Hari Sepeda Sedunia, Simak Sejarahnya & Pentingnya Bersepeda
03 June 2022 |
09:26 WIB
World Bicycle Day atau Hari Sepeda Sedunia diperingati setiap tanggal 3 Juni. Peringatan yang digagas oleh organisasi dunia PBB ini bertujuan untuk mempromosikan penggunaan sepeda baik untuk transportasi, rekreasi maupun pelestarian lingkungan.
Sepeda dinilai sebagai alat transportasi paling efisien yang menyalurkan energi manusia menjadi energi mekanik, yang menjadi moda transportasi rekreasi dan olahraga yang populer.
Bersepeda juga bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental, serta lingkungan dan ekonomi. Dengan bersepeda, secara tidak langsung seseorang telah berolahraga, sehingga berkontribusi pada kebiasaan hidup sehat dan lingkungan yang lebih baik.
(Baca juga: Jangan Ditiru, Inilah Kesalahan yang Kerap Dilakukan oleh Pesepeda Pemula)
Tak hanya itu, bersepeda juga berkontribusi untuk menciptakan udara yang lebih bersih dan mengurangi kemacetan, serta membuat pendidikan, perawatan kesehatan dan layanan sosial lainnya lebih mudah diakses oleh mereka yang paling rentan.
Dengan kata lain, sepeda merupakan sistem transportasi berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan dan membantu memerangi perubahan iklim.
Pada 2015, Sibilski membuat sebuah proyek akademis yang mengeksplorasi sepeda dan perannya dalam pembangunan. Proyek itu akhirnya lambat laun menjadi sebuah gerakan yang masif bernama Mobilitas Berkelanjutan untuk Semua.
Berangkat dari hal itu, akhirnya PBB menetapkan hari internasional khusus untuk mempromosikan kegiatan bersepeda. Pada 12 April 2018, ditetapkan bahwa setiap 3 Juni diperingati sebagai Hari Sepeda Sedunia yang disetujui oleh 193 perwakilan negara anggota Majelis Umum PBB.
Majelis tersebut menilai sepeda sebagai alat transportasi berkelanjutan yang sederhana, terjangkau, andal, bersih dan mendorong pemeliharaan dan kesehatan lingkungan. Majelis juga mengapresiasi inisiatif peringatan tersebut untuk mengatur sepeda sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, serta mengembangkan budaya bersepeda di masyarakat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di sektor perkotaan termiskin, yang seringkali tidak mampu membeli kendaraan pribadi, berjalan kaki dan bersepeda dapat menjadi sarana transportasi sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, bahkan kematian.
Bersepeda dapat membantu meningkatkan lingkungan serta kesehatan, keselamatan, dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Menurut WHO, aktivitas fisik yang tidak memadai bertanggung jawab atas sekitar 1 juta kematian orang di wilayah Eropa setiap tahun.
Selain itu, penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker, serta faktor risiko seperti hipertensi dan obesitas, dapat dicegah melalui mobilitas aktif. PTM menyumbang lebih dari 70 persen dari semua kematian di Uni Eropa. Bersepeda secara teratur, seperti bepergian ke tempat kerja, dapat mengurangi total risiko kematian sekitar 10 persen.
Peningkatan aktivitas fisik juga akan menghasilkan biaya perawatan kesehatan yang lebih rendah, termasuk peningkatan penggunaan sepeda dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang terkait dengan transportasi, yang bertanggung jawab atas sekitar 20 juta kematian setiap tahun.
Editor: Nirmala Aninda
Sepeda dinilai sebagai alat transportasi paling efisien yang menyalurkan energi manusia menjadi energi mekanik, yang menjadi moda transportasi rekreasi dan olahraga yang populer.
Bersepeda juga bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental, serta lingkungan dan ekonomi. Dengan bersepeda, secara tidak langsung seseorang telah berolahraga, sehingga berkontribusi pada kebiasaan hidup sehat dan lingkungan yang lebih baik.
(Baca juga: Jangan Ditiru, Inilah Kesalahan yang Kerap Dilakukan oleh Pesepeda Pemula)
Tak hanya itu, bersepeda juga berkontribusi untuk menciptakan udara yang lebih bersih dan mengurangi kemacetan, serta membuat pendidikan, perawatan kesehatan dan layanan sosial lainnya lebih mudah diakses oleh mereka yang paling rentan.
Dengan kata lain, sepeda merupakan sistem transportasi berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan dan membantu memerangi perubahan iklim.
Sejarah Hari Sepeda Sedunia
PBB pertama kali meresmikan perayaan Hari Sepeda Sedunia pada 2018. Perayaan itu bermula ketika Profesor Leszek Sibilski yang berbasis di AS, memprakarsai kampanye dengan kelas sosiologinya untuk mempromosikan resolusi PBB yang akan menetapkan hari untuk advokasi dan perayaan hari sepeda di seluruh dunia.Pada 2015, Sibilski membuat sebuah proyek akademis yang mengeksplorasi sepeda dan perannya dalam pembangunan. Proyek itu akhirnya lambat laun menjadi sebuah gerakan yang masif bernama Mobilitas Berkelanjutan untuk Semua.
PBB pertama kali meresmikan perayaan Hari Sepeda Sedunia pada 2018 (Sumber gambar: Nextbike/Pexels)
Majelis tersebut menilai sepeda sebagai alat transportasi berkelanjutan yang sederhana, terjangkau, andal, bersih dan mendorong pemeliharaan dan kesehatan lingkungan. Majelis juga mengapresiasi inisiatif peringatan tersebut untuk mengatur sepeda sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, serta mengembangkan budaya bersepeda di masyarakat.
Pentingnya bersepeda
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di sektor perkotaan termiskin, yang seringkali tidak mampu membeli kendaraan pribadi, berjalan kaki dan bersepeda dapat menjadi sarana transportasi sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, bahkan kematian.Bersepeda dapat membantu meningkatkan lingkungan serta kesehatan, keselamatan, dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Menurut WHO, aktivitas fisik yang tidak memadai bertanggung jawab atas sekitar 1 juta kematian orang di wilayah Eropa setiap tahun.
Selain itu, penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker, serta faktor risiko seperti hipertensi dan obesitas, dapat dicegah melalui mobilitas aktif. PTM menyumbang lebih dari 70 persen dari semua kematian di Uni Eropa. Bersepeda secara teratur, seperti bepergian ke tempat kerja, dapat mengurangi total risiko kematian sekitar 10 persen.
Peningkatan aktivitas fisik juga akan menghasilkan biaya perawatan kesehatan yang lebih rendah, termasuk peningkatan penggunaan sepeda dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang terkait dengan transportasi, yang bertanggung jawab atas sekitar 20 juta kematian setiap tahun.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.