Denny Wirawan Adakan Ajang Ruang Kreatif Desain Pakaian untuk Pelajar
05 August 2022 |
08:44 WIB
Bakti Budaya Djarum Foundation bekerja sama dengan desainer Denny Wirawan mengadakan ajang Ruang Kreatif: Batik Kudus in Fashion oleh Denny Wirawan yang berlangsung secara hibrida sampai dengan 13 Agustus 2022 untuk para pelajar.
Denny menuturkan bahwa dirinya ingin fokus membagikan ilmu yang diperoleh selama tujuh tahun tentang Batik Kudus kepada para pelajar di Kudus. Selain tentang Batik Kudus, lanjutnya, materi lain seperti ready to wear, sustainable fashion, dan padu padan warna juga dibagikan.
“Semoga program ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para peserta,” katanya dalam keterangan yang diterima Hypeabis.id.
Baca juga: Kalian Enggak Bisa Sembarangan Mengubah Motif Kain Tradisional, Ini Alasannnya
Batik Kudus merupakan warisan budaya dari pesisir Jawa Tengah yang berkembang sejalan dengan perkembangan kerajaan di Jawa. Berbagai pagelaran busana, baik nasional maupun internasional, telah mempresentasikan wastra khas Nusantara ini.
Pagelaran-pagelaran yang telah mempresentasikan Batik Kudus antara lain adalah pagelaran Pasar Malam, Jakarta (2015); Padma, New York Fashion Week (2016); Wedari, Jakarta (2017); Batik For The World, UNESCO, Paris (2018), dan Thai Silk Fashion Week, Bangkok, Thailand (2019); dan Pagelaran Busana Niti Senja, Jakarta (2021).
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, mengatakan bahwa program ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan Batik Kudus dan menambah wawasan para pelajar.
“Kegiatan ini nantinya juga akan melahirkan desainer-desainer baru di Tanah Air yang dapat mengharumkan nama bangsa,” katanya.
Rangkaian kegiatan ini dimulai pada 29 - 31 Juli 2022 yang diawali dengan Pre-test. Dalam pre-test ini, peserta harus mengisi form pertanyaan dan membentuk kelompok kerja yang berisi 13 pelajar dengan keterampilan menjahit, mendesain pakaian, membuat pola, dan public speaking.
Kemudian, para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan mentoring secara hibrid tentang ready to wear, sustainable fashion, padu padan warna, dan tip dan trik mengolah Batik Kudus agar menjadi pakaian yang fashionable.
Para peserta yang mengikuti program ini memiliki kesempatan memperlihatkan hasil karya dalam showcase mini fashion show dan juga mendapatkan penilaian dari para juri. Tidak hanya itu, sejumlah peserta juga akan mendapatkan beasiswa singkat di sekolah mode ternama Jakarta.
Para pelajar di Kudus yang terdiri dari pelajar SMKN 3 Kudus dan SMK NU Banat Kudus sangat bersemangat dalam mendengarkan penjelasan yang diberikan pada sesi mentoring pertama yang terselenggara secara virtual.
Para pelajar yang mencapai 182 orang dengan jurusan tata busana dari kedua sekolah tersebut kerap melontarkan berbagai macam pertanyaan dari berbagai materi yang diberikan olehnya.
Desainer Denny Wirawan menandai debut fesyen pada 1993 saat berhasil memperoleh juara II dan juara favorit di ajang lomba perancang mode yang diadakan oleh salah satu media di dalam negeri. Sang desainer kemudian menjadi bagian dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) pada 1999, dan kariernya terus berkembang.
Denny bahkan disebut selalu berkontribusi terhadap tren show tahunan organisasi tersebut. Pada 2003, sang desainer mendirikan studio mode dan mulai membuat sejumlah koleksi dengan label Denny Wirawan.
Karya sang desainer disebut memiliki karakteristik sehingga berbeda dengan desain desainer lainnya, seperti misterius dan provokatif, tapi penuh dengan keanggunan dan glamor. Satu dari beberapa gaya khasnya yang tidak pernah dilupakan adalah memadukan berbagai susunan motif cetak serta hiasan manik-manik.
Keberadaan dan kontribusi sang desainer di dunia fesyen Indonesia, menjadikan Denny sebagai satu dari sejumlah fashion designer terbaik di Indonesia. Sang desainer telah menerima sejumlah penghargaan baik dari media atau berbagai kegiatan mode di dalam negeri.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Denny menuturkan bahwa dirinya ingin fokus membagikan ilmu yang diperoleh selama tujuh tahun tentang Batik Kudus kepada para pelajar di Kudus. Selain tentang Batik Kudus, lanjutnya, materi lain seperti ready to wear, sustainable fashion, dan padu padan warna juga dibagikan.
“Semoga program ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para peserta,” katanya dalam keterangan yang diterima Hypeabis.id.
Baca juga: Kalian Enggak Bisa Sembarangan Mengubah Motif Kain Tradisional, Ini Alasannnya
Batik Kudus merupakan warisan budaya dari pesisir Jawa Tengah yang berkembang sejalan dengan perkembangan kerajaan di Jawa. Berbagai pagelaran busana, baik nasional maupun internasional, telah mempresentasikan wastra khas Nusantara ini.
Pagelaran-pagelaran yang telah mempresentasikan Batik Kudus antara lain adalah pagelaran Pasar Malam, Jakarta (2015); Padma, New York Fashion Week (2016); Wedari, Jakarta (2017); Batik For The World, UNESCO, Paris (2018), dan Thai Silk Fashion Week, Bangkok, Thailand (2019); dan Pagelaran Busana Niti Senja, Jakarta (2021).
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, mengatakan bahwa program ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan Batik Kudus dan menambah wawasan para pelajar.
“Kegiatan ini nantinya juga akan melahirkan desainer-desainer baru di Tanah Air yang dapat mengharumkan nama bangsa,” katanya.
Rangkaian kegiatan ini dimulai pada 29 - 31 Juli 2022 yang diawali dengan Pre-test. Dalam pre-test ini, peserta harus mengisi form pertanyaan dan membentuk kelompok kerja yang berisi 13 pelajar dengan keterampilan menjahit, mendesain pakaian, membuat pola, dan public speaking.
Kemudian, para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan mentoring secara hibrid tentang ready to wear, sustainable fashion, padu padan warna, dan tip dan trik mengolah Batik Kudus agar menjadi pakaian yang fashionable.
Para peserta yang mengikuti program ini memiliki kesempatan memperlihatkan hasil karya dalam showcase mini fashion show dan juga mendapatkan penilaian dari para juri. Tidak hanya itu, sejumlah peserta juga akan mendapatkan beasiswa singkat di sekolah mode ternama Jakarta.
Para pelajar di Kudus yang terdiri dari pelajar SMKN 3 Kudus dan SMK NU Banat Kudus sangat bersemangat dalam mendengarkan penjelasan yang diberikan pada sesi mentoring pertama yang terselenggara secara virtual.
Para pelajar yang mencapai 182 orang dengan jurusan tata busana dari kedua sekolah tersebut kerap melontarkan berbagai macam pertanyaan dari berbagai materi yang diberikan olehnya.
PROFIL DENNY WIRAWAN
Desainer Denny Wirawan menandai debut fesyen pada 1993 saat berhasil memperoleh juara II dan juara favorit di ajang lomba perancang mode yang diadakan oleh salah satu media di dalam negeri. Sang desainer kemudian menjadi bagian dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) pada 1999, dan kariernya terus berkembang.
Denny bahkan disebut selalu berkontribusi terhadap tren show tahunan organisasi tersebut. Pada 2003, sang desainer mendirikan studio mode dan mulai membuat sejumlah koleksi dengan label Denny Wirawan.
Karya sang desainer disebut memiliki karakteristik sehingga berbeda dengan desain desainer lainnya, seperti misterius dan provokatif, tapi penuh dengan keanggunan dan glamor. Satu dari beberapa gaya khasnya yang tidak pernah dilupakan adalah memadukan berbagai susunan motif cetak serta hiasan manik-manik.
Keberadaan dan kontribusi sang desainer di dunia fesyen Indonesia, menjadikan Denny sebagai satu dari sejumlah fashion designer terbaik di Indonesia. Sang desainer telah menerima sejumlah penghargaan baik dari media atau berbagai kegiatan mode di dalam negeri.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.