Yuk Kenalan dengan 5 Komposer Kenamaan dari Berbagai Negara, Ada dari Indonesia!
13 June 2022 |
18:30 WIB
Grup paduan suara Batavia Madrigal Singers (BMS) kembali membawa nama harum bangsa Indonesia di kancah internasional. Grup BMS akan mewakili Indonesia untuk berlaga pada kompetisi paduan suara internasional European Grand Prix for Choral Singing (EGP) ke-31, di Tours, Prancis, pada 18 Juni mendatang.
Sebanyak 44 penyanyi dan satu pianis dari grup BMS akan tampil dalam ajang paduan suara internasional prestisius itu untuk menampilkan beberapa karya komposer kenamaan dunia, seperti Thierry Machuel (Prancis), Juan Gutierrez de Padilla (Spanyol), Edward Elgar (Inggris), Jozsef Karai (Hungaria), termasuk komposer dari Indonesia, Ken Steven.
Nama-nama komposer itu mungkin asing bagi banyak orang. Namun, nyatanya, mereka adalah beberapa komposer kenamaan yang karya-karyanya telah mendunia.
Sebanyak 44 penyanyi dan satu pianis dari grup BMS akan tampil dalam ajang paduan suara internasional prestisius itu untuk menampilkan beberapa karya komposer kenamaan dunia, seperti Thierry Machuel (Prancis), Juan Gutierrez de Padilla (Spanyol), Edward Elgar (Inggris), Jozsef Karai (Hungaria), termasuk komposer dari Indonesia, Ken Steven.
Nama-nama komposer itu mungkin asing bagi banyak orang. Namun, nyatanya, mereka adalah beberapa komposer kenamaan yang karya-karyanya telah mendunia.
1. Thierry Machuel
Thierry Machuel adalah pianis sekaligus komposer asal Prancis yang lahir pada 30 Juni 1962 di kota Paris. Dia telah mengabdikan sebagian besar karyanya untuk seni paduan suara, dengan membuat lagu dalam banyak bahasa.
Banyak komposisi lagunya yang menyoroti hubungan khusus antara puisi, bahasa dan budaya. Dia juga tertarik pada teks-teks kesaksian yang ditulis banyak pejuang perlawanan atau komunitas dengan pengalaman hidup yang unik, seperti yang dikumpulkan dari para tahanan.
Baca juga: Bikin Bangga, Grup Paduan Suara Batavia Madrigal Singers Akan Berlaga di European Grand Prix Prancis
Banyak komposisi lagunya yang menyoroti hubungan khusus antara puisi, bahasa dan budaya. Dia juga tertarik pada teks-teks kesaksian yang ditulis banyak pejuang perlawanan atau komunitas dengan pengalaman hidup yang unik, seperti yang dikumpulkan dari para tahanan.
Baca juga: Bikin Bangga, Grup Paduan Suara Batavia Madrigal Singers Akan Berlaga di European Grand Prix Prancis
2. Juan Gutierrez de Padilla
Juan Gutierrez de Padilla merupakan seorang komposer asal Spanyol yang terkenal pada era musik Barok, periode atau gaya musik klasik Barat sekitar tahun 1600-1700 dari Eropa barat. Namun, dia pindah ke Puebla, Meksiko, pada 1620.
Padilla adalah salah satu komposer penting yang diwakili dalam manuskrip di Puebla, Meksiko dan koleksi Hackenberry di Chicago, Illinois. Dia bekerja di pusat keagamaan Puebla de Los Angeles, Meksiko, dan diangkat sebagai maestro de capilla pada 1628.
Sepanjang kariernya sebagai komposer, Padilla telah menghasilkan setidaknya 700 komposisi musik termasuk motets suci, yang sering dibawakan untuk kelompok-kelompok paduan suara ganda.
Padilla adalah salah satu komposer penting yang diwakili dalam manuskrip di Puebla, Meksiko dan koleksi Hackenberry di Chicago, Illinois. Dia bekerja di pusat keagamaan Puebla de Los Angeles, Meksiko, dan diangkat sebagai maestro de capilla pada 1628.
Sepanjang kariernya sebagai komposer, Padilla telah menghasilkan setidaknya 700 komposisi musik termasuk motets suci, yang sering dibawakan untuk kelompok-kelompok paduan suara ganda.
3. Edward Elgar
Sir Edward William Elgar atau Edward Elgar adalah komposer Inggris kelahiran 2 Juni 1857. Sebagian besar karya-karyanya telah memasuki repertoar konser musik klasik di Britania Raya dan dunia internasional.
Meski Elgar sering dianggap sebagai komposer khas Inggris, musiknya sebagian besar dipengaruhi oleh musik Eropa. Beberapa gubahannya yang paling terkenal adalah Enigma Variations, Pomp and Circumstance, Marches, konserto untuk biola dan cello, serta dua simfoni. Dia juga menggubah karya paduan suara di antaranya lagu-lagu musik kamar The Dream of Gerontius. Dia akhirnya ditunjuk sebagai Master of the King’s Music pada 1924.
Baca juga: Berawal dari Grup Alumni, Gema Suara Batavia Madrigal Singers Kini Mendunia
Meski Elgar sering dianggap sebagai komposer khas Inggris, musiknya sebagian besar dipengaruhi oleh musik Eropa. Beberapa gubahannya yang paling terkenal adalah Enigma Variations, Pomp and Circumstance, Marches, konserto untuk biola dan cello, serta dua simfoni. Dia juga menggubah karya paduan suara di antaranya lagu-lagu musik kamar The Dream of Gerontius. Dia akhirnya ditunjuk sebagai Master of the King’s Music pada 1924.
Baca juga: Berawal dari Grup Alumni, Gema Suara Batavia Madrigal Singers Kini Mendunia
4. Jozsef Karai
Jozsef Karai merupakan komposer yang lahir di Budapest, Hungaria, pada 8 November 1927. Karai mendedikasikan hidupnya secara khusus untuk membuat karya-karya musik paduan suara. Dia telah menulis sekitar 200 komposisi paduan suara puisi di Hungaria.
Dalam membuat musiknya, dia juga menggunakan teks dalam berbagai bahasa mulai dari Latin, Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol. Dia juga dianggap sebagai pembaruan dalam seni paduan suara, dengan menggunakan teknik aleatory, improvisasi dan pengulangan, tetapi selalu menekankan kemungkinan suara manusia.
Dalam membuat musiknya, dia juga menggunakan teks dalam berbagai bahasa mulai dari Latin, Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol. Dia juga dianggap sebagai pembaruan dalam seni paduan suara, dengan menggunakan teknik aleatory, improvisasi dan pengulangan, tetapi selalu menekankan kemungkinan suara manusia.
5. Ken Steven
Berasal dari Medan, Ken Steven adalah komposer yang dikenal karena perpaduan warna dan elemen Indonesia dengan teknik dan harmoni modern dalam musik-musik gubahannya. Ken memperoleh gelar sarjana musik gereja dari The Asian Institute for Liturgy and Music di Filipina, dan menyelesaikan gelar Master of Music dari California Baptist University di Amerika Serikat.
Sejak kembali ke Indonesia, aktivitas dan karya kreatifnya telah memberikan kontribusi penting bagi perkembangan musik paduan suara di Indonesia. Musiknya meningkat dan mulai memberikan dampak di kancah musik paduan suara internasional.
Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Studi di SMK Methodist Charles Wesley Music Vocational di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Dia juga menjadi konduktor Paduan Suara Komunitas Medan yang didirikan pada 2015. Di bawah arahannya, komunitas itu telah meraih banyak penghargaan internasional dalam festival dan kompetisi paduan suara.
Editor: Gita Carla
Sejak kembali ke Indonesia, aktivitas dan karya kreatifnya telah memberikan kontribusi penting bagi perkembangan musik paduan suara di Indonesia. Musiknya meningkat dan mulai memberikan dampak di kancah musik paduan suara internasional.
Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Studi di SMK Methodist Charles Wesley Music Vocational di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Dia juga menjadi konduktor Paduan Suara Komunitas Medan yang didirikan pada 2015. Di bawah arahannya, komunitas itu telah meraih banyak penghargaan internasional dalam festival dan kompetisi paduan suara.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.