Hadirkan Lagi Nuansa Eropa dengan Konsep Desain Mediterania
29 June 2022 |
11:14 WIB
Arsitektur gaya Mediterania dapat dijadikan pilihan bila Anda ingin menghadirkan nuansa Eropa pada hunian pribadi. Gaya Mediterania sangat cocok diaplikasikan di negara beriklim tropis karena teknik arsitekturnya merupakan perpaduan antara Italia, Yunani, dan Spanyol.
Ditilik dari sejarahnya, desain Mediterania berkembang pesat pada abad ke-16. Ciri khas dari arsitektur ini adalah dinding eksterior, dan bagian atap bangunan dominan menggunakan bahan dari marmer, yang dipadukan dengan kayu.
Dari segi warna, gaya arsitektur ini menggunakan warna merah, dan kuning menyala untuk dinding interior maupun eksteriornya. Ditilik dari sisi interior, furnitur gaya Mediterania Italia biasanya berukuran besar yang dihias dengan ornamen.
Sementara itu, hiasan yang berasal dari keramik atau gerabah berupa vas bunga atau guci, juga dipilih dengan ukuran besar. Pilihan ini menjadi wajar karena rumah dengan gaya ini dapat dipastikan bernuansa megah dan berplafon tinggi.
“Gaya ini hampir mirip dengan pola interior maupun eksterior yang biasa dilihat dalam kastil-kastil di daerah Mediterania. Cukup klasik meskipun sekarang dipadu- kan dengan gaya yang lebih modern,” ujar desainer interior Josephine Lina.
Masing-masing tipe arsitektur Mediterania baik Yunani maupun Italia tidak banyak perbedaan, selain gaya Yunani lebih sederhana dan praktis. Dinding dan lantai Mediterania Yunani berwarna senada yakni putih. Ukuran furnitur lebih kecil, tidak terlalu banyak ornamen, dan biasanya berwarna hijau dan biru laut.
Khusus untuk Mediterania gaya Spanyol cenderung lebih berani bereksperimen dalam hal pilihan material. Warna pilihan yang seringkali digunakan adalah merah dan kuning. Kedua warna ini menjadi pilihan karena menimbulkan efek lembut dan natural.
Pada area dapur biasanya menggunakan warna kuning tua atau putih. Jendela di dapur biasanya dibuat agak lebar sebagai tempat meletakkan pot berisi tanaman herbal. Dibandingkan dengan gaya arsitektur lainnya, Mediterania memiliki keseim- bangan antara furnitur di area indoor dan outdoor.
Kedua area ini mendapatkan perhatian yang sama dengan penggunaan perabotan. Perabotan di area outdoor, misalnya, seringkali dihiasi dengan peletakan meja dan kursi panjang dengan bahan kayu, yang berkapasitas 12 orang. Area luar ruangan menjadi perhatian bagi pemilik arsitektur jenis ini karena banyak kegiatan yang dilakukan di tempat ini.
“Konsep itu biasanya menirukan gaya keluarga-keluarga di daerah Eropa yang pada saat liburan musim panas, atau musim semi sering melakukan pesta kebun di sisi belakang atau samping rumah,” tuturnya.
Selain itu, paduan bahan marmer, granit, dan batuan alam lain kerap digunakan sebagai material dalam arsitektur Mediterania sebagai countertop, atau bagian permukaan meja pada dapur.
Ornamen lain yang biasa ditemui di dapur ala Mediterania adalah pemasangan ubin lukis. Ubin-ubin yang permukaannya dilukis ini dipasang di dinding untuk mempercan tik tampilan dapur, sedangkan perabotan lain seperti kitchen cabinet, biasanya dibuat dari besi tempa.
Catatan redaksi: artikel dikutip dari BI Weekend edisi 14 Juni 2015.
Editor: Fajar Sidik
Ditilik dari sejarahnya, desain Mediterania berkembang pesat pada abad ke-16. Ciri khas dari arsitektur ini adalah dinding eksterior, dan bagian atap bangunan dominan menggunakan bahan dari marmer, yang dipadukan dengan kayu.
Dari segi warna, gaya arsitektur ini menggunakan warna merah, dan kuning menyala untuk dinding interior maupun eksteriornya. Ditilik dari sisi interior, furnitur gaya Mediterania Italia biasanya berukuran besar yang dihias dengan ornamen.
Sementara itu, hiasan yang berasal dari keramik atau gerabah berupa vas bunga atau guci, juga dipilih dengan ukuran besar. Pilihan ini menjadi wajar karena rumah dengan gaya ini dapat dipastikan bernuansa megah dan berplafon tinggi.
“Gaya ini hampir mirip dengan pola interior maupun eksterior yang biasa dilihat dalam kastil-kastil di daerah Mediterania. Cukup klasik meskipun sekarang dipadu- kan dengan gaya yang lebih modern,” ujar desainer interior Josephine Lina.
Masing-masing tipe arsitektur Mediterania baik Yunani maupun Italia tidak banyak perbedaan, selain gaya Yunani lebih sederhana dan praktis. Dinding dan lantai Mediterania Yunani berwarna senada yakni putih. Ukuran furnitur lebih kecil, tidak terlalu banyak ornamen, dan biasanya berwarna hijau dan biru laut.
Khusus untuk Mediterania gaya Spanyol cenderung lebih berani bereksperimen dalam hal pilihan material. Warna pilihan yang seringkali digunakan adalah merah dan kuning. Kedua warna ini menjadi pilihan karena menimbulkan efek lembut dan natural.
Pada area dapur biasanya menggunakan warna kuning tua atau putih. Jendela di dapur biasanya dibuat agak lebar sebagai tempat meletakkan pot berisi tanaman herbal. Dibandingkan dengan gaya arsitektur lainnya, Mediterania memiliki keseim- bangan antara furnitur di area indoor dan outdoor.
Kedua area ini mendapatkan perhatian yang sama dengan penggunaan perabotan. Perabotan di area outdoor, misalnya, seringkali dihiasi dengan peletakan meja dan kursi panjang dengan bahan kayu, yang berkapasitas 12 orang. Area luar ruangan menjadi perhatian bagi pemilik arsitektur jenis ini karena banyak kegiatan yang dilakukan di tempat ini.
“Konsep itu biasanya menirukan gaya keluarga-keluarga di daerah Eropa yang pada saat liburan musim panas, atau musim semi sering melakukan pesta kebun di sisi belakang atau samping rumah,” tuturnya.
Selain itu, paduan bahan marmer, granit, dan batuan alam lain kerap digunakan sebagai material dalam arsitektur Mediterania sebagai countertop, atau bagian permukaan meja pada dapur.
Ornamen lain yang biasa ditemui di dapur ala Mediterania adalah pemasangan ubin lukis. Ubin-ubin yang permukaannya dilukis ini dipasang di dinding untuk mempercan tik tampilan dapur, sedangkan perabotan lain seperti kitchen cabinet, biasanya dibuat dari besi tempa.
Catatan redaksi: artikel dikutip dari BI Weekend edisi 14 Juni 2015.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.