Ilusrasi belanja online (sumber gambar : cardmapr /unsplash)

Simak 7 Perilaku Masyarakat Sambut Harbolnas

27 October 2022   |   15:34 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Genhype tentu sudah tidak sabar menyambut Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas yang diadakan setiap tanggal 12 12 setiap tahunnya kan? Ya, pesta belanja akhir tahun yang sudah dimulai sejak 2012 ini memang menjadi sesuatu yang dinantikan oleh masyarakat Indonesia.

Pasalnya, dalam momen tersebut sejumlah brand yang ada di berbagai e-commerce menawarkan promo dan penawaran menarik, sehingga meningkatkan minat masyarakat untuk berbelanja.

Nah, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Populix terhadap  1.274 responden dalam laporan berjudul “2022 Harbolnas Shopping Spree” ditemukan bahwa 84 persen responden yang berbelanja pada momentum Harbolnas didominasi oleh kelompok millenial yang berusia 26-35 tahun.

Baca juga: Begini Tren Belanja Masyarakat Jelang Akhir Tahun

Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix mengatakan untuk mempersiapkan diri menyambut momentum tersebut, pelaku bisnis perlu memahami lebih lanjut terkait minat dan preferensi generasi ini sebelum merancang kampanye dan promo Harbolnas 2022.

Karena itulah dalam survei ini, Populix memberikan beberapa inside terkait perilaku masyarakat yang berbelanja pada masa Harbolnas. Ingin tahu seperti apa surveinya, berikut rangkumannya:


1. E-Commerce Pilihan

Pada saat momentum Harbolnas, rupanya masyarakat memiliki referensi tersendiri dalam memilih e-commerce yang menjadi pilihan. Adapun e-commerce yang paling banyak menjadi pilihan baik oleh laki-laki maupun perempuan adalah Shopee (90 persen). Posisi selanjutnya diikuti oleh Tokopedia (66 persen), Lazada (34 persen), Bukalapak (15 persen), dan JD.ID (14 persen).


2. Alasan Berbelanja

Rupanya, banyak masyarakat yang memilih untuk berbelanja pada saat Harbolnas karena diskon atau potongan harga (31 persen) yang diberikan cukup menarik. Selain itu, mereka juga mengincar promo pada saat flash sale di jam tertentu (22 persen), adanya promo gratis ongkir (18 persen), cashback (12 persen), dan voucher belanja (6 persen).


3. Jam Berbelanja

Banyak diantara konsumen yang memilihh untuk belanja pada jam-jam tertentu. Karena banyak flash sale yang diincar di jam 12 malam maka berdasarkan hasil survei mayoritas masyarakat akan berbelanja di antara pukul 00.00 hingga 06.00 WIB (37 persen). Selanjutnya adalah pada jam pulang kerja hingga saat akan tidur yaitu di pukul 16.0 hingga 23.59 WIB (23 persen) selama periode Harbolnas.


4. Produk Pilihan

Hasil survei memperlihatkan bahwa pakaian (66 persen) serta produk kecantikan dan perawatan diri (51 persen) merupakan produk yang paling banyak dibeli selama Harbolnas, disusul produk elektronik, gadget dan aksesoris (43 persen), makanan dan minuman (36 persen), hobi (35 persen), dan furnitur rumah (32 persen).

Di antara kategori produk tersebut, survei mengungkap bahwa perempuan lebih banyak membeli produk kecantikan dan perawatan diri serta pakaian, sementara laki-laki lebih banyak membeli pakaian dan produk elektronik, gadget dan aksesoris, serta hobi.


5. Informasi Harbolnas

Untuk mendapatkan informasi seputar promo Harbolnas yang akan berlangsung, sebagian besar masyarakat Indonesia terpapar informasi mengenai Harbolnas melalui media sosial seperti Instagram (64 persen), iklan di Youtube (49 persen), TikTok (39 persen), dan Facebook (35 persen). Sementara itu, 39 persen masyarakat menyatakan akan memperhatikan informasi dari notifikasi mobile apps, disusul iklan di televisi (37 persen), dan informasi dari teman atau keluarga (28 persen).


6. Metode Pembayaran

Penggunaan metode pembayaran digital (cashless) telah menjadi preferensi utama masyarakat. Hal ini tercermin dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 68 persen masyarakat memilih menggunakan e-wallet ketika berbelanja selama Harbolnas, diikuti transfer bank (49 persen), dan paylater (25 persen).

Namun di tengah tingginya penggunaan metode pembayaran digital tersebut, survei juga menunjukkan bahwa 46 persen masyarakat Indonesia masih mengandalkan metode cash on delivery (COD). Metode ini masih dipilih sebagian besar masyarakat terutama mereka yang belum terbiasa atau familiar dengan mekanisme belanja online.

Di sisi lain, metode COD memiliki beberapa keunggulan sendiri, seperti memungkinkan masyarakat untuk mengecek terlebih dahulu apakah produk yang dikirimkan sesuai pesanan atau tidak, serta dapat menjadi opsi bagi kelompok masyarakat yang masih non-bankable (tidak memiliki rekening bank) atau masyarakat yang sudah bankable tetapi belum memahami metode pembayaran digital atau online.


7. Tipe Pengiriman Pilihan Masyarakat

Dalam hal metode pengiriman produk yang dibeli selama Harbolnas, tipe pengiriman reguler (71 persen) dan cash on delivery (46 persen) adalah tipe yang paling banyak dipilih masyarakat, diikuti dengan tipe pengiriman ekonomis atau hemat (32 persen), instan (19 persen), dan sameday (16 persen).

Sementara itu, jasa pengiriman yang sering digunakan oleh masyarakat meliputi J&T (77 persen), SiCepat (62 persen), JNE (53 persen), AnterAja (36 persen), dan Ninja Express (22 persen).


Editor: Indyah Sutriningrum

 

SEBELUMNYA

Salihara Hadirkan Lagi Kelas Filsafat, Yuk Cek Jadwalnya

BERIKUTNYA

5 Fakta Menarik Film Qodrat yang Mulai Tayang Hari Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: