Warna Urine Pada Anak Bisa Jadi Gejala Penyakit Ginjal Akut
13 October 2022 |
13:55 WIB
Warna urine ternyata dapat memberikan banyak petunjuk tentang kesehatan, termasuk soal potensi anak terkena gagal ginjal akut. Urine memang sangat berkaitan dengan kesehatan ginjal. Sebab, urine adalah hasil penyaringan darah oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan oleh tubuh.
Warna urine yang normal sebenarnya cukup bervariasi, hal itu tergantung seberapa banyak cairan yang dikonsumsi. Seseorang yang meminum air mineral secara cukup, warna urine akan terlihat lebih jernih. Sebaliknya, jika meminum sedikit air, warna urine akan lebih pekat.
Perubahan warna juga bisa terjadi karena kadar protein atau gula yang tidak normal, tingginya sel darah merah atau putih, dan adanya partikel lain di dalamnya. Oleh karena itu,masalah warna urine jadi sangat berkaitan dengan kesehatan ginjal.
Deteksi lebih dini terhadap kesehatan ginjal anak akan membuat mereka bisa mendapat pengobatan yang lebih baik. Terlebih, saat ini juga sedang ramai soal gangguan ginjal akut misterius yang menimpa banyak anak Indonesia.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan setidaknya ada 131 anak yang terkena gagal ginjal akut yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. Kasus gagal ginjal akut mulai muncul sebanyak satu atau dua laporan per bulan sejak Januari 2022. Namun, lonjakan kasusnya meningkat hingga lebih dari 100 anak dalam dua bulan terakhir ini.
Dokter spesialis anak konsultan Henny Adriani mengatakan produk pembuangan utama ginjal adalah air kencing. Oleh karena itu, kelainan pada air kencing bisa mencerminkan kondisi kesehatan ginjal seseorang.
Ketika air urine berwarna pekat, kemungkinan si anak kekurangan cairan tubuh atau jarang meminum air. Padahal, ginjal termasuk organ yang mesti dibasahi terus dengan air. Jangan sampai ginjal mengalami kekurangan air.
Henny menyebut kesehatan ginjal juga bisa dilihat dari kejernihan urine. Jika terkena infeksi, urine anak biasanya akan lebih keruh dan muncul bulir-bulir seperti beras di dalam air kencing.
Henny mengatakan ada beberapa warna urine yang juga perlu diwaspadai. Misalnya, seperti warna urine yang kemerahan. Warna merah bisa menandakan infeksi saluran kemih karena sel darah merah yang tercampur di dalam air kencing. Selain itu, peradangan di ginjal dan batu ginjal juga bisa jadi alasan air seni berubah jadi merah.
Selain dari warna, periode anak kencing juga bisa jadi penanda lain. Anak-anak yang jarang kencing patut diwaspadai oleh orang tua. Anak normalnya buang air kecil sebanyak 5-6 kali dalam sehari. Jika kencingnya berkurang, bisa jadi ada masalah di ginjal yang meyebabkan produksi air seni berkurang drastis.
Henny mengatakan cara terbaik menjaga kesehatan ginjal ialah dengan rutin mengonsumsi air dalam jumlah yang tepat. Air yang dimaksud ialah air putih atau air mineral.
Sebagai tambahan, anak juga masih diperbolehkan untuk mengonsumsi minuman elektrolit atau jus buah. Asalkan jus buah tidak ditambahkan pemanis dan pengawet. Jadi, jus buah benar-benar natural tanpa tambahan apa pun lagi.
Orang tua sebaiknya mulai membatasi minuman-minuman manis pada anak. Meski sangat disukai anak-anak, minuman manis justru berdampak buruk bagi kesehatan. Konsumsi gula berlebih pada anak bisa menyebabkan obesitas, yang mana akan membebani ginjal.
Editor: M R Purboyo
Warna urine yang normal sebenarnya cukup bervariasi, hal itu tergantung seberapa banyak cairan yang dikonsumsi. Seseorang yang meminum air mineral secara cukup, warna urine akan terlihat lebih jernih. Sebaliknya, jika meminum sedikit air, warna urine akan lebih pekat.
Perubahan warna juga bisa terjadi karena kadar protein atau gula yang tidak normal, tingginya sel darah merah atau putih, dan adanya partikel lain di dalamnya. Oleh karena itu,masalah warna urine jadi sangat berkaitan dengan kesehatan ginjal.
Deteksi lebih dini terhadap kesehatan ginjal anak akan membuat mereka bisa mendapat pengobatan yang lebih baik. Terlebih, saat ini juga sedang ramai soal gangguan ginjal akut misterius yang menimpa banyak anak Indonesia.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan setidaknya ada 131 anak yang terkena gagal ginjal akut yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. Kasus gagal ginjal akut mulai muncul sebanyak satu atau dua laporan per bulan sejak Januari 2022. Namun, lonjakan kasusnya meningkat hingga lebih dari 100 anak dalam dua bulan terakhir ini.
Cek Warna Urine Anak
Dokter spesialis anak konsultan Henny Adriani mengatakan produk pembuangan utama ginjal adalah air kencing. Oleh karena itu, kelainan pada air kencing bisa mencerminkan kondisi kesehatan ginjal seseorang.
Ketika air urine berwarna pekat, kemungkinan si anak kekurangan cairan tubuh atau jarang meminum air. Padahal, ginjal termasuk organ yang mesti dibasahi terus dengan air. Jangan sampai ginjal mengalami kekurangan air.
Henny menyebut kesehatan ginjal juga bisa dilihat dari kejernihan urine. Jika terkena infeksi, urine anak biasanya akan lebih keruh dan muncul bulir-bulir seperti beras di dalam air kencing.
Henny mengatakan ada beberapa warna urine yang juga perlu diwaspadai. Misalnya, seperti warna urine yang kemerahan. Warna merah bisa menandakan infeksi saluran kemih karena sel darah merah yang tercampur di dalam air kencing. Selain itu, peradangan di ginjal dan batu ginjal juga bisa jadi alasan air seni berubah jadi merah.
Selain dari warna, periode anak kencing juga bisa jadi penanda lain. Anak-anak yang jarang kencing patut diwaspadai oleh orang tua. Anak normalnya buang air kecil sebanyak 5-6 kali dalam sehari. Jika kencingnya berkurang, bisa jadi ada masalah di ginjal yang meyebabkan produksi air seni berkurang drastis.
Cara Menjaga Kesehatan Ginjal
Ilustrasi ginjal/Freepik
Henny mengatakan cara terbaik menjaga kesehatan ginjal ialah dengan rutin mengonsumsi air dalam jumlah yang tepat. Air yang dimaksud ialah air putih atau air mineral.
Sebagai tambahan, anak juga masih diperbolehkan untuk mengonsumsi minuman elektrolit atau jus buah. Asalkan jus buah tidak ditambahkan pemanis dan pengawet. Jadi, jus buah benar-benar natural tanpa tambahan apa pun lagi.
Orang tua sebaiknya mulai membatasi minuman-minuman manis pada anak. Meski sangat disukai anak-anak, minuman manis justru berdampak buruk bagi kesehatan. Konsumsi gula berlebih pada anak bisa menyebabkan obesitas, yang mana akan membebani ginjal.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.