Antara Cerita Pendek dan Dongeng, Ternyata Ini Perbedaannya
28 June 2022 |
16:31 WIB
Membaca adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang bersama dengan keluarga dan mengasah keterampilan membaca anak. Cerita pendek (cerpen) dan dongeng adalah bahan bacaan yang dapat menjadi pilihan bersama dengan keluarga.
Dilansir dari modul pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada di laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Cerita pendek adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan (Sutardi).
Berdasarkan uraian tersebut, masih dalam modul tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa berisi gagasan, pikiran, pengalaman yang diimajinasikan dan membentuk sebuah peristiwa dengan satu peristiwa puncak.
Baca juga: Tips Menstimulasi Anak Agar Gemar Membaca sejak Usia Dini
Menurut modul tersebut, cerita pendek memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dengan karya tulis lainnya. Ciri-ciri tersebut adalah jumlah kata tidak lebih dari 1.000 kata, memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan novel, kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
Kemudian, tidak mencerminkan semua kisah tokohnya karena dalam cerpen yang dikisahkan hanya inti, tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap penyelesaiannya, pemisahan kata sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahami isi cerita.
Cerpen juga memiliki ciri bersifat fiktif, menceritakan satu kejadian dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus, membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama, dan memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita tersebut.
Sementara dongeng, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh.
Dilansir dari laman balaibahasajateng.kemdikbud.com, cerita dalam dongeng dianggap tidak benar-benar terjadi serta tidak terikat oleh waktu dan tempat. Tidak hanya itu, tokoh-tokohnya memiliki kebijaksanaan atau kekuatan untuk mengatur masalah manusia dengan segala macam cara.
Tokoh cerita setelah menjalani pengalaman yang ajaib-ajaib, lanjut laman tersebut, akhirnya hidup berbahagaia (Sudjiman, 1986:20).
Dalam laman pauddikmassumsel.kemdikbud.go.id, menurut James Danandjaja, dongeng adalah cerita pendek yang disampaikan secara lisan, di mana dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar benar terjadi. Dongeng biasanya berupa suatu kisah fiktif yang menceritakan kehidupan dan mengandung nilai-nilai moral tertentu.
Editor: Nirmala Aninda
Dilansir dari modul pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada di laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Cerita pendek adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan (Sutardi).
Berdasarkan uraian tersebut, masih dalam modul tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa berisi gagasan, pikiran, pengalaman yang diimajinasikan dan membentuk sebuah peristiwa dengan satu peristiwa puncak.
Baca juga: Tips Menstimulasi Anak Agar Gemar Membaca sejak Usia Dini
Menurut modul tersebut, cerita pendek memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dengan karya tulis lainnya. Ciri-ciri tersebut adalah jumlah kata tidak lebih dari 1.000 kata, memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan novel, kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
Kemudian, tidak mencerminkan semua kisah tokohnya karena dalam cerpen yang dikisahkan hanya inti, tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap penyelesaiannya, pemisahan kata sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahami isi cerita.
Cerpen juga memiliki ciri bersifat fiktif, menceritakan satu kejadian dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus, membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama, dan memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita tersebut.
Sementara dongeng, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh.
Dilansir dari laman balaibahasajateng.kemdikbud.com, cerita dalam dongeng dianggap tidak benar-benar terjadi serta tidak terikat oleh waktu dan tempat. Tidak hanya itu, tokoh-tokohnya memiliki kebijaksanaan atau kekuatan untuk mengatur masalah manusia dengan segala macam cara.
Tokoh cerita setelah menjalani pengalaman yang ajaib-ajaib, lanjut laman tersebut, akhirnya hidup berbahagaia (Sudjiman, 1986:20).
Dalam laman pauddikmassumsel.kemdikbud.go.id, menurut James Danandjaja, dongeng adalah cerita pendek yang disampaikan secara lisan, di mana dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar benar terjadi. Dongeng biasanya berupa suatu kisah fiktif yang menceritakan kehidupan dan mengandung nilai-nilai moral tertentu.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.