Hindari peretasan data dengan melakukan pengecekan berkala. (Sumber gambar: Pexels/Saksham Choudhary)

Begini 4 Cara Cek Kebocoran Data Pribadi

06 September 2022   |   20:32 WIB

Keamanan dalam penggunaan internet merupakan hal yang harus ada dalam platform digital. Hal ini disebabkan bahwa kini teknologi menjadi salah satu sumber gudangnya informasi dan berbagai data yang penting bagi setiap individu.

Salah satu kekhawatiran pengguna internet adalah kebocoran data yang terjadi selama beberapa waktu terakhir. Kebocoran yang ada bervariasi dari pencurian data yang masuk ke dalam situs gelap hingga kebocoran data individu yang melibatkan akses individu, misalnya phishing.

Untuk mengetahui apakah data pribadi yang Genhype miliki tersebar ke oknum yang tidak bertanggung jawab, yuk simak beberapa cara untuk memeriksanya.

Baca juga: Waspada Pencurian Data, Begini 5 Tips Menghindari Kejahatan Siber Doxing
 

1. Pantau data pribadi secara berkala

Pengecekan data pribadi secara berkala merupakan salah satu cara yang mudah untuk mengetahui apakah data yang dimiliki bocor atau tidak. Upaya ini bisa dilakukan dengan mengecek ke mana saja data digunakan, lalu pengecekan dokumen terkait dengan data sensitif seperti e-statement dari kartu kredit atau dari riwayat pembelanjaan dari kartu debit dan dompet digital.

Hal ini juga termasuk dengan melakukan pemeriksaan pada situs perusahaan yang diduga memiliki adanya potensi celah kebocoran data maupun informasi terbaru yang terkait. Upaya ini juga termasuk dengan menghubungi perusahaan yang bersangkutan seperti bank atau penerbit kartu kredit untuk pengaduan.
 

2. Periksa data di situs khusus

Pemeriksaan ini bisa dilakukan dalam sejumlah platform yang menyediakan layanan pemeriksaan data pribadi, misalnya situs Periksa Data, situs Have I Been Pwned, Avast, dan DeHashed. Situs-situs ini membantu pengguna memeriksa nomor telepon dan email yang bocor atau tidak di internet.

Biasanya, situs pemeriksaan ini bisa melaporkan apakah sebuah kata sandi dan email bocor ke internet beserta dengan keterhubungan dengan situs seperti Gmail, layanan e-commerce, hingga situs pendukung untuk keperluan aktivitas tertentu, misal pembuatan konten desain daring dan konversi dokumen.
 

3. Gunakan fitur keamanan pada browser

Sejumlah browser memiliki fitur yang mendukung keamanan data, misalnya kata sandi dan pemantauan. Salah satunya adalah Firefox Monitor yang membantu pengguna mengetahui apakah email dan kata sandi mereka pernah dipakai untuk ragam aktivitas yang melanggar berdasarkan database dari Have I Been Pwned.

Ada juga Google Chrome yang menyediakan fitur keamanan dengan pemeriksaan otomatis tentang kata sandi yang digunakan. Nantinya, sistem ini akan membantu pemberitahuan apakah kata sandi tersebut pernah tersebar dalam kasus peretasan.

4. Pakai fitur keamanan dan lakukan tindakan preventif

Untuk mencegah risiko data yang bocor, tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah kata sandi dengan tingkat kesulitan tertentu, otentifikasi dua faktor untuk email dan aplikasi vital, serta mewaspadai serangan phishing.

Hal ini bisa dilakukan secara berkala atau rutin atau dengan beberapa periode tertentu. Biasanya, fitur-fitur ini bisa ditemukan di dalam situs khusus, browser, hingga pengaturan aplikasi. Bahkan, upaya ini bisa dilakukan dengan cara membuat laporan atau meminta pengecekan adanya transaksi berbahaya atau berisiko.

Pastikan pula bahwa tindakan meletakkan informasi sensitif dengan metode khusus seperti di dalam galeri ponsel dan aplikasi pencatat bisa digantikan dengan penyimpanan yang lebih aman dalam folder khusus.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mau Bisnis Parfum? Yuk Belajar dari Pemilik Brand Minyak Wangi Lokal Ini

BERIKUTNYA

5 Rekomendasi Keyboard untuk Keperluan Programming

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: