Ilustrasi konser musik (sumber gambar: instagram.com/synchronizefest)

Penyelenggara Konser Ramaikan Agenda Akhir Tahun, Ini Alasannya

05 September 2022   |   11:45 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Sejumlah pelaku industri musik dan promotor berlomba-lomba menyelenggarakan konser serta festival dalam semi besar. Industri panggung hiburan seolah sedang menapaki tangga kebangkitannya kembali setelah dua tahun mandek akibat pandemi. Di sisi lain, pemerintah tampaknya juga terus memberi lampu hijau terhadap fase kebangkitan ini.

Meredanya kasus penularan pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor konser musik mulai menggeliat kembali. Suksesnya konser Java Jazz Festival yang digelar pada 27-29 Mei 2022 di Jakarta seolah jadi pintu pembuka berbagai event musik lainnya bermunculan.

Menjelang akhir tahun, jadwal konser musik dari berbagai event makin marak digelar. Tak hanya di Jakarta saja, sejumlah festival musik juga mulai banyak digelar di berbagai kota di Indonesia. Di Jawa Tengah, Dieng Culture Festival baru saja selesai menggelar hajatannya. Pesta yang menggabungkan budaya dan wisata alam yang digelar 2-4 September 2022 itu sukses memuaskan dahaga wisatawan.

Baca juga: Melihat Suburnya Konser Musik dan Ekonomi Kreatif di Tengah Ancaman Inflasi

Ya, sejalan dengan suburnya industri panggung musik, sektor pariwisata juga mulai tumbuh. Dieng Culture Festival selalu mampu menggabungkan keduanya dengan apik. Adanya pesta lampion hingga tradisi ruwatan pemotongon rambut gimbal juga makin membuat event tersebut ditunggu setiap tahunnya.


Alasan-Alasan yang Membuat Konser Musik Mulai Bangkit

Director of Communication Synchronize Festival Aldila Karina mengatakan Synchronize Festival 2022 yang mengusung konsep Lokal Lebih Vokal juga mendapatkan antusiasme luar biasa dari penonton. Hingga hari ini sebanyak hampir 60.000 tiket telah terjual untuk gelarannya selama tiga hari. Konser Synchronize sendiri akan digelar pada 7, 8, dan 9 Oktober 2022.

Dila berpendapat rasa haus penonton terhadap panggung musik luring merupakan alasan berbagai gelaran konser tahun ini mendapat animo yang besar. Dua tahun tanpa ada hiburan besar yang digelar secara luring seolah telah menimbulkan kerinduan yang luar biasa. Akhirnya, saat konser mulai ada lagi, penonton pun menyerbu setiap event-nya.

Di sisi lain, Dila melihat meski dua tahun tidak ada event musik luring yang besar, musisi Indonesia justru memiliki tren yang cukup unik karena banyak dari mereka malah aktif merilis album saat pandemi. Strategi itu makin memupuk kerinduan penonton terhadap para musisi kesukaannya.

“Para fan selama ini cuma mendengarkan saja lewat aplikasi streaming musik karena enggak ada pertunjukannya. Nah, ketika pertunjukan musik kembali, mereka menyambang pertunjukan musik tersebut demi bisa mendengarkan langsung lagu yang kemarin baru dirilis,” ujar Dila kepada Hypeabis.id, Minggu (4/9).

Dila juga menyebut peran pemerintah dalam membantu kebangkitan panggung musik cukup baik. Ada sinergi yang berjalan sehingga sektor pertunjukan musik kini mulai menggeliat. Geliat festival musik menurut dia juga bukan hanya di Jakarta saja, melainkan luar daerah juga mulai bergerak.

Meskipun demikian, situasi yang ada sekarang sebenarnya masih belum 100 persen bisa dipastikan. Pandemi yang mulai mereda bukan berarti telah berakhir. Kemungkinan pandemi meningkat lagi selalu ada dan itu efeknya bisa membuat panggung musik luring berhenti lagi. Doa mencari cara para musisi dan promotor untuk meminta Tuhan memberikan kondisi yang terbaik.

“Sinergi pentonton, promotor, musisi, dan pemerintah harus sejalan. Jalankan saja perannya masing-masing. Penonton menjaga kesehatan dengan prokes, begitu juga promotor dan musisi. Adapun pemerintah rutin mengingatkan masyarakat menjaga prokes karena pandemi belum selesai,” imbuhnya.

Baca juga: Siap-siap, Ini 7 Konser Musik pada September 2022 & Harga Tiketnya!


Sinergi dari Pemerintah Penting Dalam Menjaga Ritme Kebangkitan

Meski kini isu inflasi dan kenaikan BBM merebak, sinergi pemerintah dinilai punya peran yang lebih dalam menjaga ritme kebangkitan panggung musik.  Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan tahun ini memang bisa dibilang sebagai awal kebangkitan panggung musik Tanah Air.

Sejalan dengan maraknya konser atau festival yang diselenggarakan, berbagai tempat sewa lokasi pagelaran juga mulai ramai kembali. Selain itu, musik dan pariwisata memang sering kali berjalan pada irama yang sama.

Sebab, panggung musik dan seni kerap dijadikan pemantik pemerintah untuk memilihkan sektor pariwisata. Pada fase kebangkitan ini, peran pemerintah cukup penting. Makin banyak konser, maka koreasinya image pariwisata nanti jadi tambah baik.

Pemerintah mesti memanfaatkan euforia masyarakat yang ingin membayarkan rasa bosan setelah dua tahun di rumah saja akibat pandemi. Akhirnya, sekarang ini orang merasa lebih mau menyisihkan uangnya untuk membeli hiburan, seperti konser musik.

Bhima juga menuturkan musisi Indonesia banyak yang meningkatkan brand image saat pandemi. Jadi, meski tidak ada konser, keberadaan mereka tetap ada dan tidak mati. Saat popularitas makin naik dan keran keterbatasan dibuka, konser yang digelar pun langsung dibanjiri penonton seperti sekarang ini.

Di sisi lain, menggeliatnya konser musik juga dipengaruhi faktor demografi. Usia produktif masyarakat Indonedia sekarang sangat besar. Mereka tentu saja jadi basis pentonton konser musik.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Siap-siap, Bright Vachiravit dan 3 Cast Drama F4 Thailand Gelar Konser di Jakarta

BERIKUTNYA

Yuk Intip Daftar Pemenang Creative Arts Emmy Awards 2022 Hari Ke-1

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: