Dugong, mamalia yang dikenal dengan ikan duyung ini tidak lagi terlihat di China. (Sumber gambar : Freepik/Studiaprofi)

Duh! Spesies Dugong Dinyatakan Punah di Perairan China

27 August 2022   |   13:08 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Dugong, mamalia laut yang biasa dikenal sebagai ikan duyung kini dinyatakan punah di perairan China. Semua itu tidak lepas dari aktivitas manusia seperti penangkapan ikan dan lalu lintas kapal sehingga rantai makanan mereka terputus dan kehilangan habitat. 

Para ahli konservasi dari Zoological Society of London (ZSL) dan Chinese Academy of Sciences menyebut jumlah ikan duyung di perairan dekat daratan China telah berkurang secara signifikan sejak tahun 1970. Antara 1958 dan 1976, sebanyak 257 duyung diburu untuk dijadikan makanan oleh manusia.

Menurut studi tersebut, mamalia herbivora laut yang bisa tumbuh sepanjang 10 kaki dan berat mencapai 1.000 pon ini pun tidak lagi terlihat di perairan China sejak 2008.

Baca juga: Genhype Perlu Tahu, 4 Tanaman Endemik Indonesia Ini Terancam Punah

“Iindikasi kuat bahwa ini adalah kepunahan fungsional pertama mamalia besar di perairan pesisir China," tulis para peneliti dalam pernyataannya yang diterbitkan di jurnal Royal Society Open Science. 

Dalam habitatnya, dugong tersebar di perairan Asia dan Afrika. Diperkirakan saat ini hanya ada 100.000 ekor yang hidup di perairan 40 negara. 

Mamalia laut, termasuk ikan duyung, pertama kali berevolusi pada Zaman Eosen, sekitar 54 juta hingga 34 juta tahun yang lalu. Spesies ini terutama berada di laut dangkal yang luas dan membentang dari Pasifik hingga Mediterania. 
 

Ikan duyung termasuk dalam Sirenia, ordo biologis yang mencakup dugong dan tiga spesies manate yang masih ada. Keempatnya dikenal sebagai lembu laut. Namun demikian, dugong adalah satu-satunya yang hidup secara eksklusif di air asin dan satu-satunya mamalia laut vegetarian di dunia.

Dengan tanda kepunahan di perairan China, Samuel Turvey, seorang profesor dan peneliti di Institut Zoologi ZSL mengimbau agara konservasi global menilai kembali status dugong sebagai hewan yang terancam punah 

Sementara itu, penulis studi lainnya, Heidi Ma dari Institut Zoologi ZSL menerangkan rumput laut merupakan makanan utama dugong. Sedangkan rumput laut adalah habitat laut tertentu yang terdegradasi dengan cepat oleh dampak manusia.

“Dugong tinggal di perairan hingga 10 meter dan terus-menerus merumput,” imbuhnya. 

Memang, sudah ada upaya restorasi dan pemulihan rumput laut sebagai prioritas utama konservasi, namaun kata Heidi upaya tersebut sedikit terlambat. Degradasi yang terus menerus dari lamun dan sumber daya pesisir lainnya di Laut China Selatan membuat prospek pemulihan populasi tidak mungkin terjadi. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Selain Mencuri Raden Saleh, Ini 5 Film Terbaik Garapan Angga Dwimas Sasongko

BERIKUTNYA

Biar Nyaman, Simak 4 Tip Berkunjung ke Art Jakarta 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: