Ilustrasi pasangan menikah. (Dok. Jimmy Dean dari Unsplash)

Pasangan yang Enggan Punya Anak Tidak Bahagia, Benarkah?

24 June 2021   |   11:41 WIB

Bagi Genhype yang sudah menikah, mungkin kalian pernah dapat pertanyaan tentang keinginan atau  rencana untuk mempunyai keturunan, atau pertanyaan seperti kapan berencana untuk hamil untuk Genhype yang perempuan, bukan?

Sementara itu, ada sebagian dari pasangan yang sudah menikah justru memilih untuk enggak punya anak. Pertanyaannya: apa benar mereka enggak merasa bahagia jika memilih untuk tidak mempunyai anak?

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh para associate professor di Michigan State University, AS, disimpulkan bahwa mereka yang memilih untuk tidak punya anak tetap merasa bahagia dengan cara tersebut.

Hasil ini didapat setelah para peneliti melakukan riset kepada 1.000 warga Michigan melalui tiga rangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi para individu yang memilih untuk tidak punya anak, individu yang belum menjadi orang tua, dan orang yang tidak bisa punya anak karena situasi tertentu.

"Setelah mengendalikan karakteristik demografi, kami tidak menemukan perbedaan dalam kepuasan hidup dan perbedaan dalam kecenderungan kepribadian antara mereka yang memilih untuk tidak punya anak dengan mereka yang sudah menjadi orang tua, belum menjadi orang tua, dan individu yang tidak bisa punya anak," jelas Zachary Neal, salah satu associate professor dari Departemen Psikologi Michigan State University sekaligus peneliti dalam kajian ilmiah tersebut.

 

Ilustrasi pasangan suami istri. (Dok. Jack Sparrow dari Pexels)

Ilustrasi pasangan suami istri. (Dok. Jack Sparrow dari Pexels)

Selain itu, Neal juga menemukan bahwa individu yang memilih untuk tidak punya anak cenderung lebih liberal daripada orang tua dan orang-orang yang memilih untuk punya anak merasa kurang hangat secara substansial kepada individu yang memilih untuk tidak punya anak.

Secara mengejutkan, penelitian ini juga menemukan sebuah fakta bahwa satu dari empat orang di Michigan, Amerika Serikat, mengidentifikasi diri mereka sebagai individu yang memilih untuk tidak punya anak. 

Menurut Jennifer Watling Neal, associate professor dari Departemen Psikologi Michigan State University dan peneliti utama dalam kajian ilmiah ini, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan jumlah prevalensi yang telah diestimasi dari beberapa penelitian sebelumnya yang bergantung pada kesuburan sebagai indikator individu yang memilih untuk tidak punya anak.

Dengan tingginya angka tersebut, baik Watling Neal maupun Neal sepakat bahwa kelompok masyarakat ini perlu mendapatkan perhatian lebih dan riset lebih lanjut karena penelitian ini hanya memasukkan hasil satu waktu dari partisipan sehingga kurang melibatkan tentang sejak kapan para partisipan memutuskan hal tersebut.

Keduanya juga berharap studi yang diunggah di jurnal PLOS ONE ini bisa membantu masyarakat paham tentang kapan seseorang mulai memutuskan untuk tidak punya anak beserta dengan faktor pendukung adanya keputusan tersebut.



Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Hati-Hati! Ini 5 Rambu Merah Buat yang Lagi Patah Hati Berat

BERIKUTNYA

5 Tips Kerja di Rumah dengan Anak, Dijamin Bisa Bantu Kurangi Stres

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: