Jangan Takut Vaksin! Efek Samping Covid Arm Tidak Berbahaya
02 August 2022 |
12:00 WIB
1
Like
Like
Like
Pemerintah terus menggencarkan vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan kekebalan masyarakat di tengah penyebaran virus corona. Baru-baru ini, vaksin dosis keempat diberikan kepada tenaga kesehatan sebagai kelompok prioritas. Tidak menutup kemungkinan masyarakat juga akan menerima suntikan booster kedua vaksin Covid-19 itu.
Di tengah upaya booster kedua, masih banyak masyarakat yang ragu untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, dari total 208,3 juta penduduk Indonesia, sebanyak 56,1 juta atau 26,94 persen masyarakat yang telah melakukan booster vaksin. Capaian tersebut tidak lepas dari kekhawatiran masyarakat akan efek samping vaksin seperti Covid Arm.
Padahal menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Covid Arm tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya dalam 4-5 hari. Reaksi kulit itu menandakan sistem imun tubuh bekerja merespon vaksin yang masuk ke tubuh.
Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk menghindar dari vaksinasi booster. Kalaupun ada keluhan Covid Arm, Perdoski menyarankan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri dengan kandungan Parasetamol 500 mg. Obat ini dapat diminum 3 kali sehari.
Selain itu, gunakan ice packs atau handuk bersih yang direndam air es. Balut lengan selama 5 menit untuk mengurangi bengkak.
Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat menerangkan Covid Arm adala reaksi hipersensitivitas yang muncul seminggu setelah pemberian vaksin Covid-19.
Gejalanya berupa ruam, nyeri, hangat, gatal, atau bengkak di area bekas suntikan vaksin Covid-19. Beberapa pasien yang menerima suntikan vaksin Moderna dan Pfizer mengalami reaksi kulit ini. Namun demikian, gejalanya akan hilang dalam 4-5 hari.
Kerap kali gejala efek samping disamakan dengan selulitis yang dapat terjadi akibat teknik injeksi yang tidak steril atau kontaminasi botol vaksin, tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Etiologi kulit lain yang serupa yakni abses dini, reaksi gigitan serangga, reaksi obat tetap, urtikaria, dermatosis neutrofilik demam akut, dan selulitis eosinofilik.
Apabila kamu mengalami Covid Arm, selain mengonsumsi obat pereda nyeri dan mengompres bekas area suntik dengan air dingin, ada perbanyak minum air putih, konsumsi makanan sehat, dan beristirahat yang cukup agar tubuh cepat pulih.
Penting untuk diketahui bahwa manfaat vaksin Covid-19 jauh lebih besar daripada efek samping yang ditimbulkannya. Namun, jika nyeri dan bengkak pada Covid Arm semakin parah, apalagi disertai dengan sesak napas, nyeri dada, dan melemahnya lengan atau kaki, segera datang ke fasilitas kesehatan setempat untuk mendapat perawatan.
Bagi kamu yang memiliki komorbid, jangan lupa untuk selalu meminta rekomendasi kesehatan sebelum melakukan vaksinasi ya, Genhype.
Editor: Gita Carla
Di tengah upaya booster kedua, masih banyak masyarakat yang ragu untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, dari total 208,3 juta penduduk Indonesia, sebanyak 56,1 juta atau 26,94 persen masyarakat yang telah melakukan booster vaksin. Capaian tersebut tidak lepas dari kekhawatiran masyarakat akan efek samping vaksin seperti Covid Arm.
Padahal menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Covid Arm tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya dalam 4-5 hari. Reaksi kulit itu menandakan sistem imun tubuh bekerja merespon vaksin yang masuk ke tubuh.
Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk menghindar dari vaksinasi booster. Kalaupun ada keluhan Covid Arm, Perdoski menyarankan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri dengan kandungan Parasetamol 500 mg. Obat ini dapat diminum 3 kali sehari.
Selain itu, gunakan ice packs atau handuk bersih yang direndam air es. Balut lengan selama 5 menit untuk mengurangi bengkak.
Apa itu Covid Arm?
Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat menerangkan Covid Arm adala reaksi hipersensitivitas yang muncul seminggu setelah pemberian vaksin Covid-19.
Gejalanya berupa ruam, nyeri, hangat, gatal, atau bengkak di area bekas suntikan vaksin Covid-19. Beberapa pasien yang menerima suntikan vaksin Moderna dan Pfizer mengalami reaksi kulit ini. Namun demikian, gejalanya akan hilang dalam 4-5 hari.
Kerap kali gejala efek samping disamakan dengan selulitis yang dapat terjadi akibat teknik injeksi yang tidak steril atau kontaminasi botol vaksin, tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Etiologi kulit lain yang serupa yakni abses dini, reaksi gigitan serangga, reaksi obat tetap, urtikaria, dermatosis neutrofilik demam akut, dan selulitis eosinofilik.
Apabila kamu mengalami Covid Arm, selain mengonsumsi obat pereda nyeri dan mengompres bekas area suntik dengan air dingin, ada perbanyak minum air putih, konsumsi makanan sehat, dan beristirahat yang cukup agar tubuh cepat pulih.
Penting untuk diketahui bahwa manfaat vaksin Covid-19 jauh lebih besar daripada efek samping yang ditimbulkannya. Namun, jika nyeri dan bengkak pada Covid Arm semakin parah, apalagi disertai dengan sesak napas, nyeri dada, dan melemahnya lengan atau kaki, segera datang ke fasilitas kesehatan setempat untuk mendapat perawatan.
Bagi kamu yang memiliki komorbid, jangan lupa untuk selalu meminta rekomendasi kesehatan sebelum melakukan vaksinasi ya, Genhype.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.