Serba-Serbi Memulai Bisnis Hijab
31 July 2022 |
04:30 WIB
Saat memulai bisnis, inspirasi bisa datang dari mana dan kapan saja. Ada yang memulainya dari hobi, ada juga yang memulainya dari kondisi sekitarnya. Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, juga memantik insting bisnis seseorang.
Kini, sangat mudah menemukan perempuan berhijab di Indonesia, tentunya dengan beragam gaya dan motif. Selain dimaknai sebagai aturan agama, penggunaan hijab juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Pengguna yang terus meningkat dari ke hari, membuat kebutuhan hijab semakin tinggi pula.
Baca juga: 7 Tip Memilih Pakaian Olahraga yang Nyaman untuk Hijabers
Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2020/21, konsumsi produk fesyen muslim dunia pada 2024 diprediksi mencapai US$311 miliar, naik dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar US$277 miliar. Sementara itu, konsumsi produk kosmetik halal dunia pada 2024 diprediksi mencapai US$76 miliar, naik dibandingkan dengan 2019, yaitu sebesar US$66 miliar.
Meski tidak semua konsumen merasa nyaman dengan menambahkan aksesoris pada hijabnya, tapi banyak juga konsumen yang menyukai padu padan aksesori dengan berbagai macam model hijab. Dengan maraknya penjualan secara online, tentunya bagi pebisnis pemula hal ini sangat menguntungkan.
Baca juga: Koleksi Busana Muslim Ivan Gunawan Ini Cocok Buat Sehari-Hari
Editor: Dika Irawan
Kini, sangat mudah menemukan perempuan berhijab di Indonesia, tentunya dengan beragam gaya dan motif. Selain dimaknai sebagai aturan agama, penggunaan hijab juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Pengguna yang terus meningkat dari ke hari, membuat kebutuhan hijab semakin tinggi pula.
Di sinilah peluang bisnis untuk memproduksi, memasarkan jilbab menjadi patut dicoba. Apalagi, dalam memulai bisnis ini, tidak diperlukan modal besar karena bahan baku dan produksinya tidak rumit. Tapi, tak jarang, kita juga menemukan produsen berani memasang harga tinggi dengan menciptakan produk jilbab berkualitas tinggi dan premium.
Baca juga: 7 Tip Memilih Pakaian Olahraga yang Nyaman untuk Hijabers
Pasar Besar
Hijab sebagai bagian dari busana muslim sepertinya sulit untuk redup. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor fesyen muslim Indonesia ke dunia pada 2021 tercatat sebesar US$4,68 miliar, meningkat 12,5 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada 2020 yaitu sebesar US$4,16 miliar. Sedangkan, ekspor kosmetik Indonesia ke dunia pada 2021 mencapai US$241,37 juta dengan tren 3,37 persen.Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2020/21, konsumsi produk fesyen muslim dunia pada 2024 diprediksi mencapai US$311 miliar, naik dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar US$277 miliar. Sementara itu, konsumsi produk kosmetik halal dunia pada 2024 diprediksi mencapai US$76 miliar, naik dibandingkan dengan 2019, yaitu sebesar US$66 miliar.
Bisnis Sejuta Umat
Layaknya bisnis kuliner, bisnis jilbab juga masuk dalam kategori bisnis sejuta umat. Sangat gampang menemukan penjual jilbab karena kebutuhan penggunanya beragam dan masif jika dilihat dari mayoritas penduduk Indonesia yang beragam Islam. Yang patut diingat, menjual jilbab berbeda dengan menjual produk lainnya.Kunci Penting
Kecermatan dalam melihat pasar dan tren yang sedang ada menjadi suatu keharusan. Tak hanya itu, penjual juga dituntut untuk memahami setiap model kerudung sehingga mampu memasarkan setiap model kerudung ke konsumen yang tepat. Kendati demikian, bisnis jilbab tidak hanya berhenti pada produknya saja tetapi juga aksesori yang menyertai hijab tersebut.Meski tidak semua konsumen merasa nyaman dengan menambahkan aksesoris pada hijabnya, tapi banyak juga konsumen yang menyukai padu padan aksesori dengan berbagai macam model hijab. Dengan maraknya penjualan secara online, tentunya bagi pebisnis pemula hal ini sangat menguntungkan.
Baca juga: Koleksi Busana Muslim Ivan Gunawan Ini Cocok Buat Sehari-Hari
Tantangan
Berjualan jilbab melalui online tentunya membutuhkan modal yang lebih sedikit ketimbang berbisnis jilbab secara offline. Meskipun demikian, hal itu bukan menjadi jaminan bahwa berbisnis secara online selalu sukses daripada berbisnis secara offline. Kadangkala, konsumen lebih menyukai pengalaman menyentuh langsung bahan jilbab sebelum membeli. Lain halnya dengan offline, konsumen tidak bisa menyentuh langsung bahan jilbab ketika dijajakan secara online.Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.