Jadi Festival di Pernikahan Kaesang, Yuk Intip Sejarah & Tujuan Kirab Budaya di Indonesia
12 December 2022 |
11:50 WIB
Pagelaran kirab budaya di acara pernikahan Kaesang dan Erina Gudono disebut sebagai upaya untuk membumikan kembali adat istiadat yang sudah ada di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu diungkap Erick Thohir karena saat ini banyak yang merayakan pernikahan tapi dengan konsep kebarat-baratan.
"Ini akan menjadikan pesta rakyat dimana mereka pun menjadi bagian [dari acara kira budaya]. Ini adalah Festival Budaya, supaya mengangkat kembali objek-objek wisata di Solo " kata Erick dalam siaran tertulis.
Baca juga: Momen Kaesang dan Erina Kepanasan di Kereta Kencana, Warga Antusias Tonton Kirab Pengantin
Menurut Erick setiap budaya yang berkembang berbagai daerah juga harus dipertahankan. Sebab budaya lokal merupakan kekuatan Indonesia dalam mengembangkan wisata. Untuk itulah setiap Festival Budaya atau kirab budaya harus dicarikan jalan menuju keekonomiannya, sehingga dapat jadi Pop Culture Country khas Indonesia. Lantas, apa itu kirab budaya?
Merujuk laman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kirab budaya merupakan suatu rangkaian perjalanan bersama-sama atau beriring-iring secara teratur dan berurutan dari depan ke belakang. Kirab biasanya dilakukan dalam suatu rangkaian upacara, seperti adat, keagamaan, dan sebagainya.
Selain itu, kirab adalah suatu bentuk simbol penghormatan dalam rangkaian acara atau upacara yang diselenggarakan secara turun temurun oleh leluhur. Jenis acara kirab juga merentang dalam berbagai kegiatan, mulai dari kebudayaan, upacara keagamaan, hingga pernikahan yang biasa disebut kirab manten.
Di Indonesia, dalam sejarahnya acara kirab belum diketahui secara pasti sejak kapan bermula. Namun, ada salah satu acara kirab yang cukup terkenal dan hingga saat ini terus dilestarikan, yaitu kirab malam 1 Suro yang berlangsung di berbagi daerah di Jawa Tengah.
Dikutip dari laman resmi Kemdikbud Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro. Dalam penanggalan Jawa, penghitungan bulan dihitung berdasarkan penggabungan kalender lunar Islam, kalender matahari masehi, dan penanggalan Hindu.
Malam Satu Suro sendiri merupakan hari yang sakral bagi masayarakat Jawa. Di mana pada saat malam tersebut mereka melakukan berbagai macam ritual berbeda tergantung daerahnya masing-masing. Salah satunya adalah kirab budaya malam 1 Suro di Keraton Surakarta.
Pada malam ritual tersebut, ribuan orang mulai dari raja beserta keluarga, abdi dalem, dan masyarakat umum akan tumpah ruah ke wilayah Solo Raya untuk melakukan kirab budaya. Dalam acara itu biasanya juga ada Kebo Bule Kyai Slamet yang ikut diarak bersama rombongan.
Tujuan dari tradisi kirab sendiri adalah sebagai bentuk perayaan yang menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Oleh karena itu dalam setiap acara kirab juga diiringi dengan ritual pembacaan doa. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya di masa mendatang.
Baca juga: Mengintip Sejarah tentang Pakaian Pengantin Solo yang Digunakan Kaesang Pangarep & Erina Gudono
Editor: Dika Irawan
"Ini akan menjadikan pesta rakyat dimana mereka pun menjadi bagian [dari acara kira budaya]. Ini adalah Festival Budaya, supaya mengangkat kembali objek-objek wisata di Solo " kata Erick dalam siaran tertulis.
Baca juga: Momen Kaesang dan Erina Kepanasan di Kereta Kencana, Warga Antusias Tonton Kirab Pengantin
Menurut Erick setiap budaya yang berkembang berbagai daerah juga harus dipertahankan. Sebab budaya lokal merupakan kekuatan Indonesia dalam mengembangkan wisata. Untuk itulah setiap Festival Budaya atau kirab budaya harus dicarikan jalan menuju keekonomiannya, sehingga dapat jadi Pop Culture Country khas Indonesia. Lantas, apa itu kirab budaya?
Merujuk laman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kirab budaya merupakan suatu rangkaian perjalanan bersama-sama atau beriring-iring secara teratur dan berurutan dari depan ke belakang. Kirab biasanya dilakukan dalam suatu rangkaian upacara, seperti adat, keagamaan, dan sebagainya.
Selain itu, kirab adalah suatu bentuk simbol penghormatan dalam rangkaian acara atau upacara yang diselenggarakan secara turun temurun oleh leluhur. Jenis acara kirab juga merentang dalam berbagai kegiatan, mulai dari kebudayaan, upacara keagamaan, hingga pernikahan yang biasa disebut kirab manten.
Di Indonesia, dalam sejarahnya acara kirab belum diketahui secara pasti sejak kapan bermula. Namun, ada salah satu acara kirab yang cukup terkenal dan hingga saat ini terus dilestarikan, yaitu kirab malam 1 Suro yang berlangsung di berbagi daerah di Jawa Tengah.
Dikutip dari laman resmi Kemdikbud Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro. Dalam penanggalan Jawa, penghitungan bulan dihitung berdasarkan penggabungan kalender lunar Islam, kalender matahari masehi, dan penanggalan Hindu.
Malam Satu Suro sendiri merupakan hari yang sakral bagi masayarakat Jawa. Di mana pada saat malam tersebut mereka melakukan berbagai macam ritual berbeda tergantung daerahnya masing-masing. Salah satunya adalah kirab budaya malam 1 Suro di Keraton Surakarta.
Pada malam ritual tersebut, ribuan orang mulai dari raja beserta keluarga, abdi dalem, dan masyarakat umum akan tumpah ruah ke wilayah Solo Raya untuk melakukan kirab budaya. Dalam acara itu biasanya juga ada Kebo Bule Kyai Slamet yang ikut diarak bersama rombongan.
Tujuan dari tradisi kirab sendiri adalah sebagai bentuk perayaan yang menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Oleh karena itu dalam setiap acara kirab juga diiringi dengan ritual pembacaan doa. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya di masa mendatang.
Baca juga: Mengintip Sejarah tentang Pakaian Pengantin Solo yang Digunakan Kaesang Pangarep & Erina Gudono
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.