Ilustrasi penggunaan krim perawatan wajah (Sumber gambar: cottonbro/Pexels)

Benarkah Krim Dokter Sebabkan Ketergantungan? Cek Faktanya Yuk!

30 June 2022   |   14:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Banyak orang khususnya perempuan yang menggunakan krim racikan dokter tertentu untuk mengatasi berbagai masalah kulit, seperti jerawat hingga wajah kusam. Namun, tak sedikit yang mengeluhkan ketergantungan hingga munculnya efek krim dokter saat berhenti menggunakannya. 

Tak dipungkiri, beberapa orang menganggap kondisi kulit yang semula membaik, jadi bermasalah apabila berhenti menggunakan krim perawatan wajah dari dokter. Namun, apakah benar krim dokter membuat pemakainya ketergantungan sehingga pemakaiannya tidak boleh dihentikan?

Head of Pharmacy ZAP dr. Nina Tarita Elsajuva, menerangkan apabila krim racikan dokter dihentikan penggunaannya, maka kulit akan kembali ke 'pola asli’ kulit tersebut. Entah itu pada awalnya berminyak, jerawat, atau kusam. 

"Dengan demikian, tidak benar jika ada istilah ketergantungan. Layaknya proses pemeliharaan, kita harus tetap teratur menggunakan produk perawatan jika ingin mempertahankan kondisi kulit yang sudah baik,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Hypeabis.id, Kamis (30/6/2022).

Lebih lanjut, dr. Nina mengatakan keberhasilan program perawatan juga akan dipengaruhi oleh kepatuhan atau kedisiplinan masing-masing individu untuk mencapai skin goals mereka.

Hal tersebut, paparnya, mencakup menaati jadwal konsumsi/penggunaan obat secara teratur, tepat takaran dalam setiap kali pemakaian obat, serta konsultasi berkala dengan dokter secara rutin. Selain itu, gaya hidup dan pola makan juga perlu diperhatikan karena turut berefek pada kesehatan kulit, termasuk menghindari faktor pencetus aging process seperti matahari atau polusi udara yang memiliki kontribusi dalam keberhasilan program.
 

Ilustrasi perawatan wajah dengan dokter (Sumber gambar: ZAP)

Ilustrasi perawatan wajah dengan dokter (Sumber gambar: ZAP)

Selain soal ketergantungan, ada lagi anggapan soal krim dokter yang beredar di masyarakat yakni krim racikan dokter dapat mengakibatkan kulit mengelupas untuk sementara waktu. Pengelupasan itu disebut akan mengakibatkan lapisan kulit menjadi tipis.

Terkait dengan anggapan tersebut, dr. Nina menjelaskan bahwa kulit kita akan beregenerasi secara terus menerus sehingga tidak benar jika dikatakan kulit akan menjadi semakin tipis saat menggunakan krim dokter.

Dia mengatakan krim perawatan wajah dari dokter akan membantu proses regenerasi dengan membersihkan sel kulit mati yang sudah tertumpuk di lapisan kulit terluar. Dengan kata lain, pengelupasan adalah hal yang cukup wajar. Sebaliknya, proses regenerasi kulit yang terhambat justru dapat menyebabkan kulit kusam, kerutan dan warna kulit tidak merata.
 

Perawatan wajah rumahan 

Krim racikan dokter masih tinggi diminati oleh para wanita. Hal tersebut melatarbelakangi ZAP untuk meluncurkan rangkaian perawatan kulit harian, ZAP Home Treatment. Perawatan terbaru ZAP ini bersifat personalized atau khusus disesuaikan dengan permasalahan dan kebutuhan masing-masing individu.

Jenis dan kandungan produk setiap pelanggan akan ditentukan dari rekomendasi dokter sesuai hasil diagnosa dan analisa kondisi kulit. Dengan demikian, perawatan ini akan menjadi lebih efektif. 

Hal itu sejalan dengan laporan ZAP Beauty Index 2021 yang menemukan sebanyak 86,2% wanita Indonesia menginginkan kandungan produk perawatan kulit yang sesuai dengan tipe dan permasalahan yang mereka hadapi. 

“Selama ini banyak wanita yang menjalani perawatan, namun tidak rutin konsultasi dan update kondisi kulitnya ke dokter. Oleh sebab itu, kami mempermudah proses ini dan menghadirkan layanan konsultasi dokter gratis. Kami paham ada banyak wanita yang mungkin merasa terbebani dengan biaya konsultasi dokter,” kata CEO ZAP, Fadly Sahab.

Ragam ZAP Home Treatment tak hanya terbatas untuk perawatan kulit wajah saja. Terdapat perawatan rambut dan kulit kepala untuk mengatasi kerontokan dan ketombe, perawatan badan, serta perawatan dermatologi umum untuk permasalahan atopi atau kulit sensitif.

Khusus untuk wajah, ZAP menawarkan jenis perawatan rejuvenation and brightening serta acne cure. Kombinasi perawatan ZAP Home Treatment ini dapat menjadi pelengkap atas perawatan di klinik atau bahkan skin care tertentu yang masih ingin digunakan.

Adapun, konsultasi selama masa perawatan dapat dilakukan setiap dua hingga tiga minggu sekali. Hal ini bertujuan agar dokter bisa mengevaluasi efek produk perawatan. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan konsultasi dapat dilakukan sewaktu-waktu jika terdapat reaksi yang memerlukan penanganan dokter.

Fadly juga menjelaskan bahwa pemilihan program yang tepat, pemberian dosis yang sesuai untuk mengatasi permasalahan kulit serta pemantauan dokter membuat program perawatan ini aman untuk digunakan, termasuk bagi para ibu hamil atau menyusui.

Dia memastikan bahwa produk ZAP Home Treatment tidak mengandung bahan-bahan yang bersifat non-halal, fragrance dan unsur-unsur hewani, serta telah melewati rangkaian uji klinis untuk berbagai macam jenis kulit serta bahan aktif sediaannya telah terdaftar BPOM. Adapun macam produk dalam rangkaian perawatan ini meliputi cleanser, toner, moisturizer, sunscreen, day & night cream, serum, hingga obat oral.


Editor: Roni Yunianto

 

SEBELUMNYA

4 Fakta Menarik Satelit Nano Pertama Buatan Anak Bangsa Siap Mengorbit

BERIKUTNYA

Lebih Dari 20 Tokoh Betawi Menjadi Nama Ruas Jalan di Jakarta, Yuk Intip Profilnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: