Yuk, Kenalan Sama 5 Kuliner Khas Daerah yang Jarang Didengar
27 June 2021 |
21:00 WIB
4. Rabeg Banten
Rabeg merupakan makanan tradisional Banten yang diadaptasi dari kuliner Arab dengan bahan utama daging dan jeroan kambing. Rabeg disajikan dengan rasa pedas bercampur manis dan tampilannya hampir mirip dengan semur yang dipadukan dengan tongseng karena terdapat berbagai rempah–rempah di dalamnya.
Jika kalian sedang melakukan wisata ke daerah Banten, khususnya wilayah Serang, kalian bisa coba mengunjungi rumah makan Rabeg khas Serang H. Naswi Magersari di Jl. Mayor Syafei No.30, Kotabaru.
5. Gulo Puan
Gulo Puan memiliki sejarah sebagai makanan para bangsawan di Kesultanan Palembang. Dulunya, makanan ini adalah upeti dari masyarakat Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI) kepada Sultan Palembang. Tapi, seiring berjalannya waktu, makanan ini berkembang dan menjadi makanan tradisional khas Palembang.
Makanan ini sebenarnya adalah kue berwarna coklat. Biasanya, Gulo Puan ini disantap untuk menemani minum kopi atau teh. Tapi, Gulo Puan lebih nikmat jika disantap bersama roti tawar. Saat ini, tak mudah mendapatkan kudapan khas Palembang tersebut. Hanya pada waktu dan tempat tertentu kalian dapat menjumpainya, misalnya saat hari jumat di Masjid Agung Palembang. Biasanya, Gulo Puan dijual oleh pedagang kaki lima (PKL).
Editor: Roni Yunianto
Rabeg Banten (dok: Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Jawa Barat)
Rabeg merupakan makanan tradisional Banten yang diadaptasi dari kuliner Arab dengan bahan utama daging dan jeroan kambing. Rabeg disajikan dengan rasa pedas bercampur manis dan tampilannya hampir mirip dengan semur yang dipadukan dengan tongseng karena terdapat berbagai rempah–rempah di dalamnya.
Jika kalian sedang melakukan wisata ke daerah Banten, khususnya wilayah Serang, kalian bisa coba mengunjungi rumah makan Rabeg khas Serang H. Naswi Magersari di Jl. Mayor Syafei No.30, Kotabaru.
5. Gulo Puan
Gulo Puan (dok: TukangMakanBanyak)
Gulo Puan memiliki sejarah sebagai makanan para bangsawan di Kesultanan Palembang. Dulunya, makanan ini adalah upeti dari masyarakat Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI) kepada Sultan Palembang. Tapi, seiring berjalannya waktu, makanan ini berkembang dan menjadi makanan tradisional khas Palembang.
Makanan ini sebenarnya adalah kue berwarna coklat. Biasanya, Gulo Puan ini disantap untuk menemani minum kopi atau teh. Tapi, Gulo Puan lebih nikmat jika disantap bersama roti tawar. Saat ini, tak mudah mendapatkan kudapan khas Palembang tersebut. Hanya pada waktu dan tempat tertentu kalian dapat menjumpainya, misalnya saat hari jumat di Masjid Agung Palembang. Biasanya, Gulo Puan dijual oleh pedagang kaki lima (PKL).
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.