Riuh Melankolis Jakarta dalam Tur Puisi Konser 100 Tahun Chairil Anwar
26 July 2022 |
19:30 WIB
Toko buku Gramedia Matraman di Jakarta Timur menjadi saksi dari penampilan puisi penuh haru dan melankolis oleh tujuh penulis dan satu grup musik, Selasa (26/7/2022). Tempat itu menjadi puncak acara sekaligus penampilan terakhir dari rangkaian Tur Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar yang sudah berlangsung sejak pertengahan Juli.
Pergelaran konser ini menghadirkan penulis Djenar Maesa Ayu, Ratih Kumala, Cyntha Hariadi, Yoshi Fe, dan Gratiagusti Chananya Rompas; grup musik Efek Rumah Kaca; dan Evawani Chairil Anwar sebagai putri tunggal dari mendiang Chairil Anwar. Semua penampil membawakan satu buah puisi milik penyair kondang itu, khususnya dari buku Aku Ini Binatang Jalang milik Chairil Anwar maupun buku Aku dari Sjuman Djaya.
Baca Juga : Memperingati 100 Tahun Chairil Anwar, Puisi Konsernya Digelar di 3 Kota
Ada beberapa judul puisi yang dibawakan dalam tur terakhir Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar. Antara lain 1943 (1943), Yang Terampas dan Yang Putus (1949), Cintaku Jauh di Pulau (1946), Catetan Tahun 1946 (1946), Taman (1943), Doa (1943), Aku Berada Kembali (1949), dan lainnya.
Berbeda dengan beberapa penampil yang membawakan puisi dari buku Aku Ini Binatang Jalang, Djenar Maesa Ayu membacakan dua bagian dalam buku milik Sjuman Djaya yang merupakan ayah dari penulis buku Mereka Bilang, Saya Monyet! itu. Bagian buku yang dibacakannya adalah Aku (1943) serta narasi tentang Chairil dan sang putri.
Tidak hanya pembacaan puisi, acara berdurasi kurang lebih dua jam itu turut menghadirkan penampilan musik dan pembacaan puisi dari Efek Rumah Kaca. Berbeda dengan penampil grup dalam tur sebelumnya, Efek Rumah Kaca justru membacakan dua puisi Chairil Anwar dan membawakan lagu mereka yang memiliki kesan serupa dengan sejumlah puisi penyair tersebut. Misalnya lagu Desember, Sebelah Mata, dan Kesendirian.
Dengan ini, tur Jakarta menjadi penutup dari rangkaian Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar yang sempat diselenggarakan di sejumlah lokasi di luar kota. Sebelumnya tur itu digelar di Gramedia Sudirman, Yogyakarta pada 14 Juli dan Gramedia Galeria, Bali pada 16 Juli.
Sebelumnya, Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar merupakan bagian dari Festival Ruang Tengah milik penerbit Gramedia Pustaka Utama bersama dengan Toko Gramedia dan Gramedia.com. Berdasarkan penuturan Andi Tarigan selaku General Manager Gramedia Pustaka Utama, gelaran ini menjadi acara terbesar dalam festival bertema Membaca Asia tersebut.
Penyelenggaraan pertama di Yogyakarta menghadirkan sejumlah penyair, penulis, dan grup musik. Beberapa orang yang hadir adalah Joko Pinurbo, Ni Made Purnama Sari, Eka Kurniawan, dan Melancholic Bitch. Acara ini turut menghadirkan penggubahan puisi Chairil Anwar ke dalam bentuk lagu. Lalu, penyelenggaraan berikutnya di Bali menghadirkan Oka Rusmini, Norman Erikson Pasaribu, Eka Kurniawan, dan grup Navicula.
Baca Juga : Kumpulan Puisi Sipit, dari Rasa Marah hingga Penerimaan Diri
Penyelenggaraan ini menjadi peringatan bagi ulang tahun Chairil Anwar ke-100 yang dirayakan dengan membaca berbagai karyanya yang tetap relevan sampai saat ini. Mirna Yulistianti, editor sekaligus koordinator acara Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar, menjelaskan bahwa acara ini turut mengenang kontribusi Chairil Anwar sebagai penulis berpengaruh di Indonesia.
"Puisi Chairil terus dibacakan, terus dituliskan di kaos, mural, bak truk, media sosial, dan wahana lain, ini menunjukkan puisi Chairil memang tak lekang oleh zaman, sekaligus merupakan karya yang paling dirayakan oleh seluruh pembaca di Indonesia dari masa ke masa," jelasnya.
Editor : Syaiful Millah
Pergelaran konser ini menghadirkan penulis Djenar Maesa Ayu, Ratih Kumala, Cyntha Hariadi, Yoshi Fe, dan Gratiagusti Chananya Rompas; grup musik Efek Rumah Kaca; dan Evawani Chairil Anwar sebagai putri tunggal dari mendiang Chairil Anwar. Semua penampil membawakan satu buah puisi milik penyair kondang itu, khususnya dari buku Aku Ini Binatang Jalang milik Chairil Anwar maupun buku Aku dari Sjuman Djaya.
Baca Juga : Memperingati 100 Tahun Chairil Anwar, Puisi Konsernya Digelar di 3 Kota
Ada beberapa judul puisi yang dibawakan dalam tur terakhir Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar. Antara lain 1943 (1943), Yang Terampas dan Yang Putus (1949), Cintaku Jauh di Pulau (1946), Catetan Tahun 1946 (1946), Taman (1943), Doa (1943), Aku Berada Kembali (1949), dan lainnya.
Berbeda dengan beberapa penampil yang membawakan puisi dari buku Aku Ini Binatang Jalang, Djenar Maesa Ayu membacakan dua bagian dalam buku milik Sjuman Djaya yang merupakan ayah dari penulis buku Mereka Bilang, Saya Monyet! itu. Bagian buku yang dibacakannya adalah Aku (1943) serta narasi tentang Chairil dan sang putri.
Tidak hanya pembacaan puisi, acara berdurasi kurang lebih dua jam itu turut menghadirkan penampilan musik dan pembacaan puisi dari Efek Rumah Kaca. Berbeda dengan penampil grup dalam tur sebelumnya, Efek Rumah Kaca justru membacakan dua puisi Chairil Anwar dan membawakan lagu mereka yang memiliki kesan serupa dengan sejumlah puisi penyair tersebut. Misalnya lagu Desember, Sebelah Mata, dan Kesendirian.
(Sumber gambar: Hypeabis.id/Laurensia Felise)
Dengan ini, tur Jakarta menjadi penutup dari rangkaian Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar yang sempat diselenggarakan di sejumlah lokasi di luar kota. Sebelumnya tur itu digelar di Gramedia Sudirman, Yogyakarta pada 14 Juli dan Gramedia Galeria, Bali pada 16 Juli.
Sebelumnya, Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar merupakan bagian dari Festival Ruang Tengah milik penerbit Gramedia Pustaka Utama bersama dengan Toko Gramedia dan Gramedia.com. Berdasarkan penuturan Andi Tarigan selaku General Manager Gramedia Pustaka Utama, gelaran ini menjadi acara terbesar dalam festival bertema Membaca Asia tersebut.
Penyelenggaraan pertama di Yogyakarta menghadirkan sejumlah penyair, penulis, dan grup musik. Beberapa orang yang hadir adalah Joko Pinurbo, Ni Made Purnama Sari, Eka Kurniawan, dan Melancholic Bitch. Acara ini turut menghadirkan penggubahan puisi Chairil Anwar ke dalam bentuk lagu. Lalu, penyelenggaraan berikutnya di Bali menghadirkan Oka Rusmini, Norman Erikson Pasaribu, Eka Kurniawan, dan grup Navicula.
Baca Juga : Kumpulan Puisi Sipit, dari Rasa Marah hingga Penerimaan Diri
Penyelenggaraan ini menjadi peringatan bagi ulang tahun Chairil Anwar ke-100 yang dirayakan dengan membaca berbagai karyanya yang tetap relevan sampai saat ini. Mirna Yulistianti, editor sekaligus koordinator acara Puisi Konser 100 tahun Chairil Anwar, menjelaskan bahwa acara ini turut mengenang kontribusi Chairil Anwar sebagai penulis berpengaruh di Indonesia.
"Puisi Chairil terus dibacakan, terus dituliskan di kaos, mural, bak truk, media sosial, dan wahana lain, ini menunjukkan puisi Chairil memang tak lekang oleh zaman, sekaligus merupakan karya yang paling dirayakan oleh seluruh pembaca di Indonesia dari masa ke masa," jelasnya.
Editor : Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.