Kemenparekraf Dorong Kabupaten Bantul Jadi Kota Kreatif UNESCO, Ini Alasannya!
13 December 2022 |
12:51 WIB
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung rencana Kabupaten Bantul menjadi kota kreatif dunia atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang kriya dan kesenian rakyat. Salah satunya dilakukan dengna penetapan Bantul sebagai bagian ekosistem kabupaten/kota kreatif Indonesia.
“Kemenparekraf sebagai focal point nasional untuk UCCN berkomitmen akan mendampingi Kabupaten Bantul agar dapat berjejaring di tingkat global,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Dia menuturkan potensi kriya di Kabupaten Bantul terbilang tinggi dibandingkan kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tercatat, sekitar 70 persen produk kreatif yang dijual di daerah Malioboro berasal dari sana. Selain itu, di Bantul ada Institut Seni Indonesia Yogyakarta, komunitas kriya, hingga ragam tradisi yang masih lestari hingga kini.
Baca juga: Buat Pekerja Kreatif, Begini Cara Mendaftarkan Hak Cipta Secara Online
Dia menambahkan penetapan sebagai kota kreatif dari UNESCO akan memberikan dampak yang besar terhadap Kabupaten Bantul. Penetapan itu secara tidak langsung akan menjadi sarana promosi Kabupaten Bantul yang efektif, selain terkait dengan isu keberlanjutan dan perkembangan potensi ekonomi kreatif.
Penetapan dari UNESCO itu pun akan menarik minat wisatawan untuk datang ke Indonesia secara umum, dan Bantul secara khusus. “Jadi tujuan ini sebagai pintu gerbang Kabupaten Bantul untuk menggerakkan perekonomian wilayah khususnya dan perekonomian nasional. Dengan begitu tercipta lapangan kerja yang lebih luas,” katanya.
Bupati Kabupaten Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan pertumbuhan ekonomi di bidang kriya dan kesenian rakyat di wilayahnya sudah relatif mapan. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul akan lebih inklusif dan berkelanjutan jika bisa masuk ke dalam jaringan kota kreatif dunia.
Oleh sebab itu, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Bantul bersama dengan seluruh pemangku kepentingan menyelenggarakan beragam kegiatan mulai dari seminar, festival, pameran, hingga pagelaran dalam rangkaian proses menuju UNESCO Creative Cities Network.
“Crafts and folk art ini banyak diproduksi oleh masyarakat khususnya pelaku UMKM. Jadi kalau volumenya meningkat maka pertumbuhan ekonominya makin inklusif. Artinya tidak hanya orang-orang atas yang tumbuh tetapi yang bawah pun ikut tumbuh. Jadi itu maksud dan tujuan di balik kita semangat membawa Bantul ke level dunia,” katanya.
Berdasarkan laman UCCN, Pekalongan menjadi bagian dari UCCN sejak 2014. Kota ini disebut jadi contoh yang sangat baik tentang bagaimana pembangunan berbasis budaya dapat mendukung warga negara, khususnya perempuan dalam mengembangkan kegiatan yang menghasilkan pendapatan dan meningkatkan kualitas hidup.
Pekalongan yang juga dikenal sebagai kota Batik adalah kota multikultural yang di dalamnya terdapat beragam komunitas etnis yang hidup berdampingan. Tidak hanya itu, mereka juga sering menikmati ekspresi budaya satu sama lain dalam banyak pameran, parade, dan acara yang diadakan sepanjang tahun.
Baca juga: Kabar Baik Buat Pelaku Ekonomi Kreatif, Kekayaan Intelektual Bisa Jadi Jaminan Pinjaman
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Editor: Syaiful Millah
“Kemenparekraf sebagai focal point nasional untuk UCCN berkomitmen akan mendampingi Kabupaten Bantul agar dapat berjejaring di tingkat global,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Dia menuturkan potensi kriya di Kabupaten Bantul terbilang tinggi dibandingkan kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tercatat, sekitar 70 persen produk kreatif yang dijual di daerah Malioboro berasal dari sana. Selain itu, di Bantul ada Institut Seni Indonesia Yogyakarta, komunitas kriya, hingga ragam tradisi yang masih lestari hingga kini.
Baca juga: Buat Pekerja Kreatif, Begini Cara Mendaftarkan Hak Cipta Secara Online
Dia menambahkan penetapan sebagai kota kreatif dari UNESCO akan memberikan dampak yang besar terhadap Kabupaten Bantul. Penetapan itu secara tidak langsung akan menjadi sarana promosi Kabupaten Bantul yang efektif, selain terkait dengan isu keberlanjutan dan perkembangan potensi ekonomi kreatif.
Penetapan dari UNESCO itu pun akan menarik minat wisatawan untuk datang ke Indonesia secara umum, dan Bantul secara khusus. “Jadi tujuan ini sebagai pintu gerbang Kabupaten Bantul untuk menggerakkan perekonomian wilayah khususnya dan perekonomian nasional. Dengan begitu tercipta lapangan kerja yang lebih luas,” katanya.
Bupati Kabupaten Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan pertumbuhan ekonomi di bidang kriya dan kesenian rakyat di wilayahnya sudah relatif mapan. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul akan lebih inklusif dan berkelanjutan jika bisa masuk ke dalam jaringan kota kreatif dunia.
Oleh sebab itu, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Bantul bersama dengan seluruh pemangku kepentingan menyelenggarakan beragam kegiatan mulai dari seminar, festival, pameran, hingga pagelaran dalam rangkaian proses menuju UNESCO Creative Cities Network.
“Crafts and folk art ini banyak diproduksi oleh masyarakat khususnya pelaku UMKM. Jadi kalau volumenya meningkat maka pertumbuhan ekonominya makin inklusif. Artinya tidak hanya orang-orang atas yang tumbuh tetapi yang bawah pun ikut tumbuh. Jadi itu maksud dan tujuan di balik kita semangat membawa Bantul ke level dunia,” katanya.
Kota Kreatif Indonesia
Untuk diketahui, Indonesia saat ini sudah memiliki empat kota yang mendapatkan predikat UCCN. Kota-kota itu adalah Pekalongan dengan kategori kriya dan kesenian rakyat; Bandung dengan kategori desain; Ambon kategori musik; dan Jakarta kategori literatur.Berdasarkan laman UCCN, Pekalongan menjadi bagian dari UCCN sejak 2014. Kota ini disebut jadi contoh yang sangat baik tentang bagaimana pembangunan berbasis budaya dapat mendukung warga negara, khususnya perempuan dalam mengembangkan kegiatan yang menghasilkan pendapatan dan meningkatkan kualitas hidup.
Pekalongan yang juga dikenal sebagai kota Batik adalah kota multikultural yang di dalamnya terdapat beragam komunitas etnis yang hidup berdampingan. Tidak hanya itu, mereka juga sering menikmati ekspresi budaya satu sama lain dalam banyak pameran, parade, dan acara yang diadakan sepanjang tahun.
Baca juga: Kabar Baik Buat Pelaku Ekonomi Kreatif, Kekayaan Intelektual Bisa Jadi Jaminan Pinjaman
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.