Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Menengok Sejarah Denim di Ekshibisi Wall of Fades 2022

19 November 2022   |   14:47 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Diciptakan pada abad ke-17, denim sampai saat ini masih menjadi bagian fesyen terpenting sepanjang sejarah manusia. Pakaian yang awalnya digunakan oleh para penambang tersebut kini terus berkembang dan menjadi salah satu item fesyen yang tak lekang oleh waktu.

Belum banyak yang tahu soal sejarah denim. Bahan fesyen yang hampir dimiliki oleh semua orang itu punya cerita yang panjang. Namun, jangan khawatir, kita bisa menengok lika-liku perjalanan denim dari masa ke masa di ekshibisi Wall of Fades 2022 yang digelar di City Hall, PIM 3, Jakarta Selatan. Acara ini berlangsung sejak 18 November sampai dengan 20 November 2022.

Baca juga: Unik, Brand Denim Ini Masih Pakai Mesin Jahit Tua Era 1920-an

Founder Darahkubiru Panca Novianto mengatakan ekshibisi adalah menu utama dari gelaran Wall of Fades setiap tahunnya. Tahun ini, pihaknya mengangkat tema The Tale of a Timeless Classic.

Tema tersebut akan membawa pencinta fesyen menelusuri awal keberadaan denim hingga sekarang menjadi salah satu pakaian paling ikonik di dunia. Dalam ekhibisi ini, ada 5 bagian ekshibisi yang akan merangkum perjalanan denim dari masa ke masa.
 

Act 1 – Hello World

Dalam ruangan ini, pengunjung akan disajikan sebuah cerita nostalgia dari denim. Rangkaian panjang perjalanan denim diawali dari cerita penenun di Nimes, Prancis, yang secara tidak sengaja membuat denim modern pertama. Mereka menyebut materi itu sebagai serge de Nimes.
 

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Sementara itu, pekerja tekstil di Genoa, Italia, telah memproduksi kain wol dan kapas yang diwarnai nila. Di sini, mulai muncul kata jean, Jean merupakan istilah singkat untuk Genoa.

“Mungkin masih banyak yang belum tahu, di item fesyen ini adalah istilah denim ada jeans. Keduanya sama, tetapi lokasi penemuannya yang membedakan nama tersebut,” kata Panca.

Pada fase awal, denim lebih banyak digunakan oleh para penambang. Pakaian ini disukai karena bahannya yang tebal dan sangat fungsional untuk mendukung pekerjaan mereka.
 

Act 2 – Men, Defined

Dalam ruangan ini, pengunjung bisa melihat transformasi denim, dari pakaian kerja kemudian beralih menjadi fesyen yang tren pada 1930-an. Pemicunya ialah item fesyen ini mulai diserap oleh budaya Hollywood. Denim dicitrakan menjadi item fesyen untuk para koboi.
 

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Denim juga mulai berkembang menjadi statement yang dikenakan oleh orang-orang antiotoritas. Item fesyen ini pun sempat menghadapi kebijakan pelarangan di sekolah-sekolah. Merespons fenomena tersebut, Hollywood mulai membentuk dan mencerminkan budaya remaja pemberontak.
 

Act 3 – Wall of Culture

Panca mengatakan bagian ke tiga ini adalah bukti bahwa denim punya kedekatan dengan kehidupan banyak orang. Denim berperan penting di beberapa milestone yang terjadi dalam sejarah global.

 

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)




“Di instalasi ini, bisa dilihat bagaimana denim bisa membangkitkan sebuah culture baru, seperti culture koboi, punk rock, hingga hippies,” ungkapnya.

Denim juga jadi item fesyen yang menjadi saksi bisu runtuhnya Tembok Berlin. Di sini, pengunjung bisa melihat foto ikonik runtuhnya Tembok Berlin yang uniknya, hampir 90 persen orang di sana memakai denim.
 

Act 4 – The Bloom


Pada bagian ke empat, sebuah transformasi juga kembali terjadi pada denim. Dari yang awalnya hanya menyasar culture kecil, denim mulai berkembang menjadi item fesyen yang diterima masyarakat umum.
 

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Dahulu, denim yang terkenal ialah jenis raw. Sebab, banyak orang yang mencari fungsionalitasnya. Namun, pada era ini, denim mulai berkembang berkat teknologi pembuatannya. Alhasil, ada banyak seri bahan dan warna dan membuat denim lebih fleksibel.
 

Act 5 – The Timeless Classic


Pada fase ini, denim telah menjadi item fesyen kekinian, tetapi juga timeless. Denim mulai bisa memasuki dunia fashion show. Pada era ini, denim juga seperti kembali ke fase awal. Sejak era 2000-an, jenis raw denim kembali naik daun.
 

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Ekshibisi Wall of Fades 2022 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Jenis ini banyak disukai karena bisa menciptakan efek fading yang unik dan berbeda pada setiap pemakainya. Denim terus eksis di dunia mainstream, seperti jadi item fesyen musik tertentu.

“Disadari atau tidak, pertama kali iPhone di-launching Steve Job, dia juga pakai denim. Denim ternyata punya milestone yang gila juga di dalam bagian sejarah dunia ini,” kata Panca.

Baca juga: Anak Denim Hajatan di Wall of Fades 2022

Panca mengatakan denim ke depan akan terus berkembang. Dirinya melihat item fesyen ini mulai berkembang ke arah sustainable. Sebab, diakuinya denim adalah fesyen yang pembuatannya cukup boros air. Namun, dengan makin masifnya era sustainable, denim pun kini sedang bergerak ke arah sana.

SEBELUMNYA

Unik, Brand Denim Ini Masih Pakai Mesin Jahit Tua Era 1920-an

BERIKUTNYA

Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Pasang Meja Dapur

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: