Ilustrasi anak sakit (Sumber gambar: Cottonbro Studio/Pexels)

Tetap Waspada, Ini Fase Anak Mengalami Gagal Ginjal Akut yang Harus Segera Ditangani Dokter

08 November 2022   |   20:50 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Hangatnya kasus penyakit gagal ginjal akut masih mengintai masyarakat Indonesia terutama pada usia anak-anak. Sempat membuat para orang tua khawatir, kasus gagal ginjal akut sempat naik tajam pada Oktober 2022 lalu. Sejumlah aspek mengenai gejala klinis, tindakan pencegahan, dan penanganan penyakit ini terus menjadi pembicaraan di kalangan medis.

Apalagi, isu penyakit gagal ginjal akut kerap dikaitkan dengan konsumsi obat sirup anak-anak yang dijual bebas di pasaran. Hal itu disebut-sebut karena obat sirup anak mengandung Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) yang menyebabkan intoksifikasi pada tubuh anak-anak.

“Dugaan utama lonjakan kasus gagal ginjal akut ini karena adanya intoksifikasi EG dan DEG. Kementerian Kesehatan bersama BPOM juga sudah miminta agar seluruh apotek tidak menjual obat bebas dalam bentuk cair seperti sirup hingga penelitian lebih lanjut,” kata Dwi Oktavia selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta saat mengisi Media Workshop di Prodia.

Meski masih cukup mengkhawatirkan, Dwi Oktavia menyampaikan jika kasus dan kematian harian gagal ginjal akut pada anak di area DKI Jakarta terus mengalami penurunan sejak kebijakan pemberhentian konsumsi obat sirup dikeluarkan pada 18 Oktober 2022 lalu.

Baca jugaSerupa Tapi Tak Sama, Begini Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Kronis

“Kita perlu melakukan sosialisasi masif ke orang tua untuk memberhentikan segala bentuk penggunaan obat sirup yang mungkin masih ada di rumah,” lanjut Dwi Oktavioa.

Senada dengan pihak Dinas Kesehatan  DKI Jakarta, Dokter Konsultan Nefrologi Anak, Henny Adriani juga menyebut diperlukan kewaspadaan lebih dari orang tua untuk mengenali gejala gagal ginjal akut pada anak yang mungkin jarang diketahui.

“Setiap orang tua sebaiknya lebih memperhatikan jika ditemukan jumlah urin anak yang semakin sedikit atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali. Kemudian sulit diajak komunikasi dan kesadaran menurun juga merupakan tanda yang masih sering dianggap sepele,” kata Henny Adriani.

Menanggapi kenaikan kasus gagal ginjal akut pada anak yang tengah sering dibicarakan, dokter yang berperan dalam bidang penyakit dalam anak itu menyebut jika gagal ginjal akut bukanlah penyakit baru.

“Sebetulnya ini bukan penyakit baru dan sudah lama ada. Hanya saja dalam 2-3 bulan terakhir, kasus penyakit ini banyak sekali terjadi pada balita yang mulanya angkanya tidak besar untuk kasus balita. Namun, mulai Agustus lalu kasus ini mengalami kenaikan angka dan mulai membuat orang tua khawatir,” ungkap Henny melanjutkan.

Meski demikian, pihak Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan meminta agar orang tua tidak panik saat melihat gejala-gejala pertanda gagal ginjal akut pada anak. Sebagai informasi, berikut fase anak mengalami gagal ginjal akut dari gejala awal hingga gejala berat:
 

Ilustrasi anak demam (Sumber gambar: Gustavo Fring/Pexels)

Ilustrasi anak demam (Sumber gambar: Gustavo Fring/Pexels)

 
  • Gejala awal gagal ginjal akut pada anak: Diare, muntah, mual, batuk & pilek, kerap mengantuk, demam 3-5 hari.
  • Fase hari ke 2-6: Volume buang air kecil mulai menurun atau disebut oliguria.
  • Gejala menengah: Perubahan warna urine anak menjadi berwarna kecoklatan dan pekat.
  • Gejala berat: Terjadi perubahan warna dan volume urine yang signifikan atau anak tidak buang air kecil sama sekali dalam waktu 6-8 jam saat siang hari.
Jika menemui beberapa fase tersebut, orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Asyik, Penikmat Kopi Bakal Dimanjakan di Jakarta Coffee Week 2022

BERIKUTNYA

Solois Kanada Cate Rilis Mini Album Tell Me Things You Won't Take Back

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: