Selain KKN di Desa Penari, Ini 5 Film Indonesia Terlaris dengan Jutaan Penonton

Film KKN di Desa Penari sukses menjadi film terlaris sepanjang masa. Hingga hari ini, film horor besutan sutradara Awi Suryadi itu mampu menembus angka 7 juta penonton. Jumlah ini diprediksi terus meningkat seiring penayangan yang masih berlangsung dan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap film ini. 

KKN di Desa Penari bahkan mampu mengalahkan popularitas film Marvel Cinematic Universe (MCU) Doctor Strange : In the Multiverse of Madness di  bioskop Tanah Air. Kualitas karya sineas Indonesia di masa sekarang memang semakin meningkat dan tidak perlu diragukan lagi sehingga menarik penonton ke bioskop. 

Sejatinya, ada beberapa film yang juga mendapat sambutan tinggi dari pecinta film di Indonesia. Berikut ini, daftar lima film Indonesia terlaris sepanjang masa. 
 

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa KKN di Desa Penari mampu menebus 7 juta penonton dan akan terus bertambah. Film yang diproduksi MD Pictures ini mampu menggeser posisi film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016).

KKN di Desa Penari merupakan kisah yang diangkat dari salah satu thread (utas) horor di Twitter yang sempat viral pada 2019 lalu. Pada 24 Juni 2019, akun Simple Man (@SimpleM81378523) menuliskan sebuah cuitan thread di Twitter yang berisi pengalaman penuh kengerian yang dialami sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada 2009 di daerah Jawa Timur.

KKN tersebut sebenarnya diikuti oleh 14 orang, namun dalam cerita hanya 6 tokoh yang dituliskan kisahnya yakni Widya, Nur, Ayu, Wahyu, Bima dan Anton. Kisah itu pun telah dibaca puluhan ribu orang di Twitter.

Sementara dalam film, kisah horor KKN di Desa Penari bermula saat enam mahasiswa datang ke sebuah desa terpencil untuk melakukan program KKN. Sesampainya di desa yang ada di daerah Jawa Timur itu, para mahasiswa justru mendapatkan teror dari sosok penari misterius yang mengerikan.


2. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) 
Karya sutradara Anggy Umbara ini sebelumnya menjadi  film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 6,8 juta lebih penonton. Diproduseri Falcon Pictures, film ini mengangkat cerita lama tentang  Dono, Kasino dan Indro yang tergabung dalam CHIIPS, lembaga swasta singkatan dari Cara Hebat Ikut-Ikutan Penanggulangan Sosial. 

Trio Warkop legendaris yang diperankan ulang Abimana Aryasatya (Dono), Vino Bastian (Kasino) dan Tora Sudiro (Indro) itu memiliki peran membantu menertibkan dan menjaga keamanan masyarakat. Namun ketiganya selalu membuat jengkel sang Bos dan tentu tingkah mereka yang sangat menggelitik. 

Lebih spesifik, film ini bercerita tentang Trio Warkop yang tiba-tiba mendapat peta harta karun setelah membawa korban tabrak lari. Mereka pun berniat mencarinya untuk membayar denda sebanyak Rp8 miliar karena menangkap pencuri. 
 

Film ini berkisah tentang romansa remaja di Bandung Dilan dan Milea. Menampilkan Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan dan Vanesha Prescilla sebagai Milea, film ini mampu mengundang 6,3 juta lebih penonton.

Dilan 1990 bercerita tentang Dilan, anak geng motor yang jatuh cinta dengan teman barunya di sekolah, Milea. Remaja lelaki itu sangat percaya diri mendekati gadis asal Jakarta tersebut. 

Cinta pun bersambut. Namun Milea belum mampu mengungkapkan perasaannya karena dia sejatinya masih memiliki kekasih di Jakarta bernama Benni (Brandon Salim). Namun hubungan mereka terbilang buruk karena sikap Benni yang temperamental. 

Terjadi konflik antar keduanya dan menyebabkan keduanya mengakhiri hubungan. Milea pun jatuh ke pelukan Dilan.
 

Masih bercerita tentang dengan Dilan dan Milea, film ini mendapat 5,2 juta lebih penonton. Film kedua yang diadaptasi dari novel Pidi Baiq ini mengisahkan konflik batin yang terjadi pada hubungan Dilan dan Milea. 

Milea yang sudah berpacaran dengan Dilan tidak suka pasangannya terlibat dalam geng motor. Apalagi ketika kekasihnya itu ikut dalam perkelahian sesama geng. Keadaan semakin runyam ketika teman Dilan, Akew meninggal dunia akibat perkelahian antar geng. 
 

Film ini berkisah tentang kehidupan anak-anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah SD Muhammadiyah, Belitung. Meski dengan segala keterbatasan, namun hal itu justru memecut semangat mereka untuk sukses. Film yang juga diadaptasi dari novel ini mampu membius 4,7 juta lebih penonton.

Editor: Nirmala Aninda