Tip Mengelola Cicilan, Biar Kesehatan Finansial Tetap Terjaga
21 October 2022 |
18:01 WIB
Generasi muda saat ini mesti meningkatkan kehati-hatian terhadap cicilan. Sebab, berbagai produk cicilan kini bisa didapatkan dengan mudah, termasuk dengan munculnya pay later. Meski ada kemudahan, bukan berarti seseorang dapat membeli semua barang dengan cicilan.
Bagi sebagian orang, cicilan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hal yang diinginkan dengan cara yang cepat. Jadi, tidak perlu menabung dalam jumlah besar lagi sebelum membeli sesuatu. Dengan cicilan, kita bisa membayar secara berangsur sehingga lebih terjangkau.
Namun, apakah cara ini efektif atau justru bisa membuat kerugian finansial dalam jangka panjang? Certified financial planner Anisa Aprilia mengatakan generasi muda mesti memahami dengan benar apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka.
Baca juga: Yuk Ketahui & Hindari 10 Kesalahan Dasar Perencanaan Keuangan Ini
Membeli sesuatu melalui skema cicilan sebenarnya sah-sah saja dilakukan. Namun, yang perlu jadi perhatian ialah soal barang apa yang akan dibeli. Sebaiknya kamu menghindari membeli barang dengan cara dicicil untuk kategori keinginan. Namun, untuk kategori kebutuhan, jika menguntungkan boleh saja sesekali dilakukan.
Cicilan atau utang sebaiknya jumlahnya tidak boleh lebih dari 30 persen gaji. Dengan memberikan batasan tersebut, seseorang masih bisa mengatur keuangannya di pos-pos lain.
Anisa mengatakan merencanakan keuangan adalah merencanakan masa depan. Sebab, uang yang ada sekarang tidak hanya dipakai untuk tujuan saat ini, tetapi juga masa depan, seperti DP rumah, dana pensiun, dan sebagainya.
“Kalau cicilannya di atas batas wajar, itu bisa saja menggerus porsi untuk investasi atau menabung. Padahal, menabung dan investasi itu juga menjadi penting. Ya, minimal banget 10 persen dari penghasilan,” kata Anisa kepada Hypeabis.
Anisa menyebut sebagian generasi muda yang belum melek keuangan cenderung mudah tergoda cicilan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan cicilan asal digunakan dengan benar.
Dalam artian, cicilan mestinya hanya digunakan untuk membeli aset-aset produktif saja. Aset produktif ini nantinya bisa bernilai lebih pada masa depan atau setidaknya bisa menghasilkan uang lagi.
Anisa sangat tidak menyarankan menggunakan metode cicilan untuk hal-hal yang konsumtif. Misalnya, membeli pakaian bermerek, membeli gawai terbaru, dan sebagainya.
Kalau memang ada keinginan membeli barang konsumtif, Anisa lebih menyarankan menyiasatinya dengan menaruh pos tersebut di tabungan jangka pendek. Jadi, alokasinya tidak masuk ke pos cicilan.
Namun, bila ada yang sudah terjebak dalam skema cicilan. Ada beberapa strategi keuangan yang bisa disiasati untuk mengurangi beban cicilan. Anisa menyarankan untuk membuat daftar cicilan secara rinci, dari berapa besaran cicilan per bulan, berapa lama pembayaran, dan sebagainya.
“Cara melunasinya lebih enak pakai metode snowball. Jadi, misalnya, seseorang memiliki banyak cicilan. Nah, utamakan bayar yang kecil terlebih dahulu. Caranya ialah dengan menambah porsi pembayaran ke cicilan yang kecil ini supaya lebih cepat selesai,” kata dia.
Baca juga: Sudah Sehatkah Keuangan Kalian? Yuk Check Up Dulu dengan Jawab 6 Pertanyaan Ini
Cara ini bisa membantu seseorang untuk terlebih dahulu menyelesaikan beban cicilan yang nilainya kecil. Jika beban cicilan kecilnya sudah selesai, seseorang akan merasa lebih fokus untuk berusaha menyelesaikan utang lainnya.
