Cantik & Unik, Yuk Intip Tradisi Lukis Tangan Pengantin dengan Daun Pacar!
30 September 2022 |
11:20 WIB
1
Like
Like
Like
Daya magis yang dimunculkan daun inai memang tidak dapat disangkal. Meski bukan merupakan budaya asli Indonesia, kehadirannya sejak berabad silam telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian ritual acara adat pernikahan tradisional di sejumlah daerah Nusantara.
Pacar merupakan salah satu kosmetik tertua di dunia, beberapa kebudayaan seperti India, Mesir, Sumeria, dan sepanjang Mediterania telah mengenal pemakaian pacar pada kulit, kuku, dan rambut. Pacar juga sering disebut inai atau henna, tergantung dari bahasa daerah yang mengenalnya. Pada kebudayaan kuno, pacar melambangkan kesuburan dan kemenangan.
Di Indonesia prosesi mempercantik diri dengan mengukir pacar bisa ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Tradisi menyebutkan, pemakaian pacar pada bagian tubuh calon pengantin sebagai wujud kebahagiaan, penyucian diri, dan kemakmuran yang diharapkan melimpah setelah melangkah ke kehidupan pernikahan.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Konsep Pengantin Betawi Modern di Gebyar Pernikahan Indonesia
Seni mengukir tangan di Indonesia dimulai dari masuknya Islam yang dibawa pedagang Gujarat India dan Arab. Tidak mengherankan bila pola-pola ukiran yang ditemui mengadopsi pola indomongoloid (gaya Maroko, India, Arab, dan Mesir).
Daun pacar tumbuh subur di Asia Barat Daya dan beberapa negara yang berada di garis khatulistiwa Afrika dan Laut Tengah. Negara yang terkenal sebagai penghasil daun pacar adalah Mesir, Sudan, India, dan China. Tanah di Indonesia juga cocok untuk ditanami tanaman yang masuk rumpun Lythracees ini.
Pacar untuk beberapa daerah di Indonesia diberikan pada kuku-kuku tangan dan kaki. Namun, untuk pernikahan adat Aceh, Palembang, Bugis, dan Makassar, pacar ditorehkan seperti lukisan pada telapak tangan dan kaki calon pengantin.
Tradisi menghias tangan ini juga ada di beberapa daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya di Aceh dikenal dengan Malam Bohgaca atau disebut juga Malam Berinai di mana orang-orang berkumpul yang biasanya dilakukan sebelum akad nikah.
Pada saat ini, daun pacar ditumbuk halus pada mangkuk besar lalu dipakaikan pada kuku-kuku kaki dan tangan calon pengantin sampai hasilnya terlihat terang. Pemakaian daun pacar pada calon pengantin ini memiliki makna bahwa istri sebagai obat pelipur lara dan perhiasan rumah tangga.
Adapun di Minangkabau juga terdapat Malam Bainai di mana calon pengantin diberi pacar sekaligus petuah. Di pelosok solok selatan biasanya dilakukan seminggu sebelum akad nikah atau disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan berpakaian adat lengkap, calon pengantin berurutan diberi inai oleh ibu, calon ibu mertua, sesepuh, kerabat, tamu kehormatan, bako-bako, teman atau sahabat yang dipilih. Pemberi pacar biasanya berjumlah 9 orang dan menyisakan satu jari tanpa inai. Prosesi ini berlangsung dari petang hingga malam hari.
Pacar yang asli akan semakin terlihat warnanya setelah beberapa hari pembuatan, dan pastikan warna yang terlihat adalah merah lembut. Selain itu penginai harus terlebih dahulu mencocokkan pacar dengan kulit pengantin untuk meminimalisir terjadinya alergi.
Biasanya penginai menumbuk sendiri daun pacar sebagai bahan dasar. Untuk mendapat warna yang lebih hidup, penginai mengimpor pacar dari Yaman atau India.
Baca juga: Cantiknya Riasan Pernikahan Via Vallen yang Bernuansa Tradisional
Saat ini, pacar atau henna berkembang dengan berbagai motif. Tidak seperti dulu, warna henna yang biasanya cokelat pekat, atau cokelat kemerah merahan, tren henna saat ini, dengar warna putih dan motif simpel. Sehingga pengantin bisa memadupadankan gaun yang dipakai dengan warna henna.
Editor: Fajar Sidik
Pacar merupakan salah satu kosmetik tertua di dunia, beberapa kebudayaan seperti India, Mesir, Sumeria, dan sepanjang Mediterania telah mengenal pemakaian pacar pada kulit, kuku, dan rambut. Pacar juga sering disebut inai atau henna, tergantung dari bahasa daerah yang mengenalnya. Pada kebudayaan kuno, pacar melambangkan kesuburan dan kemenangan.
