Karya Lukisan Medium Bulat Heri Dono Gambarkan tentang Kehidupan
26 August 2022 |
22:00 WIB
Seniman Heri Dono adalah salah satu dari banyak seniman yang karyanya hadir dalam ajang Art Jakarta 2022. Pada pameran dan pasar seni ini, sang seniman membawa karya terbarunya dengan menggunakan kanvas berbentuk bulat yang menggambarkan tentang kehidupan.
Heri mengatakan bahwa ingin membicarakan tentang kehidupan yang tidak ter-frame atau terkotak dengan menggunakan medium kanvas yang berbentuk bulat. “Jadi, lebih semacam rasa bebas dari persoalan kehidupan itu sendiri,” katanya saat pembukaan pameran Art Jakarta 2022.
Dia menambahkan bahwa medium kanvas berbentuk bulat yang digunakan dalam melukis juga berbicara tentang kehidupan manusia yang berputar.
Filosofi bentuk medium lukisan dengan menggunakan kanvas bulat itu juga sama dengan filosofi pada mata uang logam China yang berbentuk bulat dengan bentuk lubang kotak di tengah mata uang.
Menurutnya, lubang berbentuk kotak itu adalah semua yang dibuat oleh manusia. namun, begitu keluar dari kotak tersebut yang bertemu dengan bulat memiliki arti tidak terbatas.
Di dalam kanvas berbentuk bulat tersebut, Heri bercerita tentang berbagai macam hal yang ada dalam kehidupan manusia. Pertama, manusia masih memiliki persoalan terkait dengan produksi senjata yang berlawanan dengan persoalan kemanusiaan.
Kemudian, , karya lukisan dengan kanvas berbentuk bulat itu juga menggambarkan tentang gravitasi bumi. “Bahwa kita mungkin melihat apa yang disebut universe itu menjadi multiverse, bahwa Tuhan tidak mungkin menciptakan alam semesta ini berkonsentrasi di Bumi,” jelasnya.
Heri menuturkan bahwa di dunia ada juga planet-planet lain yang memungkinkan bahwa ada kehidupan lain selain di Bumi. Saat ini, ada semacam proyek wisata luar angkasa seperti Space X dari Elon Musk.
“Bagaimana kita melihat Planet Mars, Jupiter, dan lain-lain. Dan juga tentang persoalan seni, teknologi, dan juga kemanusiaan, kebudayaan, yang penting,” katanya.
Karya-karya sang seniman dengan medium kanvas berbentuk bulat tersebut antara lain berjudul Going to Planet Mars yang dibuat pada 2022 dengan medium acrylic on canvas D-100 cm; The Spider Human (2022) medium acrylic on canvas D-100 cm; The Jungle of Weapon (2022) medium acrylic on canvas D-100 cm; dan The Cycle of Life (2022) medium acrylic on canvas D-100 cm.
Pameran karya Heri Dono tersebut merupakan bagian dari presentasi karya Srisasanti Gallery di ajang Art Jakarta 2022 yang berlangsung dari 26 sampai dengan 28 Agustus 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Untuk diketahui, ajang Art Jakarta 2022 diikuti oleh total 62 galeri dari dalam dan luar negeri. Dari total itu, 39 galeri berasal dari dalam negeri dan 23 galeri lainnya berasal dari luar negeri.
Srisasanti Gallery adalah salah satu dari 39 galeri yang berasal dari dalam negeri. Galeri ini adalah galeri yang berlokasi di Yogyakarta.
Sementara itu, Heri Dono merupakan seniman kontemporer yang berbasis di Yogyakarta. Sang seniman telah keliling dunia untuk memamerkan dan menanggapi berbagai undangan lokakarya dari berbagai negara.
Dalam lukisan-lukisannya, pria kelahiran Jakarta pada 1960 silam tersebut memanfaatkan deformasi liar dan fantasi gaya bebas yang muncul dari tokoh-tokoh cerita wayang. Kanvas-kanvas sang seniman selalu penuh dengan karakter cerita fantastis dan absurd.
Sang seniman kadang juga menyisipkan komentar-komentar kritis tentang masalah sosial dan politik, baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam karya yang dihasilkan.
Sejumlah penghargaan telah diraih oleh sang seniman, seperti Dutch Prince Claus Award for Culture and Development pada 1998; Unesco Prize pada 2000; dan sebagainya.
Editor: Fajar Sidik
Heri mengatakan bahwa ingin membicarakan tentang kehidupan yang tidak ter-frame atau terkotak dengan menggunakan medium kanvas yang berbentuk bulat. “Jadi, lebih semacam rasa bebas dari persoalan kehidupan itu sendiri,” katanya saat pembukaan pameran Art Jakarta 2022.
Dia menambahkan bahwa medium kanvas berbentuk bulat yang digunakan dalam melukis juga berbicara tentang kehidupan manusia yang berputar.
Filosofi bentuk medium lukisan dengan menggunakan kanvas bulat itu juga sama dengan filosofi pada mata uang logam China yang berbentuk bulat dengan bentuk lubang kotak di tengah mata uang.
Menurutnya, lubang berbentuk kotak itu adalah semua yang dibuat oleh manusia. namun, begitu keluar dari kotak tersebut yang bertemu dengan bulat memiliki arti tidak terbatas.
Di dalam kanvas berbentuk bulat tersebut, Heri bercerita tentang berbagai macam hal yang ada dalam kehidupan manusia. Pertama, manusia masih memiliki persoalan terkait dengan produksi senjata yang berlawanan dengan persoalan kemanusiaan.
Kemudian, , karya lukisan dengan kanvas berbentuk bulat itu juga menggambarkan tentang gravitasi bumi. “Bahwa kita mungkin melihat apa yang disebut universe itu menjadi multiverse, bahwa Tuhan tidak mungkin menciptakan alam semesta ini berkonsentrasi di Bumi,” jelasnya.
Heri menuturkan bahwa di dunia ada juga planet-planet lain yang memungkinkan bahwa ada kehidupan lain selain di Bumi. Saat ini, ada semacam proyek wisata luar angkasa seperti Space X dari Elon Musk.
“Bagaimana kita melihat Planet Mars, Jupiter, dan lain-lain. Dan juga tentang persoalan seni, teknologi, dan juga kemanusiaan, kebudayaan, yang penting,” katanya.
Karya-karya sang seniman dengan medium kanvas berbentuk bulat tersebut antara lain berjudul Going to Planet Mars yang dibuat pada 2022 dengan medium acrylic on canvas D-100 cm; The Spider Human (2022) medium acrylic on canvas D-100 cm; The Jungle of Weapon (2022) medium acrylic on canvas D-100 cm; dan The Cycle of Life (2022) medium acrylic on canvas D-100 cm.
Pameran karya Heri Dono tersebut merupakan bagian dari presentasi karya Srisasanti Gallery di ajang Art Jakarta 2022 yang berlangsung dari 26 sampai dengan 28 Agustus 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Untuk diketahui, ajang Art Jakarta 2022 diikuti oleh total 62 galeri dari dalam dan luar negeri. Dari total itu, 39 galeri berasal dari dalam negeri dan 23 galeri lainnya berasal dari luar negeri.
Srisasanti Gallery adalah salah satu dari 39 galeri yang berasal dari dalam negeri. Galeri ini adalah galeri yang berlokasi di Yogyakarta.
Sementara itu, Heri Dono merupakan seniman kontemporer yang berbasis di Yogyakarta. Sang seniman telah keliling dunia untuk memamerkan dan menanggapi berbagai undangan lokakarya dari berbagai negara.
Dalam lukisan-lukisannya, pria kelahiran Jakarta pada 1960 silam tersebut memanfaatkan deformasi liar dan fantasi gaya bebas yang muncul dari tokoh-tokoh cerita wayang. Kanvas-kanvas sang seniman selalu penuh dengan karakter cerita fantastis dan absurd.
Sang seniman kadang juga menyisipkan komentar-komentar kritis tentang masalah sosial dan politik, baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam karya yang dihasilkan.
Sejumlah penghargaan telah diraih oleh sang seniman, seperti Dutch Prince Claus Award for Culture and Development pada 1998; Unesco Prize pada 2000; dan sebagainya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.