Rumah Ho yang tetap lestari di Kota Yangzhou, China (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)

Pesona Yangzhou & Rumah Ho, Situs Bersejarah yang Lestari di China

23 June 2022   |   21:00 WIB
Image
Roni Yunianto Hypeabis.id

Berjalan-jalan mengunjungi Kota Kuno Yangzhou di China sepintas terbersit kenangan tentang hunian Bangsa China pada masa silam. Meskipun punya predikat sebagai destinasi wisata kota kuno, Yangzhou sendiri merupakan salah satu kota yang maju di Provinsi Jiangsu, China.

Kota ini memiliki kawasan kota kuno seluas 18,25 km persegi dan menjadi lokasi bagi situs-situs peninggalan Dinasti Tang (618–907), Dinasti Song (960–1279) sama halnya dengan situs-situs bersejarah lainnya dari Dinasti Ming (1368–1644) dan Dinasti Qing (1644–1911).

Sekitar 5,09 km persegi bagian dari situs Dinasti Ming dan Qing merupakan satu dari sedikit kota-kota kuno yang dirawat dengan baik di China. Destinasi ini terdiri atas empat area bersejarah. Sebut saja, mulai dari area jalan Dong Guan, Fengrenli, area jalan Wanzi dan area Nanhexia serta tujuh klaster arsitektural tradisional yang salah satunya adalah klaster Beishixiang.

Sebagai pusat budaya, politik, dan ekonomi, Yangzhou melindungi 11 situs warisan berskala Nasional, 345 jalanan kuno serta 905 rumah tradisional, lengkap dengan nilai-nilai budayanya. Saat menyusuri kota kuno di kota ini, wisatawan dapat menyambangi satu rumah antik. Rumah besar yang dilengkapi taman ini milik keluarga Ho.

 

Rumah Ho (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)

Rumah Ho (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)


Berbeda dengan generasi muda China modern yang hanya punya satu nama, warga China dahulu kala dikenal memiliki banyak nama. Ho dikenal sebagai Ho Zhidao, tetapi dia juga disapa Ho Shenghao pada masa republik.

Rumah Ho ini dikenal juga dengan nama Ji Xiao Mountain Villa. Rumah taman pribadi terbaik di Yangzhou. Uniknya, rumah ini memiliki taman di selatan dan di utara dengan desain China, tetapi dilengkapi dengan ornamen-ornamen Barat.
 

Salah satu interior rumah Ho (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)

Salah satu interior rumah Ho (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)


Ho Zhidao berasal dari Kabupaten Wangjiang, Provinsi Anhni. Nasibnya beruntung, dia lulus ujian nasional kekaisaran lalu berkarier menjadi gubernur Prefektur Hangyang. Ho terpilih menjadi pejabat tinggi, menteri dan kemudian menteri agung. Di usia 49 tahun, dia berbisnis garam di Yangzhou.

Kota ini memang menjadi pusat transportasi garam di Grand Canal, yang merupakan kanal terpanjang di dunia yang dibangun bangsa China. Rumah Ho sendiri dibangun pada 1883, dan pada 1901, Ho beserta keluarga pindah dan menjualnya pada 1944.
 

Rumah Ho (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)

Rumah Ho (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)


Seiring dengan berdirinya Republik Rakyat China pada 1949, rumah ini diambil alih oleh pemerintah pusat dan menjadi aset Nasional. Menariknya, wisatawan diperlihatkan eksterior dan interior yang 80% masih orisinil.
 

Kawasan budaya

Nanhexia Historical Cultural Street adalah salah satu area dari total empat jalan bersejarah di Yangzhou. Area ini menjadi area budaya bersejarah pertama yang berdasarkan keputusan Pemerintah Republik Rakyat China.

Area ini sendiri dibangun semasa Dinasti Sui (581–618) dan Dinasti Tang (618–907). Kemudian pada masa Dinasti Qing
(1644–1911), area ini menjadi kian makmur. Situs sejarah ini dahulu kala pernah menjadi tempat berkumpulnya para pedagang garam kaya semasa Dinasti Qing.

Sebagai informasi, ada lebih dari 100 situs bersejarah dan lebih dari 70 jalan kuno yang dilindungi pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kota.

Wilayah ini sendiri sebenarnya fokus menampilkan budayanya pedagang garam yang di antaranya dikenal berkontribusi dalam pengembangan industri layanan rumah penginapan, industri budaya dan inovasi, serta industri pariwisata.

Situs-situs bersejarah Ming dan Qing telah menorehkan sejarah atas kekayaan warisan budaya tak bendanya. Warisan ini antara lain cetak blok kayu, seni guqin, seni potongan kertas, perangkat pernis, serta Opera Yang. Pemerintah Kota Yangzhou telah menerapkan batasan untuk memproteksi dan mengembangkan situs bersejarah.

Di antaranya, memperkuat pengamanan untuk menjaga keindahan pemandangan di sekitar wilayah kota kuno tersebut. Sejak 2007, pemerintah lokal juga telah mengambil langkah untuk menghilangkan bangunan[1]bangunan yang tidak disetujui, dan memperbanyak upaya memperindah pemandangan di sekitar jalan serta sistem penerangan jalannya.
 

salah satu pedagang di Kota Yangzhou (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)

salah satu pedagang di Kota Yangzhou (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)


Pemerintah setempat juga terus mempromosikan kepentingan bisnis dan juga pengembangan kota-kota kuno itu secara berkelanjutan. Mereka juga meningkatkan lanskap di zona-zona jalan bersejarah Nanhexia, Fengrenli ataupun Caiyi. Sebagai bentuk perhatian, Pemerintah Kota Yangzhou bahkan mendorong lebih dari 570 rumah tangga di kota kuno itu untuk memperbarui kembali rumah[1]rumah tua mereka selama beberapa tahun terakhir.

Pemerintah setempat juga mendukung 35 situs bersejarah yang dimiliki para pedagang garam terkaya pada masanya. Sebagai contoh, Kuil Yanzong dan rumah-rumah pedagang garam Lu dan Wanglumen yang kemudian menjadi situs warisan bersejarah PBB atau UNESCO. Secara total di kota ini terdapat 134 museum yang dibangun untuk menampilkan beragam budaya yang dimiliki China.
 

SEBELUMNYA

Semalam Menelusuri Wuxi, Kota Peradaban Penuh Nilai Historis di China

BERIKUTNYA

Menjelajahi Oita & Beppu, Permata Pariwisata Pulau Kyusu, Jepang

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: