Daya tahan anak adalah salah satu yang harus diamati oleh orang tua (sumber gambar ilustrasi: pexels/ Anna Shvets)

Punya Anak Berkebutuhan Khusus? Pahami Hal Ini Sebelum Belajar di Sekolah Luar Biasa

15 September 2022   |   17:28 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Orang tua memerlukan pemahaman khusus dan mendetail untuk dipertimbangkan saat ingin menyekolahkan anak dengan kebutuhan khusus untuk yang pertama kali di sekolah luar biasa atau sekolah inklusi. Tujuannya adalah untuk memastikan anak bersangkutan siap dan mampu menjani proses belajar.

Vitriani Sumarlis, Psikolog dan Wakil Kepala Kurikulum Pendidikan Inklusi Cikal, menuturkan perhatian itu mencakup segala sesuatu yang terkait dengan kebutuhan khusus anak dan penerimaan terhadap lingkungan.

Berikut tiga hal yang harus diamati dan dipahami secara mendalam terhadap anak sebelum menyekolahkannya:


Daya Tahan Anak

Pertama adalah orang tua harus mengamati dan memahami secara mendalam daya tahan anak yang memiliki kebutuhan khusus. Daya tahan akan memengarhui optimalisasi pengembangan diri anak dalam setiap fase penyesuaian diri dengan lingkungan, termasuk dengan guru dan teman-teman.

Orang tua dapat melakukan observasi terhadap anak dengan kebutuhan khusus untuk mengetahui bagaimana kondisi daya tahan sang anak.


Kepekaan anak terhadap rangsangan

Kedua adalah kepekaan anak terhadap rangsangan. Dalam beberapa kondisi, kepekaan anak yang berlebihan terhadap rangsangan juga perlu mendapakan perhatian sehingga penting untuk disampaikan kepada sekolah atau pendidik yang akan berinteraksi dan mendampingi langsung proses belajar sang buah hati.
 

Ilustrasi anak berkebutuhan khusus/Bisnis.com

Ilustrasi anak berkebutuhan khusus/Bisnis.com


Beberapa anak yang memiliki kepakaan yang berlebihan terhadap beberapa hal, seperti rangsang cahaya, suara, atau gerak membutuhkan waktu untuk dapat merasa nyaman di lingkungan sekolah atau kelas.

Respons anak saat mengikuti proses belajar


Ketiga adalah respons anak secara keseluruhan ketika mengikuti proses belajar saat berada di sekolah khusus. Orang tua harus memperhatikan respons anak, baik saat menerima instruksi, diskusi bersama guru, dan sebagainya. Langkah ini adalah guna mengetahui kesiapan belajar anak.

Respons anak biasanya dapat terlihat dari waktu pengenalan sekolah atau orientasi sebagai awal mula interaksi terbangun, dan pengenalan cakupan lainnya. Anak-anak perlu mendapatkan pengenalan lingkungan sekolah beserta guru yang akan mengajar.

Meskipun begitu, terdapat beberapa anak membutuhkan orientasi lebih awal sebelum datang ke sekolah. Anak dengan kondisi ini perlu mendapatkan waktu untuk orientasi lebih awal sebelum datang belajar di sekolah.

Tujuan utama anak-anak berkebutuhan khusus bersekolah di SLB adalah untuk mendapatkan perlakuan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan kelainan yang disandangnya. Dengan demikian, para siswa dan siswi bisa mendapatkan kemampuan untuk mandiri dan keahlian yang bermanfaat bagi kehidupannya kelak.

Seperti diketahui, terdapat sejumlah jenis Sekolah Luar Biasa yang dibedakan berdasarkan jenis kelainan yang disandang oleh peserta didik.

1. Sekolah Luar Biasa A (SLB A) merupakan sekolah bagi anak-anak penyandang tunanetra. Media pembelajaran pada sekolah SLB A umumnya berbentuk buku-buku dengan huruf braille dan tape recorder.

2. Sekolah Luar Biasa B (SLB B), merupakan sekolah bagi anak-anak penyandang tunarungu, yakni anak-anak yang memiliki hambatan pada indra pendengarannya.

3. Sekolah Luar Biasa C (SLB C), adalah sekolah luar biasa khusus bagi anak-anak penyandang tunagrahita atau anak dengan intelegensi di bawah rata-rata. Anak-anak yang tidak memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar pun juga dapat bersekolah di SLB ini.

4. Sekolah Luar Biasa D (SLB D), adalah sekolah khusus bagi anak-anak yang menyandang tunadaksa, yakni mereka yang memiliki kekurangan pada anggota tubuhnya. Fokus pendidikan di sekolah ini adalah untuk mengembangkan potensi setiap anak sehingga siswa bisa mandiri dan produktif.

5. Sekolah Luar Biasa E (SLB E), merupakan pendidikan sekolah bagi penyandang tunalaras, yaitu gangguan, hambatan, atau kelainan tingkah laku sehingga anak kurang dapat menyesuaikan diri, baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat di sekitarnya.

6. Sekolah Luar Biasa G (SLB G) merupakan sekolah bagi anak penyandang tunaganda, yakni mereka yang memiliki kombinasi beberapa kelainan. Penyandang tunaganda biasanya kurang bisa untuk berkomunikasi, atau bahkan tidak berkomunikasi sama sekali.

Editor: M R Purboyo

 

SEBELUMNYA

Sukses Mana: ‘The Rings of Power’ Atau ‘House of the Dragon’?

BERIKUTNYA

ROG Phone 6 & 6 Pro Resmi Rilis, Simak Perbandingan Upgrade Fiturnya dari ROG Phone 5

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: