Gempa membuat berbagai kerusakan (Sumber gambar ilustrasi: pexels/ Wilson Malone)

Look, Listen & Link Jadi Metode Pemulihan Psikososial Korban Gempa Cianjur

30 November 2022   |   06:30 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Yayasan Plan International Indonesia memberikan dukungan psikososial kepada  anak-anak terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang saat ini berada di sejumlah tenda pengungsian guna membantu pemulihan psikologis. Anak-anak terdampak gempa itu pada umumnya mengalami trauma.

Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti, mengatakan bahwa hasil penilaian kebutuhan cepat (rapid need assessment/RNA) yang dilakukan Tim Tanggap Darurat Plan Indonesia, banyak anak yang merasa tertekan dan takut akibat peristiwa bencana tersebut. 

“Hal ini terutama karena mereka umumnya dengan mata sendiri melihat bangunan sekolah mereka runtuh, serta menyaksikan teman-teman mereka tertimpa bangunan yang roboh diguncang gempa. Namun, mereka juga menyatakan motivasi yang tinggi untuk segera kembali ke sekolah dengan bangunan yang lebih aman dan kuat,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id

Baca jugaMenteri BUMN Erick Thohir Dukung Trauma Healing Korban Gempa Cianjur

Dia menuturkan bahwa metode yang digunakan oleh Plan Indonesia dalam memberikan dukungan psikososial adalah look, listen, dan link. Total, terdapat 200 anak yang tinggal di lokasi pengungsian mengikuti kegiatan pendampingan psikososial ini. 

Untuk memperkuat upaya tersebut, Plan Indonesia juga menggandeng mitra lokal, yaitu Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), serta memberikan pelatihan dukungan psikososial untuk mitra lokal dan para relawan. 

Dia menuturkan bahwa Plan Indonesia telah menjangkau 1.972 warga terdampak gempa yang berada di lokasi pengungsian, dari total 73.874 warga yang mengungsi.

Adapun bantuan-bantuan yang telah disalurkan terdiri atas 250 paket menstrual hygiene management (MHM), 100 personal hygiene kit, 350 paket pakaian dalam untuk anak laki-laki dan perempuan, 52 paket mainan anak-anak (CFS), serta sejumlah paket makanan ringan. 

“Distribusi bantuan masih terus berlangsung. Untuk mendistribusikan bantuan ini, kami bermitra dengan MDMC, termasuk untuk penyediaan gudang logistik sementara dan memberikan dukungan psikososial bagi anak-anak terdampak gempa,” katanya. 


Dampak dan rekomendasi

Dia menambahkan bahwa Plan Indonesia menemukan beberapa data yang perlu segera direspons dan diberikan perhatian khusus dari hasil RNA tim tanggap darurat yang dilakukan di beberapa posko pengungsian. 

Pertama, sebagian besar warga terdampak yang pada saat ini tinggal di pengungsian kehilangan mata pencahariannya, sehingga mereka kehilangan sumber pendapatan sekaligus tidak banyak aktivitas yang bisa mereka lakukan di lokasi pengungsian. Situasi ini rawan menimbulkan dampak psikologis dan membutuhkan jalan keluar dalam aspek pemulihan ekonomi. 

Kedua, jumlah tenda evakuasi terbatas dibandingkan jumlah pengungsi. Saat ini, perkiraan jumlah orang yang tinggal di titik pengungsian berada pada kisaran 800 - 900 orang dengan jumlah tenda mencapai 47 tenda. 

Di tenda juga belum ada informasi tentang mekanisme pelaporan dan penanganan kekerasan yang mudah diakses. RNA juga menemukan bahwa anak-anak merasa tidak aman saat tinggal di kamp pengungsian. 

"Tidak adanya pemisahan ruangan antara laki-laki dan perempuan, serta lampu penerangan yang terbatas, anak-anak dan perempuan rawan mengalami kekerasan," katanya. 

Ketiga, sekitar 524 sekolah rusak serta tidak terlihat adanya tempat belajar sementara. Anak-anak kehilangan bahan belajar, seragam sekolah, mainan dan barang-barang berharga mereka. 

Tidak hanya itu, anak-anak juga tidak memiliki kegiatan untuk dilakukan karena sekolah ditutup dan tidak ada kegiatan belajar mengajar yang diadakan di ruang belajar sementara.

Keterbatasan air dan toilet di lokasi bencana juga rawan menimbulkan gangguan kebersihan dan kesehatan bagi anak-anak.

 “Anak-anak mengalami kesulitan mengganti pakaian dalam, bra, serta menjaga kebersihan menstruasi karena terbatasnya pakaian dalam dan pembalut yang tersedia,” katanya.

Dengan temuan tersebut, Plan Indonesia merekomendasikan dua hal mendesak untuk diberikan kepada warga terdampak gempa, khususnya anak-anak. 

Pertama, memberikan bantuan di bidang pendidikan, perlindungan anak, air, sanitasi, dan hygiene (WASH) untuk jangka waktu sampai tiga bulan, berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khusus di atas.

Kedua, upaya tersebut perlu dilanjutkan ke fase pemulihan, khususnya mengembangkan sekolah tangguh bencana (resilient school) yang mengandung tiga komponen yaitu fasilitas sekolah yang aman, manajemen sekolah yang aman, dan pendidikan kesiapsiagaan dan tangguh bencana.

Editor Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

6 Rekomendasi Video Game PC yang Rilis Desember 2022

BERIKUTNYA

Rapper Raben Penyami Ungkapkan Keresahan dalam Mini Album Act Two

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: