Sutradara Park Chan Wook (kiri), Tang Wei (tengah), Park Hae-il (kanan)- Sumber gambar: CJ Entertainment

Intip Cerita Sutradara Park Chan Wook Garap Film Decision to Leave

20 July 2022   |   15:45 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Film Korea Selatan, Decision to Leave, menjadi sorotan setelah ditayangkan secara perdana di Festival Film Cannes 2022. Di ajang bergengsi itu, film garapan sutradara kawakan Park Chan Wook itu juga masuk nominasi Palme d'Or, penghargaan tertinggi festival tersebut.

Park Chan-wook juga berhasil membawa piala Best Director dari Festival Film Cannes 2022. Dia menjadi sutradara Korea Selatan kedua yang berhasil membawa piala itu, setelah Im Kwon Taek, yang memenangkan kategori itu dua dekade lalu lewat film Chihwaseon.

Secara garis besar, film Decision to Leave berkisah tentang Hae-joon (Park Hae-il), seorang detektif berintegritas yang dipercayakan menangani kasus kematian tidak wajar yang terjadi di pegunungan. Saat menyelidiki kasus tersebut, dia bertemu Seo Rae (Tang Wei), istri korban, dan Hae-joon pun mulai mencurigainya sebagai dalang dari kematian suaminya.

Keadaan kian dilematis ketika Hae-joon secara perlahan diketahui menyukai Seo Rae. Penyelidikan yang terus berlanjut itu juga semakin menyudutkan Hae-joon ke situasi yang sulit, ketika Hae-joon harus menentukan jalan mana yang akan diambilnya, demi menjalankan profesionalitas pekerjaannya.

Baca jugaDecision to Leave, Kisah Kemelut Romansa Detektif & Tersangka Pembunuhan

Meski dikenal piawai dalam menggarap film-film thriller, dalam film Decision to Leave, sutradara Park justru menggarap film dengan cerita yang romantis. Dalam proses penggarapannya, Park membuat cerita dengan karakter yang berusaha menyembunyikan emosi mereka.

"Cara orang-orang seusia saya atau mungkin cara orang Asia menyembunyikan emosi saat ini dianggap kuno. Tapi saya pikir itu juga bisa membuat penonton muda merasa tertarik," kata Park dilansir dari The Korea Herald, Rabu (20/7/2022).
 

Untuk menceritakan sebuah kisah protagonis untuk karakter utamanya, kata Park, mereka juga pada akhirnya tidak bisa menyimpan emosi sepenuhnya untuk diri mereka sendiri. "Ini akan menunjukkan bagaimana mereka secara diam-diam mengekspresikannya, bagaimana mereka mencoba menyembunyikannya, tetapi sangat terlihat oleh penonton," imbuhnya.

Baca jugaRomantis hingga Thriller, Simak 6 Drama Korea yang Tayang Juli 2022

Dalam film ini, Park juga tidak menggambarkan karakter Seo Rae sebagai seorang femme fatale atau perempuan penggoda laki-laki yang merayu seorang detektif polisi. Untuk menghindari plot yang klise, Park membuat alur cerita yang berlapis-lapis.

"Setelah Hae Joon berpindah distrik dan pindah ke pantai, di mana istrinya bekerja di pembangkit nuklir, ada banyak tikungan dan belokan melodramatis ke plot yang tampaknya dapat diprediksi. Perasaan Seo Rae untuk detektif menjadi jelas di paruh kedua film," jelasnya seperti dilansir The Korea Times.

Ketegangan yang tercipta akibat konflik antara dua karakter utama dalam film juga digambarkan dengan apik dan halus oleh Park. Sebagai film romansa yang emosional, dia tidak menyertakan adegan seks yang provokatif dalam film itu.

"Saya ingin membuat sesuatu yang halus secara klasik di mana emosi karakter berputar-putar secara internal, tetapi di luar, mereka tenang. Penekanan ceritanya adalah pada romansa dewasa, berurusan dengan hubungan yang matang," imbuh sutradara yang juga menggarap film The Handmaiden itu.

Hasilnya, film Decision to Leave pun berusaha untuk mengeksplorasi cerita yang puitis seputar waktu, kehilangan, dan kerinduan, yang digabungkan dengan teknik sinematografi ciamik khas Park, dengan ketegangan yang memikat penonton dari karakter detektif yang ramah dan tersangka pembunuhan yang manipulatif

Kedua karakter utama pun memiliki chemistry yang kuat dalam film tersebut. Park berusaha menampilkan konflik batin dilematis yang dirasakan Hae Joon antara profesionalitasnya sebagai detektif dan perasaan sukanya pada Seo Rae yang kuat dan tak terkendali, sementara Seo Rae membuat penonton terus menebak-nebak tentang karakternya sampai film berakhir.

Adapun, film Decision to Leave sendiri bisa ditonton di bioskop CGV di seluruh Indonesia mulai 15 Juli 2022.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Tertarik Gabung Kemitraan Tahu Go, Begini Perhitungan Usahanya

BERIKUTNYA

Selain Train to Busan & Peninsula, Ini 6 Film Korea Bertema Survival

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: