Kurator Soroti Ajang Penghargaan Seni Masih Lesu, Padahal Penting Buat Seniman
31 August 2022 |
20:04 WIB
Ajang penghargaan bagi para seniman memiliki peran penting lantaran apresiasi seni tersebut merupakan wadah untuk menguji karya-karya yang telah dihasilkan para seniman Indonesia, sehingga dapat menambah semangat dan kepercayaan diri para seniman dalam menghasilkan karya-karya yang lebih berkualitas.
Kurator Farah Wardani mengatakan bahwa ajang penghargaan untuk seni rupa pada saat ini sangat jarang, dan ajang kompetisi dan penghargaan seperti UOB Painting of the Year menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan ajang apresasi karya seni di Tanah Air. "Awards seni rupa sangat jarang. Dahulu ada Philip Morris," katanya.
Dia menjelaskan bahwa bagi seorang seniman yang memiliki inti berkarya dan melakukan pameran, ajang awards yang terselenggara dapat menjadi tempat pengujian karya yang dihasilkan oleh seniman lantaran dalam ajang tersebut ada kurasi oleh kurator.
Jadi, menurutnya, ajang penghargaan yang eksis pada saat ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan akan wadah pengujian karya yang dihasilkan oleh seorang seniman.
Dia menilai seharusnya pemerintah juga mengadakan ajang awards bagi para seniman untuk menjawab kebutuhan itu. Selama ini, pemerintah baru mengadakan ajang penghargaan untuk karya seni sastra. "Kompetisi [seni rupa] tidak ada. Ada untuk sastra," katanya.
Dia menilai tidak banyak ajang awards bagi para seniman seni rupa di dalam negeri, bahkan oleh pemerintah, membuat ajang penghargaan yang eksis saat ini dapat dijadikan parameter.
Farah menuturkan bahwa ajang yang mengikutsertakan seniman pendatang baru dan seniman established juga sebagai bentuk pendataan.
Sebagai kurator yang juga menjadi juri dalam ajang pernghargaan, dia tertantang untuk terlibat dalam pencarian bakat-bakat baru dalam seni rupa. Baginya, format ajang yang telah terselenggara harus dipertahankan dan dikembangkan.
Menurutnya, pada saat ini banyak atau berbagai kanal atau format pengembangan karakter seni bisa dieksplorasi oleh seniman setelah mengikuti suatu kompetisi. Salah satu dari format itu adalah seniman membangun kolektif untuk mengembangkan seperti enterpreneurship dengan jejaringnya.
Para seniman pun membangun keberlanjutannya sendiri bersama dengan, seperti komunitas yang ada di sekitarnya.
Sebagai tambahan informasi, UOB Painting of the Year merupakan salah satu ajang kompetisi dan peghargaan bagi para pelaku seni rupa di dalam negeri. Pemenang dalam ajang ini akan berkompetisi dengan para pemenang ajang serupa dari negara lain di tingkat Asia Tenggara.
Dalam ajang UOB Painting of the Year 2021 Indonesia, seniman Meliantha Muliawan keluar sebagai pemenang. Sang seniman memenangkan ajang tersebut dengan karya berjudul Even After Death, Departed Lives Life (Bordir pada tyvek 150 cm x 110 cm).
KARYA INTERAKTIF
Dalam ajang Art Jakarta, Meliantha membuat sebuah karya interaktif dalam ruang seni anak di Art Jakarta Play. Anak-anak akan diperkenalkan dengan fase serangga dan pepohonan serta membuat tiruan sayap kupu-kupu dan terrarium.
Semua aktivitas tersebut ditujukan untuk menciptakan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak-anak dalam menjaga kelestarian flora dan fauna.
Karya ini hanya akan menggunakan bahan-bahan alami, seperti limbah furnitur untuk menggantikan pohon hidup, lumut yang diawetkan dan limbah akrilik sebagai sayap kupu-kupu.
Kepekaan anak terhadap alam sangat penting untuk dipupuk, mengingat lingkungan Jakarta semakin didominasi oleh gedung-gedung bertingkat dan tempat tinggal.
UOB Indonesia juga mengadakan pameran di Art Jakarta 2022 dengan menampilkan 30 karya seni dari alumni pemenang penghargaan regional UOB Southeast Asian Painting of the Year (POY), yaitu Prabu Perdana (2020), Anagard (2019), Suvi Wahyudianto (2018), Gatot Indrajati (2016), Anggar Prasetyo (2015), dan Anton Subiyanto (2014).
Pameran ini juga menampilkan karya pemenang UOB Painting of the Year Singapura, Wong Tze Chau (2019) dan Lester Lee (2013 dan 2021) serta pemenang UOB Painting of the Year Malaysia, Saiful Razman (2021).
Setiap perupa UOB POY menghadirkan beragam tema konseptual dan media yang berbeda, mulai dari media campuran di atas kertas, pensil, minyak dan akrilik di atas kanvas, atau cat semprot di atas aluminium, dimana masing-masing karya merefleksikan pola pikir unik yang dimiliki oleh setiap perupa UOB POY.
Editor: Fajar Sidik
Kurator Farah Wardani mengatakan bahwa ajang penghargaan untuk seni rupa pada saat ini sangat jarang, dan ajang kompetisi dan penghargaan seperti UOB Painting of the Year menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan ajang apresasi karya seni di Tanah Air. "Awards seni rupa sangat jarang. Dahulu ada Philip Morris," katanya.
Dia menjelaskan bahwa bagi seorang seniman yang memiliki inti berkarya dan melakukan pameran, ajang awards yang terselenggara dapat menjadi tempat pengujian karya yang dihasilkan oleh seniman lantaran dalam ajang tersebut ada kurasi oleh kurator.
Jadi, menurutnya, ajang penghargaan yang eksis pada saat ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan akan wadah pengujian karya yang dihasilkan oleh seorang seniman.
Dia menilai seharusnya pemerintah juga mengadakan ajang awards bagi para seniman untuk menjawab kebutuhan itu. Selama ini, pemerintah baru mengadakan ajang penghargaan untuk karya seni sastra. "Kompetisi [seni rupa] tidak ada. Ada untuk sastra," katanya.
Dia menilai tidak banyak ajang awards bagi para seniman seni rupa di dalam negeri, bahkan oleh pemerintah, membuat ajang penghargaan yang eksis saat ini dapat dijadikan parameter.
Farah menuturkan bahwa ajang yang mengikutsertakan seniman pendatang baru dan seniman established juga sebagai bentuk pendataan.
Sebagai kurator yang juga menjadi juri dalam ajang pernghargaan, dia tertantang untuk terlibat dalam pencarian bakat-bakat baru dalam seni rupa. Baginya, format ajang yang telah terselenggara harus dipertahankan dan dikembangkan.
Menurutnya, pada saat ini banyak atau berbagai kanal atau format pengembangan karakter seni bisa dieksplorasi oleh seniman setelah mengikuti suatu kompetisi. Salah satu dari format itu adalah seniman membangun kolektif untuk mengembangkan seperti enterpreneurship dengan jejaringnya.
Para seniman pun membangun keberlanjutannya sendiri bersama dengan, seperti komunitas yang ada di sekitarnya.
Sebagai tambahan informasi, UOB Painting of the Year merupakan salah satu ajang kompetisi dan peghargaan bagi para pelaku seni rupa di dalam negeri. Pemenang dalam ajang ini akan berkompetisi dengan para pemenang ajang serupa dari negara lain di tingkat Asia Tenggara.
Dalam ajang UOB Painting of the Year 2021 Indonesia, seniman Meliantha Muliawan keluar sebagai pemenang. Sang seniman memenangkan ajang tersebut dengan karya berjudul Even After Death, Departed Lives Life (Bordir pada tyvek 150 cm x 110 cm).
KARYA INTERAKTIF
Dalam ajang Art Jakarta, Meliantha membuat sebuah karya interaktif dalam ruang seni anak di Art Jakarta Play. Anak-anak akan diperkenalkan dengan fase serangga dan pepohonan serta membuat tiruan sayap kupu-kupu dan terrarium.
Semua aktivitas tersebut ditujukan untuk menciptakan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak-anak dalam menjaga kelestarian flora dan fauna.
Karya ini hanya akan menggunakan bahan-bahan alami, seperti limbah furnitur untuk menggantikan pohon hidup, lumut yang diawetkan dan limbah akrilik sebagai sayap kupu-kupu.
Kepekaan anak terhadap alam sangat penting untuk dipupuk, mengingat lingkungan Jakarta semakin didominasi oleh gedung-gedung bertingkat dan tempat tinggal.
UOB Indonesia juga mengadakan pameran di Art Jakarta 2022 dengan menampilkan 30 karya seni dari alumni pemenang penghargaan regional UOB Southeast Asian Painting of the Year (POY), yaitu Prabu Perdana (2020), Anagard (2019), Suvi Wahyudianto (2018), Gatot Indrajati (2016), Anggar Prasetyo (2015), dan Anton Subiyanto (2014).
Pameran ini juga menampilkan karya pemenang UOB Painting of the Year Singapura, Wong Tze Chau (2019) dan Lester Lee (2013 dan 2021) serta pemenang UOB Painting of the Year Malaysia, Saiful Razman (2021).
Setiap perupa UOB POY menghadirkan beragam tema konseptual dan media yang berbeda, mulai dari media campuran di atas kertas, pensil, minyak dan akrilik di atas kanvas, atau cat semprot di atas aluminium, dimana masing-masing karya merefleksikan pola pikir unik yang dimiliki oleh setiap perupa UOB POY.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.