Sidang Isbat Tetapkan Idulfitri 1443 H pada Senin 2 Mei 2022, Simak Penjelasannya!
01 May 2022 |
19:28 WIB
1
Like
Like
Like
Hasil Sidang Isbat Kementerian Agama RI memutuskan Idulfitri 1443 Hijriah jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Keputusan tersebut diambil setelah sidang isbat pada hari ini, Minggu 1 Mei 2022 memastikan bahwa hasil rukyat di 99 titik di Indonesia mayoritas menunjukkan adanya hilal.
Menteri Agama Indonesia Yaqut Cholil Qoumas mengatakan keputusan tersebut diambil setelah berdasarkan metode hisab posisi hilal di seluruh Indonesia sudah berada di atas ufuk dan laporan hilal yang sudah terlihat.
"Secara mufakat sidang isbat menetapkan 1 syawal 1443 hijrah jatuh pada Senin 2 mei 2022 masehi," katanya dalam konferensi pers daring, Minggu (1/5/2022).
Dia menuturkan pemerintah sejak dahulu selalu menggunakan 2 metode dalam menentukan Idulfitri, yakni metode hisab dengan cara perhitungan, dan metode rukyat atau dengan cara melihat langsung keberadaan hilal.
Kedua metode tersebut, lanjutnya, bukan metode yang diperhadapkan atau dipertentangkan. Namun, keduanya saling melengkapi antara satu dengan yang lain karena keduanya sangat penting.
Untuk diketahui, sebelum sidang Isbat, Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama menyampaikan bahwa secara hisab, hilal awal Syawal 1443 Hijriyah di Indonesia dimungkinkan dilakukan rukyat pada hari ini, Minggu (1/5/2022).
Hal ini disebabkan, berdasarkan perhitungan, posisi bulan pada hari ini yang bertepatan dengan 29 Ramadan 1443 Hijriyah sudah berada dalam Kriteria Baru MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag Cecep Nurwendaya mengatakan berdasar hisab Kriteria Baru MABIMS (3-6,4), baik menggunakan elongasi toposentrik maupun geosentrik di Indonesia sudah memenuhi syarat kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Dalam seminar yang digelar jelang Sidang Isbat (penetapan) Awal Syawal 1443 Hijriah, pakar astronomi ini menjelaskan, 3-6,4 derajat adalah rumusan kriteria baru MABIMS dalam masalah penentuan awal bulan kamariah (kalender berdasarkan perhitungan rotasi bulan).
Kriteria tersebut menetapkan bahwa awal bulan kamariah dinyatakan masuk dan tiba bila memenuhi parameter ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat, disingkat 3-6,4.
Cecep menambahkan, posisi hilal ini dilihat dari sudut terjauh bulan (elongasi) diukur dari pusat inti bumi (geosentrik) dan diukur dari permukaan bumi (toposentrik).
Dalam paparannya, Cecep mengungkapkan, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan pada 1 Mei 2022, ketinggian hilal di Indonesia berada pada rentang 3,79 derajat sampai 5,56 derajat.
"Ini menunjukkan semua daerah telah memenuhi tinggi Kriteria Baru MABIMS," ungkap Cecep.
Sementara, rentang elongasi geosentrik berkisar antara 5,2 derajat sampai dengan 7,2 derajat yang berarti sebagian daerah telah memenuhi Kriteria Baru MABIMS.
Karena menggunakan konsep wilayatul hukmi, maka bisa dikatakan, di Indonesia sudah memenuhi kriteria.
Hal ini juga diperkuat dengan rentang elongasi toposentris yang berada pada kisaran 4,9 derajat sampai dengan 6,4 derajat.
Editor: Fajar Sidik
Menteri Agama Indonesia Yaqut Cholil Qoumas mengatakan keputusan tersebut diambil setelah berdasarkan metode hisab posisi hilal di seluruh Indonesia sudah berada di atas ufuk dan laporan hilal yang sudah terlihat.
"Secara mufakat sidang isbat menetapkan 1 syawal 1443 hijrah jatuh pada Senin 2 mei 2022 masehi," katanya dalam konferensi pers daring, Minggu (1/5/2022).
Dia menuturkan pemerintah sejak dahulu selalu menggunakan 2 metode dalam menentukan Idulfitri, yakni metode hisab dengan cara perhitungan, dan metode rukyat atau dengan cara melihat langsung keberadaan hilal.
Kedua metode tersebut, lanjutnya, bukan metode yang diperhadapkan atau dipertentangkan. Namun, keduanya saling melengkapi antara satu dengan yang lain karena keduanya sangat penting.
Untuk diketahui, sebelum sidang Isbat, Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama menyampaikan bahwa secara hisab, hilal awal Syawal 1443 Hijriyah di Indonesia dimungkinkan dilakukan rukyat pada hari ini, Minggu (1/5/2022).
Hal ini disebabkan, berdasarkan perhitungan, posisi bulan pada hari ini yang bertepatan dengan 29 Ramadan 1443 Hijriyah sudah berada dalam Kriteria Baru MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag Cecep Nurwendaya mengatakan berdasar hisab Kriteria Baru MABIMS (3-6,4), baik menggunakan elongasi toposentrik maupun geosentrik di Indonesia sudah memenuhi syarat kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Dalam seminar yang digelar jelang Sidang Isbat (penetapan) Awal Syawal 1443 Hijriah, pakar astronomi ini menjelaskan, 3-6,4 derajat adalah rumusan kriteria baru MABIMS dalam masalah penentuan awal bulan kamariah (kalender berdasarkan perhitungan rotasi bulan).
Kriteria tersebut menetapkan bahwa awal bulan kamariah dinyatakan masuk dan tiba bila memenuhi parameter ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat, disingkat 3-6,4.
Cecep menambahkan, posisi hilal ini dilihat dari sudut terjauh bulan (elongasi) diukur dari pusat inti bumi (geosentrik) dan diukur dari permukaan bumi (toposentrik).
Dalam paparannya, Cecep mengungkapkan, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan pada 1 Mei 2022, ketinggian hilal di Indonesia berada pada rentang 3,79 derajat sampai 5,56 derajat.
"Ini menunjukkan semua daerah telah memenuhi tinggi Kriteria Baru MABIMS," ungkap Cecep.
Sementara, rentang elongasi geosentrik berkisar antara 5,2 derajat sampai dengan 7,2 derajat yang berarti sebagian daerah telah memenuhi Kriteria Baru MABIMS.
Karena menggunakan konsep wilayatul hukmi, maka bisa dikatakan, di Indonesia sudah memenuhi kriteria.
Hal ini juga diperkuat dengan rentang elongasi toposentris yang berada pada kisaran 4,9 derajat sampai dengan 6,4 derajat.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.