Jadi Titik Temu Para Pencinta Film, JAFF 2022 Dihadiri 7.000 Pengunjung
01 December 2022 |
14:32 WIB
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali dihelat tahun ini mulai 26 November hingga 3 Desember 2022. Dalam hari keempat perhelatannya, festival film berskala internasional itu dilaporkan telah mendatangkan pengunjung sebanyak 7.000 orang. Tahun ini, JAFF menayangkan sebanyak 137 film dari 19 negara Asia Pasifik.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, JAFF selalu menjadi titik temu para pembuat dan pemain film dengan para penontonnya. Tak hanya menjadi titik temu para pembuat film dengan penontonnya, JAFF juga menjadi ruang bagi para pembuat film bertemu dengan sejawatnya, serta menjadi tempat lahirnya para pembuat film baru.
“Selaku pendiri JAFF, saya ingin mengatakan kebahagiaan film Indonesia tahun ini adalah karya-karya hebat dari sutradara-sutradara muda Indonesia," kata Garin Nugroho dalam keterangan resminya.
Selain itu, beragam program spesial di JAFF juga menjadi ajang belajar dan diskusi yang diikuti oleh masyarakat yang tertarik dengan berbagai profesi di industri film. Tahun ini, kegiatan yang diadakan di Gedung Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) tersebut selalu disambut dengan antusias para pengunjung. Terbukti dari ramainya peserta yang hadir pada setiap Special Program yang sudah berlangsung.
Memasuki hari kelima penyelanggarannya ini, JAFF juga masih menyediakan berbagai program menarik dan mengedukasi lainnya juga, yang akan menghadirkan sederet narasumber profesional dari industri film.
Program-program tersebut antara lain Public Lecture: Reflecting Asian Cinema: Recognition or Visibility?, Discussion Forum: Repositioning Jogja, Master Class: Character Development in Directing with Ho Yuhang, Talks: Ask the Cinematographers with Indonesian Cinematographers Society, dan Talks: Dare to be A Webtoonist! by Kwikku.
Selain Special Program, JAFF 2022 juga dipenuhi dengan diskusi bersama para pembuat dan pemain film seusai pemutaran film. Sebut saja film Autobiography yang mendapat sambutan yang luar biasa dari penonton, di mana tiketnya habis terjual hanya dalam 15 menit setelah penjualan tiket dibuka.
Untuk mengakomodasi antuasiasme penonton, pemutaran tambahan film Autobiography pun dijadwalkan akan dilakukan pada 3 Desember 2022 pukul 14.45 WIB, dengan tiket yang hanya dapat dibeli langsung di Empire XXI, Yogyakarta. Pemutaran film ini akan dihadiri oleh sutradara Makbul Mubarak, produser, Yulia Evina Bhara, dan para pemain yang diwakili oleh Kevin Ardilova dan Yusuf Mahardika.
Selain itu, aktris Dian Sastrowardoyo juga turut hadir di JAFF 2022 mewakili film yang dia buat. Film pendek berjudul Dini Hari yang disutradarainya, masuk ke dalam program Asian Perspectives – Short. Tak hanya para pembuat film dari Indonesia yang hadir, para pembuat dan pemain film dari Asia pun turut hadir berdiskusi dan melakukan sesi tanya jawab.
Beberapa di antaranya adalah Sutradara senior asal Malaysia Dain Said bersama aktor Bront Palarae menghadiri sesi tanya jawab filmnya, Harum Malam, dan sutradara asal India, Ritesh Sharma juga turut berbagi dan menjawab berbagai pertanyaan penonton usai pemutaran filmnya, The Brittle Thread.
Adapun, diskusi dan sesi tanya jawab dari film-film yang akan diputar di JAFF 2022 masih akan terus berlangsung, seperti Before, Now & Then (Nana) (Kamila Andini), Mencuri Raden Saleh (Angga Dwimas Sasongko), Come Back Anytime (John Daschbach), Jiseok (Kim Young-jo), dan masih banyak lagi.
Sebelumnya, Festival Director Ifa Isfansyah mengatakan antusiasme para pencinta film untuk kembali merasakan pengalaman menonton film serta berdialog dan berjejaring selama JAFF tampak semarak, setelah tahun sebelumnya terdapat pembatasan kuota di dalam ruang bioskop.
Ifa menyebutkan tercatat lebih dari sepuluh film yang tiketnya habis terjual kurang dari 30 menit sejak penjualan dibuka oleh panitia. “Jumlah pengunjung dan penonton di JAFF selalu bertambah. Setiap tahunnya muncul penonton-penonton baru yang datang ke JAFF untuk pertama kalinya. Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa budaya sinema di Indonesia akan terus semakin kuat," katanya.
Tahun ini, JAFF menghadirkan 137 film dari 19 negara Asia Pasifik yang akan ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi. Festival President JAFF, Budi Irawanto, mengatakan penyelenggaraan JAFF yang ke-17 tahun ini menjadi bukti konsistensi dan komitmen JAFF untuk terus mempromosikan dan mendesiminasi sinema Asia.
"JAFF memberi ruang yang luas para pembuat film muda mempertontonkan karya terbaiknya yang menawarkan kesegaran perspektif dan sudut pandang berbeda tentang budaya dan masyarakatnya," ujarnya.
Editor: M R Purboyo
Seperti tahun-tahun sebelumnya, JAFF selalu menjadi titik temu para pembuat dan pemain film dengan para penontonnya. Tak hanya menjadi titik temu para pembuat film dengan penontonnya, JAFF juga menjadi ruang bagi para pembuat film bertemu dengan sejawatnya, serta menjadi tempat lahirnya para pembuat film baru.
“Selaku pendiri JAFF, saya ingin mengatakan kebahagiaan film Indonesia tahun ini adalah karya-karya hebat dari sutradara-sutradara muda Indonesia," kata Garin Nugroho dalam keterangan resminya.
Selain itu, beragam program spesial di JAFF juga menjadi ajang belajar dan diskusi yang diikuti oleh masyarakat yang tertarik dengan berbagai profesi di industri film. Tahun ini, kegiatan yang diadakan di Gedung Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) tersebut selalu disambut dengan antusias para pengunjung. Terbukti dari ramainya peserta yang hadir pada setiap Special Program yang sudah berlangsung.
Memasuki hari kelima penyelanggarannya ini, JAFF juga masih menyediakan berbagai program menarik dan mengedukasi lainnya juga, yang akan menghadirkan sederet narasumber profesional dari industri film.
Program-program tersebut antara lain Public Lecture: Reflecting Asian Cinema: Recognition or Visibility?, Discussion Forum: Repositioning Jogja, Master Class: Character Development in Directing with Ho Yuhang, Talks: Ask the Cinematographers with Indonesian Cinematographers Society, dan Talks: Dare to be A Webtoonist! by Kwikku.
Selain Special Program, JAFF 2022 juga dipenuhi dengan diskusi bersama para pembuat dan pemain film seusai pemutaran film. Sebut saja film Autobiography yang mendapat sambutan yang luar biasa dari penonton, di mana tiketnya habis terjual hanya dalam 15 menit setelah penjualan tiket dibuka.
Untuk mengakomodasi antuasiasme penonton, pemutaran tambahan film Autobiography pun dijadwalkan akan dilakukan pada 3 Desember 2022 pukul 14.45 WIB, dengan tiket yang hanya dapat dibeli langsung di Empire XXI, Yogyakarta. Pemutaran film ini akan dihadiri oleh sutradara Makbul Mubarak, produser, Yulia Evina Bhara, dan para pemain yang diwakili oleh Kevin Ardilova dan Yusuf Mahardika.
Selain itu, aktris Dian Sastrowardoyo juga turut hadir di JAFF 2022 mewakili film yang dia buat. Film pendek berjudul Dini Hari yang disutradarainya, masuk ke dalam program Asian Perspectives – Short. Tak hanya para pembuat film dari Indonesia yang hadir, para pembuat dan pemain film dari Asia pun turut hadir berdiskusi dan melakukan sesi tanya jawab.
Beberapa di antaranya adalah Sutradara senior asal Malaysia Dain Said bersama aktor Bront Palarae menghadiri sesi tanya jawab filmnya, Harum Malam, dan sutradara asal India, Ritesh Sharma juga turut berbagi dan menjawab berbagai pertanyaan penonton usai pemutaran filmnya, The Brittle Thread.
Adapun, diskusi dan sesi tanya jawab dari film-film yang akan diputar di JAFF 2022 masih akan terus berlangsung, seperti Before, Now & Then (Nana) (Kamila Andini), Mencuri Raden Saleh (Angga Dwimas Sasongko), Come Back Anytime (John Daschbach), Jiseok (Kim Young-jo), dan masih banyak lagi.
Sebelumnya, Festival Director Ifa Isfansyah mengatakan antusiasme para pencinta film untuk kembali merasakan pengalaman menonton film serta berdialog dan berjejaring selama JAFF tampak semarak, setelah tahun sebelumnya terdapat pembatasan kuota di dalam ruang bioskop.
Ifa menyebutkan tercatat lebih dari sepuluh film yang tiketnya habis terjual kurang dari 30 menit sejak penjualan dibuka oleh panitia. “Jumlah pengunjung dan penonton di JAFF selalu bertambah. Setiap tahunnya muncul penonton-penonton baru yang datang ke JAFF untuk pertama kalinya. Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa budaya sinema di Indonesia akan terus semakin kuat," katanya.
Tahun ini, JAFF menghadirkan 137 film dari 19 negara Asia Pasifik yang akan ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi. Festival President JAFF, Budi Irawanto, mengatakan penyelenggaraan JAFF yang ke-17 tahun ini menjadi bukti konsistensi dan komitmen JAFF untuk terus mempromosikan dan mendesiminasi sinema Asia.
"JAFF memberi ruang yang luas para pembuat film muda mempertontonkan karya terbaiknya yang menawarkan kesegaran perspektif dan sudut pandang berbeda tentang budaya dan masyarakatnya," ujarnya.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.