Anisa menyarankan agar pembayaran cepat selesai, kamu juga bisa mengambil pos konsumtif atau tabungan untuk membayar cicilan. Cicilan yang sudah berlebih mesti segera jadi prioritas. Jadi, risikonya ialah pos keuangan konsumtif dan tabungan bisa terganggu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Bagi sebagian orang, cicilan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hal yang diinginkan dengan cara yang cepat. Jadi, tidak perlu menabung dalam jumlah besar lagi sebelum membeli sesuatu. Dengan cicilan, kita bisa membayar secara berangsur sehingga lebih terjangkau.
Namun, apakah cara ini efektif atau justru bisa membuat kerugian finansial dalam jangka panjang? Certified financial planner Anisa Aprilia mengatakan generasi muda mesti memahami dengan benar apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka.
Baca juga: Yuk Ketahui & Hindari 10 Kesalahan Dasar Perencanaan Keuangan Ini
Membeli sesuatu melalui skema cicilan sebenarnya sah-sah saja dilakukan. Namun, yang perlu jadi perhatian ialah soal barang apa yang akan dibeli. Sebaiknya kamu menghindari membeli barang dengan cara dicicil untuk kategori keinginan. Namun, untuk kategori kebutuhan, jika menguntungkan boleh saja sesekali dilakukan.
Tip Mengelola Cicilan Biar Finansial Aman
Selain soal jenis barang, cicilan juga harus memperhatikan kesehatan finansial. Dalam mengatur keuangan, ada skema umum yang biasa dipakai banyak orang menyiasati cicilan atau utang.Cicilan atau utang sebaiknya jumlahnya tidak boleh lebih dari 30 persen gaji. Dengan memberikan batasan tersebut, seseorang masih bisa mengatur keuangannya di pos-pos lain.
Anisa mengatakan merencanakan keuangan adalah merencanakan masa depan. Sebab, uang yang ada sekarang tidak hanya dipakai untuk tujuan saat ini, tetapi juga masa depan, seperti DP rumah, dana pensiun, dan sebagainya.
“Kalau cicilannya di atas batas wajar, itu bisa saja menggerus porsi untuk investasi atau menabung. Padahal, menabung dan investasi itu juga menjadi penting. Ya, minimal banget 10 persen dari penghasilan,” kata Anisa kepada Hypeabis.
Anisa menyebut sebagian generasi muda yang belum melek keuangan cenderung mudah tergoda cicilan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan cicilan asal digunakan dengan benar.
Dalam artian, cicilan mestinya hanya digunakan untuk membeli aset-aset produktif saja. Aset produktif ini nantinya bisa bernilai lebih pada masa depan atau setidaknya bisa menghasilkan uang lagi.
Anisa sangat tidak menyarankan menggunakan metode cicilan untuk hal-hal yang konsumtif. Misalnya, membeli pakaian bermerek, membeli gawai terbaru, dan sebagainya.
Kalau memang ada keinginan membeli barang konsumtif, Anisa lebih menyarankan menyiasatinya dengan menaruh pos tersebut di tabungan jangka pendek. Jadi, alokasinya tidak masuk ke pos cicilan.
Tip Mengurangi Cicilan yang Telanjur Menumpuk
Namun, bila ada yang sudah terjebak dalam skema cicilan. Ada beberapa strategi keuangan yang bisa disiasati untuk mengurangi beban cicilan. Anisa menyarankan untuk membuat daftar cicilan secara rinci, dari berapa besaran cicilan per bulan, berapa lama pembayaran, dan sebagainya.
“Cara melunasinya lebih enak pakai metode snowball. Jadi, misalnya, seseorang memiliki banyak cicilan. Nah, utamakan bayar yang kecil terlebih dahulu. Caranya ialah dengan menambah porsi pembayaran ke cicilan yang kecil ini supaya lebih cepat selesai,” kata dia.
Baca juga: Sudah Sehatkah Keuangan Kalian? Yuk Check Up Dulu dengan Jawab 6 Pertanyaan Ini
Cara ini bisa membantu seseorang untuk terlebih dahulu menyelesaikan beban cicilan yang nilainya kecil. Jika beban cicilan kecilnya sudah selesai, seseorang akan merasa lebih fokus untuk berusaha menyelesaikan utang lainnya.
Anisa menyarankan agar pembayaran cepat selesai, kamu juga bisa mengambil pos konsumtif atau tabungan untuk membayar cicilan. Cicilan yang sudah berlebih mesti segera jadi prioritas. Jadi, risikonya ialah pos keuangan konsumtif dan tabungan bisa terganggu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.