring dengan posisi tengkurap. Lakukan selama 30 menit hingga 1 jam. Tujuannya adalah agar distribusi oksigen di dalam paru-paru lebih merata
Pasien juga dapat memposisikan tubuh dengan berbaring miring ke kanan atau ke kiri dengan menyangga kepala dan perut dengan bantal serta menyelipkan bantal di antara kaki.
"Ini juga salah satu cara untuk memperbaiki oksigenisasi di dalam paru-paru," menurut dr. Prasenohadi.
Pasien kemudian dapat duduk dengan posisi membentuk sudut 60-90 derajat (posisi fowler), kemudian kembali pada posisi tengkurap.
Jika cara di atas tidak lagi membantu, hal yang perlu dilakukan adalah segera mengupayakan akses oksigen atau rujuk pasien ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.