5 Kasus Kebocoran Data Terbesar di Dunia, Mulai Platform eBay hingga Zoom
14 September 2022 |
14:53 WIB
Tindakan Bjorka yang meretas situs pemerintah Indonesia membuka mata banyak orang. Termasuk deretan kasus-kasus kebocoran data terbesar di dunia. Tidak hanya Bjorka, banyak hacker di tingkatan globalbahkan menjadi ikon peretasan keamanan siber kelas dunia.
Sebut saja KevIn Mitnick yang menjadi hacker ternama pertama di dunia, hingga Jonathan James yang berhasil membuat ketar ketir Departemen Pertahanan Amerika Serikat berkat aksi meretasnya.
Baca juga: Cek, Daftar 5 Hacker yang Paling Ditakuti di Dunia
Kebocoran data memang bukanlah hal asing lagi di era big data saat ini. Setiap individu diminta memaksimalkan pencegahan kebocoran data dengan proteksi ganda dalam gadget yang digunakan. Namun, aksi peretasan masih terus berlangsung, utamanya mengincar situs pemerintahan dan perusahaan kelas dunia.
Peretasan tersebut berdampak pada miliaran data orang yang diambil dan dipergunakan oleh hacker untuk melangsungkan motifnya. Mulai dari peretasan data U.S Voter hingga perusahaan sekelas eBay, berikut Hypeabis.id rangkum kasus kebocoran data terbesar yang pernah terjadi.
Baca juga: Ramai Soal Hacker Bjorka, Hati-Hati Ya Sebarkan Data Pribadi di Dunia Maya
Dilansir dari Looking Glass Cyber, data personal dan sensitif yang berguna untuk pemilihan umum di Amerika Serikat tersebut dicuri dari berbagai wilayah negara perserikatan tersebut. Termasuk data pemilih di Colorado, Florida, Arkansas, Michigan, Ohio, hingga Oklahoma.
Informasi personal yang berhasil diretas mencakup ID voter, nama lengkap, tanggal registrasi,alamat lengkap, hingga afiliasi partai. Peretasan ini dilakukan oleh hacker bernama Logan, yang menjual data voter Arkansas dan Ohio dengan harga US$4 per data dengan total 10 juta data rekaman yang berhasil diretasnya untuk wilayah tersebut.
Berdampak pada sekutar 76 juta orang, kasus kebocoran data ini terjadi pada Oktober 2009. Sejumlah 250 ribu staf dan pengunjung White House, Amerika Serikat merasakan kekhawatiran datanya dipergunakan oleh oknum tak bertanggung jawab. Bahkan NARA juga sempat mengirimkan surat pemberitahuan kepada para pegawai agar berhati-hati mengingat adanya risiko penggunaan data pribadi oleh orang lain.
Hal ini turut membuat perusahaan itu meminta lebih dari 145 juta penggunanya untuk segera mengganti password di dalam layanan. Tim keamanan siber eBay memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk melakukan investigasi panjang terkait penyerangan ini.
Saat Zoom menjadi aplikasi andalan untuk keperluan endidikan hingga pekerjaan, hacker turut melihat peluang besar untuk meretas sekitar 500 ribu akun yang tercatat dalam Zoom. Dilansir dari UpGuard, diketahui hacker menjual data pengguna Zoom ke dark web demi keuntungan pribadinya. Hal ini mencatatkan kasus kebocoran data yang cukup besar di era awal pandemi Covid-19.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Sebut saja KevIn Mitnick yang menjadi hacker ternama pertama di dunia, hingga Jonathan James yang berhasil membuat ketar ketir Departemen Pertahanan Amerika Serikat berkat aksi meretasnya.
Baca juga: Cek, Daftar 5 Hacker yang Paling Ditakuti di Dunia
Kebocoran data memang bukanlah hal asing lagi di era big data saat ini. Setiap individu diminta memaksimalkan pencegahan kebocoran data dengan proteksi ganda dalam gadget yang digunakan. Namun, aksi peretasan masih terus berlangsung, utamanya mengincar situs pemerintahan dan perusahaan kelas dunia.
Peretasan tersebut berdampak pada miliaran data orang yang diambil dan dipergunakan oleh hacker untuk melangsungkan motifnya. Mulai dari peretasan data U.S Voter hingga perusahaan sekelas eBay, berikut Hypeabis.id rangkum kasus kebocoran data terbesar yang pernah terjadi.
Baca juga: Ramai Soal Hacker Bjorka, Hati-Hati Ya Sebarkan Data Pribadi di Dunia Maya
1. U.S Voter Database
Pemerintah Amerika Serikat cukup sering menjadi incaran peretasan oleh para hacker. Masih teringat pada 2015 lalu bagaimana jeniusnya kemampuan para peretas saat menembus database voters Amerika Serikat yang berdampak pada 191 juta orang.Dilansir dari Looking Glass Cyber, data personal dan sensitif yang berguna untuk pemilihan umum di Amerika Serikat tersebut dicuri dari berbagai wilayah negara perserikatan tersebut. Termasuk data pemilih di Colorado, Florida, Arkansas, Michigan, Ohio, hingga Oklahoma.
Informasi personal yang berhasil diretas mencakup ID voter, nama lengkap, tanggal registrasi,alamat lengkap, hingga afiliasi partai. Peretasan ini dilakukan oleh hacker bernama Logan, yang menjual data voter Arkansas dan Ohio dengan harga US$4 per data dengan total 10 juta data rekaman yang berhasil diretasnya untuk wilayah tersebut.
2. Yahoo
Kebocoran data juga dirasakan oleh perusahaan sekelas Yahoo. Tidak hanya satu kali, Yahoo menyebut kasus hacking terjadi dua kali pada 2013 dan 2016. Pada 2013, sejumlah satu juta data pengguna akun Yahoo bocor diretas hacker. Kemudian pada 2016, peretasan berdampak pada 3 juta data pengguna yang tersebar dalam format nama, nomor teklepon, tanggal lahir, dan password yang terenkripsi. Bahkan kejadian ini menjadi kasus kebocoran data terbesar di masa tersebut jika dibandingkan dengan yang terjadi di perusahaan lain.
3. National Archives and Records Administration (NARA)
Berdampak pada sekutar 76 juta orang, kasus kebocoran data ini terjadi pada Oktober 2009. Sejumlah 250 ribu staf dan pengunjung White House, Amerika Serikat merasakan kekhawatiran datanya dipergunakan oleh oknum tak bertanggung jawab. Bahkan NARA juga sempat mengirimkan surat pemberitahuan kepada para pegawai agar berhati-hati mengingat adanya risiko penggunaan data pribadi oleh orang lain.4. eBay
Platform eBay turut dibuat kesusahan saat hacker meretas jutaan data pribadi dan password terenkripsi milik penggunanya pada Februari hingga Maret 2014. Selain password, data pribadi lainnya seperti email, alamat lengkap, nomor handphone, dan tanggal lahir pengguna juga teretas dan tersebar.Hal ini turut membuat perusahaan itu meminta lebih dari 145 juta penggunanya untuk segera mengganti password di dalam layanan. Tim keamanan siber eBay memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk melakukan investigasi panjang terkait penyerangan ini.
5. Zoom
Saat Zoom menjadi aplikasi andalan untuk keperluan endidikan hingga pekerjaan, hacker turut melihat peluang besar untuk meretas sekitar 500 ribu akun yang tercatat dalam Zoom. Dilansir dari UpGuard, diketahui hacker menjual data pengguna Zoom ke dark web demi keuntungan pribadinya. Hal ini mencatatkan kasus kebocoran data yang cukup besar di era awal pandemi Covid-19. (Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.