Ilustrasi vitamin. (Dok. Kayla Maurais dari Unsplash)

Penelitian Ini Menyebut Konsumsi Vitamin D Tidak Mencegah Risiko Infeksi Covid-19

02 July 2021   |   17:54 WIB

Di tengah situasi meningkatnya kasus Covid-19, konsumsi beberapa jenis vitamin disarankan sebagai salah satu cara untuk melindungi diri dari risiko paparan virus corona. Salah satu vitamin yang disarankan adalah vitamin D.

Akan tetapi, studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Quebec, Kanada justru menunjukkan bahwa konsumsi vitamin D untuk melindungi diri dari risiko infeksi akibat Covid-19 mungkin belum bisa efektif sepenuhnya secara genetik.

Studi yang diunggah di jurnal PLOS Medicine menggunakan metode penelitian yang berfokus pada variasi genetik dengan mengaitkannya pada peningkatan jumlah vitamin D dengan meneliti data variasi genetik dari 14.000 orang yang terinfeksi Covid-19 dan membandingkannya dengan 1,2 juta orang yang tidak terinfeksi Covid-19.

Dari hasil analisis studi acak Mendelian, terungkap bahwa orang-orang dengan DNA yang mengandung salah satu variasi genetik memiliki kecenderungan kandungan vitamin D yang lebih tinggi secara alami meski jumlah ini bisa berubah tergantung dari faktor lingkungan dan pola makan.

Ini yang kemudian menjadikan mereka yang memiliki jumlah vitamin D dalam tubuh tidak memiliki risiko yang lebih rendah terhadap infeksi Covid-19, perawatan di rumah sakit, atau penyakit kritis akibat Covid-19.

Meski hasil penelitian ini mengarah pada tidak adanya pengaruh penurunan risiko Covid-19 setelah mengonsumsi vitamin D, tapi beberapa ahli berpikir bahwa perlu uji coba klinis yang sebenarnya untuk membenarkan hasil tersebut.

Penyebabnya adalah uji coba variasi genetik memiliki keterbatasan dalam prosesnya meski studi ini dan beberapa studi serupa dianggap sebagai studi dengan desain penelitian yang baik dan punya teknis yang terbilang luar biasa.

"Tantangannya adalah pada pencarian instrumen, di mana kita menyebut sebuah kelompok variasi genetik, yang menstimulasi apa yang kami pikir akan dilakukan suplemen vitamin D," ujar Martin Kohlmeier selaku profesor gizi di Gillings School of Global Public Health, University of North Carolina, Amerika Serikat.

Vitamin D sendiri memiliki peran dalam menjaga imun bawaan tubuh yang menangani serangan virus sebelum sistem kekebalan tubuh menghasikan antibodi. Bentuknya ada dua jenis, yaitu terikat dengan protein atau bergerak bebas di dalam tubuh. Tapi, jenis kedualah yang paling penting ketika membahas tentang kekebalan bawaan.

Selain itu, keterbatasan lainnya ada pada variasi genetik yang digunakan dalam penelitian tersebut karena sebagian besar justru terkait dengan protein pengikat gen untuk vitamin D.

Meski sejauh ini hanya bisa dipastikan bahwa vitamin D berpotensi tidak memiliki dampak untuk mengurangi risiko infeksi virus corona, tapi profesor farmasi dari University of Chicago David Meltzer punya analisis menarik dari hasil studi ini.

Dia dan timnya menemukan bahwa tidak ada efek kadar vitamin D pada hasil Covid-19 untuk orang dengan kadar vitamin D yang rendah. Tapi, hasilnya berbeda untuk orang yang masuk rumah sakit dengan tingkat vitamin D yang lebih tinggi.

"Orang-orang dengan tingkat vitamin D tinggi yang diberi vitamin D tambahan sebenarnya lebih baik. Mereka cenderung tidak membutuhkan alat ventilasi mekanis dan tidak dirawat di ICU," jelas Meltzer.

Ada pun uji coba yang dia lakukan juga menemukan bahwa pasien yang diberikan vitamin D setelah masuk rumah sakit akibat mengalami infeksi kurang mendapatkan manfaat dari vitamin D karena vitamin ini punya peran dalam respons kekebalan awal terhadap virus sehingga perlu adanya uji coba klinis terkendali secara acak sebelum mereka sakit.

Hasil penelitian dari berbagai studi ini, yang belum tersedia secara publik hingga akhir tahun ini, bisa memberikan gambaran tentang vitamin D dan perannya dalam mencegah infeksi pernapasan seperti Covid-19.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Mau Koleksi Arloji? Kenali dulu Perbedaan Jam Tangan Baterai, Otomatis & Kinetik

BERIKUTNYA

Positif Covid-19 tanpa Gejala? Isolasi Mandiri & Minum Obat-obat Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: