Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Jadi Peluang Brand Lokal Dilirik Pembeli Global
28 June 2022 |
15:50 WIB
Sukses digelar pada 2021, Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 akan kembali digelar tahun ini. Mengambil tempat di ICE BSD, Tangerang, Banten, pada 20-22 Oktober mendatang, perhelatan ini akan menjadi wadah unjuk gigi brand fesyen muslim di Indonesia. Tidak hanya ke pasar domestik, tetapi juga internasional.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan Miftah Farid mengatakan pameran ini akan berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena akan disandingkan dengan ajang Trade Expo Indonesia 2022.
"Kami akan satukan menjadi three in one, ada fashion show, trade expo, dan talk show," katanya dalam webinar Road to JMFW 2023 bertajuk The Role of Millenials in Accelerating Indonesia as the Center of World's Moeslim Fashion yang digelar secara hibrida, Selasa (28/6/2022).
Baca juga: Embracing Jakarta Muslim Fashion Week Siapkan Indonesia sebagai Pusat Fesyen Muslim Dunia
Mengingat Trade Expo Indonesia 2022 merupakan platform business to business, maka pihak Kemendag lewat atase perdagangan di berbagai negara akan mengundang para buyer internasional untuk datang ke acara tersebut.
Dengan demikian ada peluang para pembeli asing ini akan melirik produk-produk milik brand fesyen Tanah Air. Untuk itu, pihaknya akan mengkurasi dengan ketat brand fesyen yang akan ambil bagian pada JMFW tahun ini.
"Kami ingin seleksi karya-karya terbaik untuk bisa ditampilkan di JMFW, sehingga bisa dipromosikan ke pembeli internasional," ujarnya.
Sebelumnya, Miftah Farid juga mengingatkan ajang ini digelar sebagai upaya Indonesia untuk menjadi pusat muslim dunia. Sesuai dengan Roadmap Fashion Muslim Indonesia, pada 2024, ditargetkan untuk deklarasi Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia, melalui JMFW sebagai event internasional.
Sedangkan pada 2023, ditargetkan untuk penguatan networking dengan terjun langsung dalam peta fashion internasional. Sedangkan, pada 2022 fokus strateginya adalah penguatan branding.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan mengatakan, Indonesia jangan hanya jadi pasar fesyen muslim. Tetapi juga sebagai pemain penting dalam industri modest fashion dunia. "Dua pekerjaan rumah kita adalah mengisi pasar dalam negeri dan merambah ke pasar dunia yang terbuka lebar," ujarnya.
Dia menambahkan pada tahun depan, program yang digelar akan difokuskan pada pengembangan networking dan campaign dengan target mendeklarasikan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia pada 2024.
Sebagai gambaran, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor fesyen muslim Indonesia ke dunia pada 2021 tercatat sebesar US$4,68 miliar, meningkat 12,5 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada 2020 yaitu sebesar US$4,16 miliar. Sedangkan, ekspor kosmetik Indonesia ke dunia pada 2021 mencapai US$241,37 juta dengan tren 3,37 persen.
Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2020/21, konsumsi produk fesyen muslim dunia pada 2024 diprediksi mencapai US$311 miliar, naik dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar US$277 miliar. Sementara itu, konsumsi produk kosmetik halal dunia pada 2024 diprediksi mencapai US$76 miliar, naik dibandingkan dengan 2019, yaitu sebesar US$66 miliar.
Editor: Nirmala Aninda
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan Miftah Farid mengatakan pameran ini akan berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena akan disandingkan dengan ajang Trade Expo Indonesia 2022.
"Kami akan satukan menjadi three in one, ada fashion show, trade expo, dan talk show," katanya dalam webinar Road to JMFW 2023 bertajuk The Role of Millenials in Accelerating Indonesia as the Center of World's Moeslim Fashion yang digelar secara hibrida, Selasa (28/6/2022).
Baca juga: Embracing Jakarta Muslim Fashion Week Siapkan Indonesia sebagai Pusat Fesyen Muslim Dunia
Mengingat Trade Expo Indonesia 2022 merupakan platform business to business, maka pihak Kemendag lewat atase perdagangan di berbagai negara akan mengundang para buyer internasional untuk datang ke acara tersebut.
Dengan demikian ada peluang para pembeli asing ini akan melirik produk-produk milik brand fesyen Tanah Air. Untuk itu, pihaknya akan mengkurasi dengan ketat brand fesyen yang akan ambil bagian pada JMFW tahun ini.
"Kami ingin seleksi karya-karya terbaik untuk bisa ditampilkan di JMFW, sehingga bisa dipromosikan ke pembeli internasional," ujarnya.
Sebelumnya, Miftah Farid juga mengingatkan ajang ini digelar sebagai upaya Indonesia untuk menjadi pusat muslim dunia. Sesuai dengan Roadmap Fashion Muslim Indonesia, pada 2024, ditargetkan untuk deklarasi Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia, melalui JMFW sebagai event internasional.
Sedangkan pada 2023, ditargetkan untuk penguatan networking dengan terjun langsung dalam peta fashion internasional. Sedangkan, pada 2022 fokus strateginya adalah penguatan branding.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan mengatakan, Indonesia jangan hanya jadi pasar fesyen muslim. Tetapi juga sebagai pemain penting dalam industri modest fashion dunia. "Dua pekerjaan rumah kita adalah mengisi pasar dalam negeri dan merambah ke pasar dunia yang terbuka lebar," ujarnya.
Dia menambahkan pada tahun depan, program yang digelar akan difokuskan pada pengembangan networking dan campaign dengan target mendeklarasikan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia pada 2024.
Sebagai gambaran, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor fesyen muslim Indonesia ke dunia pada 2021 tercatat sebesar US$4,68 miliar, meningkat 12,5 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada 2020 yaitu sebesar US$4,16 miliar. Sedangkan, ekspor kosmetik Indonesia ke dunia pada 2021 mencapai US$241,37 juta dengan tren 3,37 persen.
Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2020/21, konsumsi produk fesyen muslim dunia pada 2024 diprediksi mencapai US$311 miliar, naik dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar US$277 miliar. Sementara itu, konsumsi produk kosmetik halal dunia pada 2024 diprediksi mencapai US$76 miliar, naik dibandingkan dengan 2019, yaitu sebesar US$66 miliar.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.