Cek Penyebab & Cara Mengatasi Kram Otot
03 November 2022 |
20:15 WIB
Kejang atau kram otot mungkin pernah Genhype alami. Kondisi yang kerap terjadi tiba-tiba ini bukan hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga rasa sakit atau nyeri yang tidak tertahankan. Biasanya kram terjadi pada area kaki, terutama di betis dan bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Mengutip Mayo Clinic, kram otot merupakan kontraksi yang datang mendadak pada salah satu atau sebagian otot. Otot menjadi kejang dan lebih keras dari biasanya ketika disentuh. Sensasi yang dirasakan mulai dari berkedut hingga nyeri hebat.
Selain sering terjadi pada kaki atau betis, kram juga bisa terjadi di otot paha, tangan, lengan, hingga perut. Itu bisa muncul saat kamu beraktivitas bahkan tidur di malam hari.
Sejauh ini tidak diketahui pasti penyebab dari kram otot. Namun demikian, para ahli menyebut kondisi ini bisa timbul akibat tidak cukup peregangan saat berolahraga, kelelahan otot, berolahraga dalam cuaca panas, dehidrasi. Kemudian, berkurangnya elektrolit dalam tubuh, pelepasan syaraf yang tidak disengaja, pasokan darah yang tidak memadai, kompresi saraf, hingga penipisan mineral di dalam tubuh.
Adapun lansia berisiko tinggi mengalami kram otot karena mereka kehilangan massa otot, sehingga otot yang tersisa bisa lebih mudah tertekan. Atlet yang keras berlatih, terutama dalam cuaca panas juga berisiko tinggi mengalaminya. Tidak terkecuali ibu hamil selama masa kehamilannya.
Dokter Umum dari Klikdokter Muhammad Iqbal Ramadhan menyebut penyakit diabetes dan gangguan tiroid juga berisiko tinggi mengalami kram otot.
Dia menyebut kram otot tergolong mudah untuk ditangani. Berikut cara mengatasi kram otot yang bisa langsung diaplikasikan ketika terjadi pada kamu :
Saat kram, setop semua aktivitas fisik yang sedang kamu lakukan. Duduk di lantai dan pastikan area yang mengalami kram tidak dalam kondisi tertekuk. Pertahankan posisi tersebut sementara beberapa waktu.
Untuk membuat otot lebih rileks, lakukan sedikit peregangan pada bagian otot yang mengalami kram. Sebagai contoh, apabila kram terjadi betis, angkat kaki dalam posisi lurus setinggi kepala.
Apabila kram terjadi pada area paha bagian depan atau otot quadriceps, gunakan kursi dan cobalah untuk tengkurap, kemudian tarik kaki yang keram ke arah bokong. Pastikan area yang keram diangkat ke arah berlawanan.
Apabila terlalu sakit untuk diregangkan, pijat bagian tubuh yang mengalami kram secara perlahan. Selain menenangkan otot, pijatan dapat mengurangi rasa sakit atau nyeri yang melanda. Ada baiknya gunakan balsem, minyak, atau salep untuk hasil lebih maksimal.
Opsi lain yakni kompres area yang kram dengan handuk hangat atau yang dibalut dengan es. Ini dapat membantu meredakan rasa nyeri. Kamu juga bisa merendam area tubuh yang kram dengan air hangat. Air hangat dapat membantu tubuh dan otot yang kejang menjadi lebih rileks.
Minumlah air putih untuk menghidrasi tubuh sehingga otot kembali berfungsi. Konsumsi air putih dalam jumlah cukup juga dapat membenahi sel-sel tubuh yang rusak. Minuman yang mengandung elektrolit juga menjadi pilihan untuk mencegah kram berulang.
Editor: Indyah Sutriningrum
Mengutip Mayo Clinic, kram otot merupakan kontraksi yang datang mendadak pada salah satu atau sebagian otot. Otot menjadi kejang dan lebih keras dari biasanya ketika disentuh. Sensasi yang dirasakan mulai dari berkedut hingga nyeri hebat.
Selain sering terjadi pada kaki atau betis, kram juga bisa terjadi di otot paha, tangan, lengan, hingga perut. Itu bisa muncul saat kamu beraktivitas bahkan tidur di malam hari.
Sejauh ini tidak diketahui pasti penyebab dari kram otot. Namun demikian, para ahli menyebut kondisi ini bisa timbul akibat tidak cukup peregangan saat berolahraga, kelelahan otot, berolahraga dalam cuaca panas, dehidrasi. Kemudian, berkurangnya elektrolit dalam tubuh, pelepasan syaraf yang tidak disengaja, pasokan darah yang tidak memadai, kompresi saraf, hingga penipisan mineral di dalam tubuh.
Adapun lansia berisiko tinggi mengalami kram otot karena mereka kehilangan massa otot, sehingga otot yang tersisa bisa lebih mudah tertekan. Atlet yang keras berlatih, terutama dalam cuaca panas juga berisiko tinggi mengalaminya. Tidak terkecuali ibu hamil selama masa kehamilannya.
Dokter Umum dari Klikdokter Muhammad Iqbal Ramadhan menyebut penyakit diabetes dan gangguan tiroid juga berisiko tinggi mengalami kram otot.
Dia menyebut kram otot tergolong mudah untuk ditangani. Berikut cara mengatasi kram otot yang bisa langsung diaplikasikan ketika terjadi pada kamu :
1. Istirahat
Saat kram, setop semua aktivitas fisik yang sedang kamu lakukan. Duduk di lantai dan pastikan area yang mengalami kram tidak dalam kondisi tertekuk. Pertahankan posisi tersebut sementara beberapa waktu.
2. Lakukan peregangan untuk relaksasi
Untuk membuat otot lebih rileks, lakukan sedikit peregangan pada bagian otot yang mengalami kram. Sebagai contoh, apabila kram terjadi betis, angkat kaki dalam posisi lurus setinggi kepala.
Apabila kram terjadi pada area paha bagian depan atau otot quadriceps, gunakan kursi dan cobalah untuk tengkurap, kemudian tarik kaki yang keram ke arah bokong. Pastikan area yang keram diangkat ke arah berlawanan.
3. Pijat perlahan
Apabila terlalu sakit untuk diregangkan, pijat bagian tubuh yang mengalami kram secara perlahan. Selain menenangkan otot, pijatan dapat mengurangi rasa sakit atau nyeri yang melanda. Ada baiknya gunakan balsem, minyak, atau salep untuk hasil lebih maksimal.
4. Kompres
Opsi lain yakni kompres area yang kram dengan handuk hangat atau yang dibalut dengan es. Ini dapat membantu meredakan rasa nyeri. Kamu juga bisa merendam area tubuh yang kram dengan air hangat. Air hangat dapat membantu tubuh dan otot yang kejang menjadi lebih rileks.
5. Hidrasi tubuh
Minumlah air putih untuk menghidrasi tubuh sehingga otot kembali berfungsi. Konsumsi air putih dalam jumlah cukup juga dapat membenahi sel-sel tubuh yang rusak. Minuman yang mengandung elektrolit juga menjadi pilihan untuk mencegah kram berulang.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.