Marak PHK, Bekali Diri dengan 4 Hal Ini
27 November 2022 |
12:00 WIB
Beberapa pekan terakhir marak perusahaan yang mengambil keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawan. Mayoritas dari keputusan tersebut disinyalir karena faktor efisiensi guna memastikan keberlangsungan bisnis di tengah ancaman krisis ekonomi yang mencuat secara global.
Pemutusan hubungan kerja memang menjadi ancaman nyata bagi kalangan pekerja di tengah keadaan yang tidak pasti saat ini. Oleh karena itu, penting untuk melakukan persiapan agar bisa meminimalisir segala risiko yang bisa saja terjadi di kemudian hari seperti menurut Co-Founder Lifepal, Benny Fajarai, berikut ini.
Memiliki penghasilan sampingan merupakan salah satu cara cerdas untuk memastikan kondisi keuangan tetap terjaga di tengah berbagai ancaman. Penghasilan sampingan meski kemungkinan nilainya tidak sebesar penghasilan utama, bisa memberikan rasa aman dari ancaman seperti kehilangan pekerjaan karena PHK.
Oleh karena itu, penting untuk mencari peluang dan mengambil kesempatan guna memiliki penghasilan sampingan, meski dimulai dengan hasil yang kecil. Bahkan tidak menutup kemungkinan penghasilan sampingan ini tidak hanya bisa menjadi penyelamat dana darurat, namun bisa meningkatkan pundi-pundi tabungan.
Baca juga: PHK Membuka Hoki Pria Ini dalam Berbisnis, Ini 3 Kiat Suksesnya!
Hal pertama yang bisa kalian siapkan adalah merencanakan dan mengalokasikan dana darurat. Sesuai namanya, dana darurat ini biasanya digunakan hanya untuk saat-saat darurat saja seperti kecelakaan atau sakit parah, termasuk apabila kita kehilangan penghasilan secara mendadak salah satunya karena PHK.
Rekomendasi jumlah dana darurat juga bervariasi. Untuk kalian yang masih single atau tidak mempunyai tanggungan, disarankan menyiapkan dana darurat sebesar 3-6 kali dari pengeluaran bulanan. Sementara untuk kalian yang sudah mempunyai keluarga, besaran dana darurat yang bisa disisihkan adalah 6-12 kali dari pengeluaran bulanan.
Biasakan untuk melakukan pencatatan pengeluaran secara rutin dan detail, bahkan untuk pengeluaran kecil seperti bayar parkir, bayar tol dan lain-lain. Hal ini bisa meminimalisir kemungkinan penggunaan anggaran yang terlalu berlebihan.
Selain itu, dengan memiliki catatan anggaran dan pemasukan yang tertata rapi, kita bisa lebih bijak mengalokasikan dan menggunakan anggaran. Cara ini bisa kalian lakukan untuk membuat efisiensi dan pengaturan keuangan yang lebih baik.
Tak ada salahnya mulai dari sekarang kalian mulai mengurangi utang dan cicilan, khususnya utang yang sifatnya konsumtif. Sesuai dengan namanya, utang konsumtif merupakan jenis utang yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi tanpa hasil yang produktif. Mayoritas dari utang konsumtif digunakan untuk membeli aset atau barang yang akan mengalami depresiasi (penurunan nilai).
Meski utang yang bersifat konsumtif tidak selalu memberikan dampak buruk, ada baiknya kalian mengurangi jumlah utang dan cicilan konsumtif. Sebaliknya, priortaskan utang dan cicilan untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan bukan memenuhi keinginan (wants).
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pemutusan hubungan kerja memang menjadi ancaman nyata bagi kalangan pekerja di tengah keadaan yang tidak pasti saat ini. Oleh karena itu, penting untuk melakukan persiapan agar bisa meminimalisir segala risiko yang bisa saja terjadi di kemudian hari seperti menurut Co-Founder Lifepal, Benny Fajarai, berikut ini.
1. Cari Penghasilan Sampingan
Memiliki penghasilan sampingan merupakan salah satu cara cerdas untuk memastikan kondisi keuangan tetap terjaga di tengah berbagai ancaman. Penghasilan sampingan meski kemungkinan nilainya tidak sebesar penghasilan utama, bisa memberikan rasa aman dari ancaman seperti kehilangan pekerjaan karena PHK. Oleh karena itu, penting untuk mencari peluang dan mengambil kesempatan guna memiliki penghasilan sampingan, meski dimulai dengan hasil yang kecil. Bahkan tidak menutup kemungkinan penghasilan sampingan ini tidak hanya bisa menjadi penyelamat dana darurat, namun bisa meningkatkan pundi-pundi tabungan.
Baca juga: PHK Membuka Hoki Pria Ini dalam Berbisnis, Ini 3 Kiat Suksesnya!
2. Sediakan Dana Darurat
Hal pertama yang bisa kalian siapkan adalah merencanakan dan mengalokasikan dana darurat. Sesuai namanya, dana darurat ini biasanya digunakan hanya untuk saat-saat darurat saja seperti kecelakaan atau sakit parah, termasuk apabila kita kehilangan penghasilan secara mendadak salah satunya karena PHK. Rekomendasi jumlah dana darurat juga bervariasi. Untuk kalian yang masih single atau tidak mempunyai tanggungan, disarankan menyiapkan dana darurat sebesar 3-6 kali dari pengeluaran bulanan. Sementara untuk kalian yang sudah mempunyai keluarga, besaran dana darurat yang bisa disisihkan adalah 6-12 kali dari pengeluaran bulanan.
3. Catat Alokasi Anggaran
Biasakan untuk melakukan pencatatan pengeluaran secara rutin dan detail, bahkan untuk pengeluaran kecil seperti bayar parkir, bayar tol dan lain-lain. Hal ini bisa meminimalisir kemungkinan penggunaan anggaran yang terlalu berlebihan.Selain itu, dengan memiliki catatan anggaran dan pemasukan yang tertata rapi, kita bisa lebih bijak mengalokasikan dan menggunakan anggaran. Cara ini bisa kalian lakukan untuk membuat efisiensi dan pengaturan keuangan yang lebih baik.
4. Kurangi Utang dan Cicilan
Tak ada salahnya mulai dari sekarang kalian mulai mengurangi utang dan cicilan, khususnya utang yang sifatnya konsumtif. Sesuai dengan namanya, utang konsumtif merupakan jenis utang yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi tanpa hasil yang produktif. Mayoritas dari utang konsumtif digunakan untuk membeli aset atau barang yang akan mengalami depresiasi (penurunan nilai). Meski utang yang bersifat konsumtif tidak selalu memberikan dampak buruk, ada baiknya kalian mengurangi jumlah utang dan cicilan konsumtif. Sebaliknya, priortaskan utang dan cicilan untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan bukan memenuhi keinginan (wants).
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.