Ilustrasi ayah dan anak. (Dok. Any Lane dari Pexels)

Ayah Punya Peran dalam Pendidikan Kesehatan Mental pada Anak, Bagaimana Caranya?

27 June 2021   |   10:28 WIB

Kesehatan mental merupakan hal yang baru bagi anak atau adik dari Genhype, sehingga pendidikan tentang hal ini perlu juga untuk dikenalkan sejak dini. Namun tahu enggak? kalau perkembangan dan kesehatan mental pada anak juga ada karena peran penting dari orang tua.

Menurut Kunmi Sobowale, penasihat klinis untuk perusahaan kesehatan mental anak Little Otter, hal ini dibuktikan oleh beberapa studi yang menunjukan bahwa keterlibatan orang tua dalam pengasuhan anak adalah faktor pelindung terhadap penyakit mental anak di masa yang akan datang.

Akan tetapi, Sobawale menilai bahwa peran seorang laki-laki dalam mengadvokasi kesehatan mental anak bisa mengurangi stigma negatif terhadap kesehatan mental, beserta dengan peran ayah dalam perkembangan mental anak.

Advokasi ini penting bagi anak laki-laki yang lebih banyak menghadapi kondisi mental di masa kehidupan awal seperti penyakit hiperaktivitas dan spektrum autisme dibandingkan dengan anak perempuan.

Sayangnya, seringkali ada batasan yang dialami para ayah untuk mendidik anak tentang kesehatan mental dan mempromosikan praktik dari kesehatan mental yang sehat, dikarenakan stereotip dalam beberapa budaya di masyarakat bahwa laki-laki dilarang membicarakan perasaan dan kesehatan mental secara terbuka.

Karena itu, penting bagi Genhype yang akan menjadi atau sudah menjadi ayah untuk tahu lima cara dalam mengajarkan anak tentang kesehatan mental menurut para ahli kesehatan.

1. Lakukan latihan dan berikan motivasi pada anak untuk meregulasi perasaan, di mana cara ini bisa dilakukan dengan menjadikan diri sebagai contoh melalui pelabelan emosi, serta membangun kosa kata emosi dan perasaan melalui buku.

2. Ajari anak kemampuan dalam kecerdasan emosional melalui serangkaian aktivitas untuk mengidentifikasi, mengenal, menyadari, mengekspresikan, dan meregulasi emosi mereka. Aktivitas yang bisa dilakukan adalah dengan membangun diskusi bersama anak tentang hari-hari yang mereka jalankan selama satu hari.

3. Jelaskan kepada anak bahwa selain ada dokter yang bisa mengobati fisik anak, ada juga dokter yang bisa mengobati pikiran, perasaan, dan emosi anak.

4. Sampaikan kepada anak tentang kekhawatiran terhadap kesehatan mental yang ada dalam diri sendiri sehingga ada dukungan kesehatan mental yang bisa didapat.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Sempat Jeda, Hyunjin Stray Kids Kembali Beraktivitas Mulai Juli

BERIKUTNYA

Pembaruan Telegram, Kini Pengguna Bisa Lakukan Panggilan Video & Ada Tampilan Baru Pula

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: