Kapan Waktu yang Tepat Beli Rumah?
27 November 2022 |
08:00 WIB
Seiring waktu, harga rumah semakin tinggi sedangkan laju kenaikan gaji pekerja kalah dibandingkan dengan lonjakan harga properti yang masuk kebutuhan pokok ini. Bahkan, hanya segelintir milenial yang mampu memiliki rumah di Jakarta. Lalu, kapan waktu yang tepat untuk membeli rumah?
Perencana keuangan Safir Senduk mengatakan bahwa membeli rumah membutuhkan komitmen jangka panjang dan konsisten. Pasalnya, membeli rumah bisa jadi pembelian barang termahal dalam hidup.
“Memang tidak mudah, paling tidak bisa menyisihkan 10 persen -30 persen dari income, misalnya orang memiliki penghasilan Rp5 juta, setiap bulannya bisa menyisihkan Rp500.000, lebih besar akan lebih bagus,” kata Safir dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi April 2018.
Safir mengatakan memiliki tujuan untuk memiliki rumah sejak kuliah pun sah-sah saja. Apalagi untuk era sekarang generasi milenial juga bisa mencari pendapatan sampingan lewat bisnis di media sosial. Apabila kelak mereka hanya bekerja sebagai karyawan, maka akan sulit untuk mencapai tujuan membeli rumah dalam waktu yang relatif cepat.
Baca juga: Mungkinkah Generasi Muda Punya Rumah? Begini Tips dari Financial Planner
Jadi wajar jika perlu persiapan lebih dini dengan mempersiapkan tabungan atau investasi, kecuali perusahaan tempat kerja menyediakan tunjangan untuk hunian.
“Anak kuliahan memungkinkan untuk punya bisnis sampingan, ini adalah cara paling mudah memulai bisnis sejak masih kuliah. Jadi memiliki sabetan untuk menabung lebih cepat dalam mengumpulkan DP rumah,” jelasnya.
Menurut Safir, bagi orang Indonesia keputusan untuk membeli rumah lebih karena tuntutan psikologis dan lingkungan. “Karena kalo dari segi finansial akan lebih mudah untuk menyewa dibandingkan dengan beli rumah,” katanya.
Namun, apabila Genhype menginginkan untuk membeli rumah sendiri ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dipertimbangkan. Pertama, siapkan komitmen jangka panjang yang matang. Apabila sudah memiliki komitmen tersebut baru melanjutkan langkah berikutnya untuk memilih bank yang sesuai. “Ini juga pilihan tidak mudah karena masing-masing bank memiliki bunga yang berbeda-beda,” jelasnya.
Kedua, pertimbangkan lokasi. Barangkali Genhype telah menentukan lokasi rumah untuk 10 tahun ke depan. Namun, yang perlu diingat adalah lokasi yang dipilih belum tentu di 10 tahun kemudian merupakan lokasi yang bagus. Ketiga, pikirkan adanya kemungkinan perubahan kebutuhan. Dengan kata lain apakah kalian sudah memikirkan rumah untuk timpat tinggal sendiri atau dipersiapkan untuk keluarga di masa depan.
“Sekarang sendiri, namun 10 tahun lagi mungkin sudah punya anak. Jadi tempat tinggal tidak cukup lagi, lalu perlu pindah,” tambahnya.
Sementara itu, perencana keuangan Tatadana Consulting Tejasari Assad menyarankan sebaiknya sesegera mungkin memikirkan untuk membeli rumah. Pasalnya, boleh dikata utang untuk membeli rumah merupakan utang produktif.
Paling tidak Genhype dapat menyisihkan sepertiga enghasilan untuk membayar cicilan rumah. Selain itu tidak perlu ambisius menargetkan harus membeli rumah dengan harga yang fantastis, yang paling penting adalah menyesuaikan dengan kondisi keuangan.
“Jangan berpikir yang mahal-mahal, yang penting sudah memulai. Misalnya nanti ternyata tidak bisa menempati, maka dapat dijual kembali untuk membayar DP rumah yang baru,” tambahnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Perencana keuangan Safir Senduk mengatakan bahwa membeli rumah membutuhkan komitmen jangka panjang dan konsisten. Pasalnya, membeli rumah bisa jadi pembelian barang termahal dalam hidup.
“Memang tidak mudah, paling tidak bisa menyisihkan 10 persen -30 persen dari income, misalnya orang memiliki penghasilan Rp5 juta, setiap bulannya bisa menyisihkan Rp500.000, lebih besar akan lebih bagus,” kata Safir dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi April 2018.
Safir mengatakan memiliki tujuan untuk memiliki rumah sejak kuliah pun sah-sah saja. Apalagi untuk era sekarang generasi milenial juga bisa mencari pendapatan sampingan lewat bisnis di media sosial. Apabila kelak mereka hanya bekerja sebagai karyawan, maka akan sulit untuk mencapai tujuan membeli rumah dalam waktu yang relatif cepat.
Baca juga: Mungkinkah Generasi Muda Punya Rumah? Begini Tips dari Financial Planner
Jadi wajar jika perlu persiapan lebih dini dengan mempersiapkan tabungan atau investasi, kecuali perusahaan tempat kerja menyediakan tunjangan untuk hunian.
“Anak kuliahan memungkinkan untuk punya bisnis sampingan, ini adalah cara paling mudah memulai bisnis sejak masih kuliah. Jadi memiliki sabetan untuk menabung lebih cepat dalam mengumpulkan DP rumah,” jelasnya.
Menurut Safir, bagi orang Indonesia keputusan untuk membeli rumah lebih karena tuntutan psikologis dan lingkungan. “Karena kalo dari segi finansial akan lebih mudah untuk menyewa dibandingkan dengan beli rumah,” katanya.
Namun, apabila Genhype menginginkan untuk membeli rumah sendiri ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dipertimbangkan. Pertama, siapkan komitmen jangka panjang yang matang. Apabila sudah memiliki komitmen tersebut baru melanjutkan langkah berikutnya untuk memilih bank yang sesuai. “Ini juga pilihan tidak mudah karena masing-masing bank memiliki bunga yang berbeda-beda,” jelasnya.
Kedua, pertimbangkan lokasi. Barangkali Genhype telah menentukan lokasi rumah untuk 10 tahun ke depan. Namun, yang perlu diingat adalah lokasi yang dipilih belum tentu di 10 tahun kemudian merupakan lokasi yang bagus. Ketiga, pikirkan adanya kemungkinan perubahan kebutuhan. Dengan kata lain apakah kalian sudah memikirkan rumah untuk timpat tinggal sendiri atau dipersiapkan untuk keluarga di masa depan.
“Sekarang sendiri, namun 10 tahun lagi mungkin sudah punya anak. Jadi tempat tinggal tidak cukup lagi, lalu perlu pindah,” tambahnya.
Sementara itu, perencana keuangan Tatadana Consulting Tejasari Assad menyarankan sebaiknya sesegera mungkin memikirkan untuk membeli rumah. Pasalnya, boleh dikata utang untuk membeli rumah merupakan utang produktif.
Paling tidak Genhype dapat menyisihkan sepertiga enghasilan untuk membayar cicilan rumah. Selain itu tidak perlu ambisius menargetkan harus membeli rumah dengan harga yang fantastis, yang paling penting adalah menyesuaikan dengan kondisi keuangan.
“Jangan berpikir yang mahal-mahal, yang penting sudah memulai. Misalnya nanti ternyata tidak bisa menempati, maka dapat dijual kembali untuk membayar DP rumah yang baru,” tambahnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.