Di Indonesia prosesi mempercantik diri dengan mengukir pacar bisa ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Tradisi menyebutkan, pemakaian pacar pada bagian tubuh calon pengantin sebagai wujud kebahagiaan, penyucian diri, dan kemakmuran yang diharapkan melimpah setelah melangkah ke kehidupan pernikahan.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Konsep Pengantin Betawi Modern di Gebyar Pernikahan Indonesia
Seni mengukir tangan di Indonesia dimulai dari masuknya Islam yang dibawa pedagang Gujarat India dan Arab. Tidak mengherankan bila pola-pola ukiran yang ditemui mengadopsi pola indomongoloid (gaya Maroko, India, Arab, dan Mesir).
Daun pacar tumbuh subur di Asia Barat Daya dan beberapa negara yang berada di garis khatulistiwa Afrika dan Laut Tengah. Negara yang terkenal sebagai penghasil daun pacar adalah Mesir, Sudan, India, dan China. Tanah di Indonesia juga cocok untuk ditanami tanaman yang masuk rumpun Lythracees ini.
Pacar untuk beberapa daerah di Indonesia diberikan pada kuku-kuku tangan dan kaki. Namun, untuk pernikahan adat Aceh, Palembang, Bugis, dan Makassar, pacar ditorehkan seperti lukisan pada telapak tangan dan kaki calon pengantin.
Tradisi menghias tangan ini juga ada di beberapa daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya di Aceh dikenal dengan Malam Bohgaca atau disebut juga Malam Berinai di mana orang-orang berkumpul yang biasanya dilakukan sebelum akad nikah.
Pada saat ini, daun pacar ditumbuk halus pada mangkuk besar lalu dipakaikan pada kuku-kuku kaki dan tangan calon pengantin sampai hasilnya terlihat terang. Pemakaian daun pacar pada calon pengantin ini memiliki makna bahwa istri sebagai obat pelipur lara dan perhiasan rumah tangga.
Adapun di Minangkabau juga terdapat Malam Bainai di mana calon pengantin diberi pacar sekaligus petuah. Di pelosok solok selatan biasanya dilakukan seminggu sebelum akad nikah atau disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan berpakaian adat lengkap, calon pengantin berurutan diberi inai oleh ibu, calon ibu mertua, sesepuh, kerabat, tamu kehormatan, bako-bako, teman atau sahabat yang dipilih. Pemberi pacar biasanya berjumlah 9 orang dan menyisakan satu jari tanpa inai. Prosesi ini berlangsung dari petang hingga malam hari.
Bahan Alami
Dalam proses penginaian, pilihlah bahan yang alami. Meski dalam bentuk bubuk, pacar tetap ramah lingkungan dan tidak berbahaya. Namun, pilihlah pacar asli ketimbang yang memiliki warna lebih gelap, pacar berwarna hitam bisa berbahaya karena mengandung bahan kimia yang berkemungkinan mengelupas kulit dan menyebabkan kanker.Pacar yang asli akan semakin terlihat warnanya setelah beberapa hari pembuatan, dan pastikan warna yang terlihat adalah merah lembut. Selain itu penginai harus terlebih dahulu mencocokkan pacar dengan kulit pengantin untuk meminimalisir terjadinya alergi.
Biasanya penginai menumbuk sendiri daun pacar sebagai bahan dasar. Untuk mendapat warna yang lebih hidup, penginai mengimpor pacar dari Yaman atau India.
Cara Membuat Ramuan Pacar
Bubuk pacar dicampur dengan perasan lemon atau jeruk nipis lalu diaduk rata dan siap diaplikasikan ke tangan dan kaki. Diamkan selama 1 hingga 6 jam. Bila ingin hasil warna yang lebih terang dapat didiamkan selama semalaman. Untuk kamu yang ingin warna pacar lebih unik bisa menambahkan minyak lavender atapun minyak kayu putih. Tambahkan gula pasir untuk membuat tekstur lebih lembut. Jangan lupa melakukan tes pada kulit terlebih dahulu.Baca juga: Cantiknya Riasan Pernikahan Via Vallen yang Bernuansa Tradisional
Saat ini, pacar atau henna berkembang dengan berbagai motif. Tidak seperti dulu, warna henna yang biasanya cokelat pekat, atau cokelat kemerah merahan, tren henna saat ini, dengar warna putih dan motif simpel. Sehingga pengantin bisa memadupadankan gaun yang dipakai dengan warna henna.
Menghapus pacar
Pacar yang menggunakan daun pacar sebagai “tinta”nya tidak dapat hilang dengan mudah. Cara untuk mengurangi warnanya bisa dilakukan dengan dicuci terus menerus dengan sabun ataupun scrub, memakai lotion, dan merendam tangan dan kaki dengan air garam.Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.