Mengenal Sejarah dan Ciri Khas Gaya Arsitektur Renaisans
10 October 2022 |
16:18 WIB
Seni arsitektur selalu mencerminkan kemajuan umat manusia saat beradaptasi dengan lingkungan di setiap zaman. Salah satu peninggalan istimewa dari masa-masa tersebut adalah gaya arsitektur Renaisans dengan bangunannya yang megah.
Gaya arsitektur Renaisans banyak dijumpai di benua Eropa, khususnya di Florence , Italia. Masa Renaisans yang berarti kelahiran kembali, memang menjadi titik tolak bangkitnya lagi budaya klasik di Italia hingga menyebar ke penjuru dunia.
Nah, bagi Genhype yang penasaran bagaimana awal mula munculnya gaya arsitektur ini, yuk simak rangkuman Hypeabis.id mengenai sejarah asal-usul dan ciri khas gaya arsitektur Renaisans dalam ulasan berikut.
Seni arsitektur Renaisans banyak terisnpirasi dari gaya arsitektur klasik yang bersal dari prinsip bangunan pada masa Yunani dan Romawi kuno. Arsitektur ini juga menjadi cahaya pada masa abad pertengahan yang dikenal sebagai periode kegelapan di Eropa.
Pada masa ini banyak arsitek-arsitek di Italia yang mulai meninggalkan gaya arsitektur bernuansa agama yang dulunya banyak diterapkan saat periode abad pertengahan. Mereka mulai menerapkan prinsip arsitektur berskala manusia, atau antrosentris yang lebih bersifat duniawi.
Salah satu tokoh penting yang memperkenalkan gaya arsitektur ini adalah Filipo Brunelleschi, seorang desainer dan arsitek dari Italia yang membuat karya fenomnal kubah Katedral Florence. Selain itu, dia juga banyak melakukan terobosan yang kemudian menyebar hingga ke Prancis, Jerman, dan Inggris.
Dari segi karakteristik, ciri khas gaya arsitektur Renaisans memiliki kesan megah dan menawan yang dapat dilihat dari berbagai tampilan sudut dekorasi bangunan yang dibuat pada masa tersebut.
Meski menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi kuno, para arsitek di masa itu tidak semata-mata menjiplak gaya arsitektur klasik. Tapi mereka juga bereksperimen dan mengeksplorasi berbagai gaya sehingga tidak tejebak pada nostalgia semata.
Beberapa ciri untuk mengenali gaya khas ini a.l, dari segi denah, di mana gaya arsitektur Renaisans menitikberatkan pada keseimbangan dan kesimetrisan bentuk yang kongruen. Hal ini bisa dilihat dari bangunan Basilika Santo Petrus di Vatikan, Roma, Italia.
Tak hanya itu, fasad bangunan dengan gaya arsitektur Renaisans juga dibuat simetris di sekitar sumbu bangunan. Atap bangunan juga cendreung berbentuk limas atau berbentuk kubah cembung yang menjadi ciri khas baru dalam gaya arsitektur ini.
Sementara itu, di bagian interior, para arsitek juga banyak menerapkan kombinasi unsur klasik yang dapat dilihat dari dekorasi, mozaik, patung, relief, lukisan dinding, hingga lukisan di langit-langit yang biasanya mengambil tema epos dengan aliran romantisme.
Beberapa bangunan arsitektur Renaisans yang saat ini masih dapat dikunjungi di negara-negara Eropa yakni, El Escorial di Spanyol, yang disebut sabagai salah satu bangunan arsitektur Reanisans terbesar di dunia dan dibangun pada tahun 1563.
Di Prancis, Genhype juga bisa mengunjungi Chetau de Chambord yang dirancang oleh arsitek asal Italia, Domenico da Cortona pada tahun 1519, yang berkolaborasi dengan insinyur dari Prancis Pierre Nepveu, dan selesai dibangun pada 1547.
Namun, jika tak ingin jauh-jauh ke luar negeri, di Indonesia juga ada bangunan dengan ciri arsitektural Neo-Renasisans, yakni Museum Bank Indonesia yang dibangun pada masa kolonial Belanda dan dirancang oleh arsitek Eduard Cuypers. Nah itu dia Genhype, sejarah dan ciri bangunan arsitektur Renaisans. Selamat mengunjunginya ya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Gaya arsitektur Renaisans banyak dijumpai di benua Eropa, khususnya di Florence , Italia. Masa Renaisans yang berarti kelahiran kembali, memang menjadi titik tolak bangkitnya lagi budaya klasik di Italia hingga menyebar ke penjuru dunia.
Nah, bagi Genhype yang penasaran bagaimana awal mula munculnya gaya arsitektur ini, yuk simak rangkuman Hypeabis.id mengenai sejarah asal-usul dan ciri khas gaya arsitektur Renaisans dalam ulasan berikut.
Sejarah Arsitektur Renaisans
Arsitektur Renaisanns merupakan gaya arsitektur di Eropa yang bermula pada abad ke-15 hingga awal abad ke-17 setelah Eropa mengakhiri periode abad pertengahan pasca runtuhnya kekaisaran Byzantium dan Romawi Timur.Seni arsitektur Renaisans banyak terisnpirasi dari gaya arsitektur klasik yang bersal dari prinsip bangunan pada masa Yunani dan Romawi kuno. Arsitektur ini juga menjadi cahaya pada masa abad pertengahan yang dikenal sebagai periode kegelapan di Eropa.
Pada masa ini banyak arsitek-arsitek di Italia yang mulai meninggalkan gaya arsitektur bernuansa agama yang dulunya banyak diterapkan saat periode abad pertengahan. Mereka mulai menerapkan prinsip arsitektur berskala manusia, atau antrosentris yang lebih bersifat duniawi.
The Marciana Library. (Sumber gambar: Visit Venezia)
Ciri Khas Gaya Arsitektur Renaisans
Dari segi karakteristik, ciri khas gaya arsitektur Renaisans memiliki kesan megah dan menawan yang dapat dilihat dari berbagai tampilan sudut dekorasi bangunan yang dibuat pada masa tersebut.Meski menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi kuno, para arsitek di masa itu tidak semata-mata menjiplak gaya arsitektur klasik. Tapi mereka juga bereksperimen dan mengeksplorasi berbagai gaya sehingga tidak tejebak pada nostalgia semata.
Beberapa ciri untuk mengenali gaya khas ini a.l, dari segi denah, di mana gaya arsitektur Renaisans menitikberatkan pada keseimbangan dan kesimetrisan bentuk yang kongruen. Hal ini bisa dilihat dari bangunan Basilika Santo Petrus di Vatikan, Roma, Italia.
Tak hanya itu, fasad bangunan dengan gaya arsitektur Renaisans juga dibuat simetris di sekitar sumbu bangunan. Atap bangunan juga cendreung berbentuk limas atau berbentuk kubah cembung yang menjadi ciri khas baru dalam gaya arsitektur ini.
Sementara itu, di bagian interior, para arsitek juga banyak menerapkan kombinasi unsur klasik yang dapat dilihat dari dekorasi, mozaik, patung, relief, lukisan dinding, hingga lukisan di langit-langit yang biasanya mengambil tema epos dengan aliran romantisme.
Bangunan El Escorial di Spanyol (sumber gambar Unsplash/Hernan Gonzalez)
Di Prancis, Genhype juga bisa mengunjungi Chetau de Chambord yang dirancang oleh arsitek asal Italia, Domenico da Cortona pada tahun 1519, yang berkolaborasi dengan insinyur dari Prancis Pierre Nepveu, dan selesai dibangun pada 1547.
Namun, jika tak ingin jauh-jauh ke luar negeri, di Indonesia juga ada bangunan dengan ciri arsitektural Neo-Renasisans, yakni Museum Bank Indonesia yang dibangun pada masa kolonial Belanda dan dirancang oleh arsitek Eduard Cuypers. Nah itu dia Genhype, sejarah dan ciri bangunan arsitektur Renaisans. Selamat mengunjunginya ya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.