Meraup Rupiah dari Kelom Cantik & Unik
30 June 2022 |
22:53 WIB
Kayu mahoni tak hanya digunakan untuk membuat furnitur dan aneka perabotan rumah tangga lainnya, bisa juga dijadikan sepatu dan sandal yang cantik dan unik. Hal itu, berkat sentuhan motif bunga dan batik yang menjadi ciri khas kerajinan tangan asal Tasikmalaya ini.
Taty Endrawaty, sudah sejak 2012 memfokuskan diri pada usaha sepatu kayu dengan mengusung label Natana. Awalnya Taty yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat ini terinspirasi dari sepatu kayu khas daerah tersebut yakni kelom geulis.
Kelom geulis merupakan alas kaki yang oleh mayarakat setempat dibuat dari bahan dasar kayu mahoni. Kelom geulis memiliki keunggulan dari ukiran dan motif yang dituangkan dalam kayu sehingga menjadi sepatu dan sandal klasik yang antik. Kebanyakan masyarakat menggunakan motif bunga dan batik.
”Dulu saya selalu berpikir untuk mengembangkan kelom khas Tasik ini menjadi lebih variatif dan tidak monoton. Syukurlah sepatu dan sandal produksi saya hingga kini masih banyak yang berminat,” katanya.
Taty membagi jenis sepatunya menjadi tiga macam yakni clogs, wedges, dan premium. Bahan utama pembuatanya adalah kayu mahoni yang diambil dan diproduksi langsung di Tasikmalaya.
Untuk badan sepatu, Taty masih memilih beragam material alami seperti kulit sapi, ular, dan domba, bahkan terkadang menggunakan aneka kain songket untuk membuat sepatu koleksi Natana lebih beragam.
Dalam pembuatannya, sepatu Natana masih mengandalkan tangan (handmade), sedangkan model didesain sendiri oleh Taty bersama anaknya. Kini sudah ratusan lebih desain yang dikeluarkan oleh Natana dengan selalu mengacu pada perkembangan tren fesyen dunia.
Uniknya, setiap satu desain dari Natana memiliki nama yang digunakan untuk memudahkan pemesanan. Taty memilih beragam nama bunga dan perempuan agar selalu memancarkan kecantikan alami dari sepatu yang dihasilkannya.
Salah satu sepatu yang menjadi ikon Natana adalah sepatu edelweiss yang bermakana bunga abadi. Edelweiss termasuk jenis sepatu premium yang memiliki model klasik dengan tinggi hak mencapai 9 cm.
Sepatu jenis premium Natana lainnya memiliki keunggulan pada desain hak atau alas kayunya, seperti sepatu Holly yang memiliki bentuk ukiran khas kerajinan Indonesia. Ada juga sepatu Fern yang memiliki bentuk hati pada bagian haknya. ”Ukiran-ukiran pada hak sepatu juga dibuat dari ukiran tangan pengrajin tanpa menggunakan mesin dan tempelan kayu,” ujar Taty.
Proses pembuatan setiap sepatunya membutuhkan waktu hingga 14 hari, tergantung pada detail dan bentuk sepatu yang diinginkan pelanggan. Harga sepatu Natana ini berkisar antara Rp450.000 hingga Rp1,5 juta [pada 2015], sesuai dengan keinginan pelanggan jika ingin merubah desain yang disediakan.
Sesuai cita-cita sang pediri, sepatu Natana kini sudah dinikmati hingga masyarakat luar Indonesia seperti Malaysia dan Afrika. Untuk luar wilayah Jakarta, Natana juga memiliki cabang penjualan di Makassar, Lampung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Untuk perawatan sepatu kayu Natana cukup dengan lap kain basah atau kering, sedangkan yang menggunakan bahan kulit jangan sampai terkena air. Jika terciprat air, cukup dilap kering saja, dan bila terlalu basah jangan menjemurnya langsung di bawah matahari tetapi cukup diangin-angin saja.
Bagaimana tertarik dengan aksesori kayu satu ini? Natana juga menyediakan custom size bagi pelanggan yang memiliki bentuk kaki yang terlalu besar atau terlalu kecil.
Editor: Fajar Sidik
Taty Endrawaty, sudah sejak 2012 memfokuskan diri pada usaha sepatu kayu dengan mengusung label Natana. Awalnya Taty yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat ini terinspirasi dari sepatu kayu khas daerah tersebut yakni kelom geulis.
Kelom geulis merupakan alas kaki yang oleh mayarakat setempat dibuat dari bahan dasar kayu mahoni. Kelom geulis memiliki keunggulan dari ukiran dan motif yang dituangkan dalam kayu sehingga menjadi sepatu dan sandal klasik yang antik. Kebanyakan masyarakat menggunakan motif bunga dan batik.
”Dulu saya selalu berpikir untuk mengembangkan kelom khas Tasik ini menjadi lebih variatif dan tidak monoton. Syukurlah sepatu dan sandal produksi saya hingga kini masih banyak yang berminat,” katanya.
Taty membagi jenis sepatunya menjadi tiga macam yakni clogs, wedges, dan premium. Bahan utama pembuatanya adalah kayu mahoni yang diambil dan diproduksi langsung di Tasikmalaya.
Untuk badan sepatu, Taty masih memilih beragam material alami seperti kulit sapi, ular, dan domba, bahkan terkadang menggunakan aneka kain songket untuk membuat sepatu koleksi Natana lebih beragam.
Dalam pembuatannya, sepatu Natana masih mengandalkan tangan (handmade), sedangkan model didesain sendiri oleh Taty bersama anaknya. Kini sudah ratusan lebih desain yang dikeluarkan oleh Natana dengan selalu mengacu pada perkembangan tren fesyen dunia.
Uniknya, setiap satu desain dari Natana memiliki nama yang digunakan untuk memudahkan pemesanan. Taty memilih beragam nama bunga dan perempuan agar selalu memancarkan kecantikan alami dari sepatu yang dihasilkannya.
Salah satu sepatu yang menjadi ikon Natana adalah sepatu edelweiss yang bermakana bunga abadi. Edelweiss termasuk jenis sepatu premium yang memiliki model klasik dengan tinggi hak mencapai 9 cm.
Sepatu jenis premium Natana lainnya memiliki keunggulan pada desain hak atau alas kayunya, seperti sepatu Holly yang memiliki bentuk ukiran khas kerajinan Indonesia. Ada juga sepatu Fern yang memiliki bentuk hati pada bagian haknya. ”Ukiran-ukiran pada hak sepatu juga dibuat dari ukiran tangan pengrajin tanpa menggunakan mesin dan tempelan kayu,” ujar Taty.
Proses pembuatan setiap sepatunya membutuhkan waktu hingga 14 hari, tergantung pada detail dan bentuk sepatu yang diinginkan pelanggan. Harga sepatu Natana ini berkisar antara Rp450.000 hingga Rp1,5 juta [pada 2015], sesuai dengan keinginan pelanggan jika ingin merubah desain yang disediakan.
Sesuai cita-cita sang pediri, sepatu Natana kini sudah dinikmati hingga masyarakat luar Indonesia seperti Malaysia dan Afrika. Untuk luar wilayah Jakarta, Natana juga memiliki cabang penjualan di Makassar, Lampung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Untuk perawatan sepatu kayu Natana cukup dengan lap kain basah atau kering, sedangkan yang menggunakan bahan kulit jangan sampai terkena air. Jika terciprat air, cukup dilap kering saja, dan bila terlalu basah jangan menjemurnya langsung di bawah matahari tetapi cukup diangin-angin saja.
Bagaimana tertarik dengan aksesori kayu satu ini? Natana juga menyediakan custom size bagi pelanggan yang memiliki bentuk kaki yang terlalu besar atau terlalu kecil.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.