Tahap 1 Siaran Digital Dimulai, Ini Perbedaan Televisi Digital & Analog
30 April 2022 |
15:23 WIB
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai proses tahapan migrasi televisi analog ke digital (analog switch off/ASO) tahap pertama pada hari ini (30/4). Proses ini melibatkan 56 wilayah siaran di 166 Kabupten/Kota di penjuru Tanah Air.
Kemenkominfo telah menetapkan bahwa proses suntik mati televisi analog dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama yang dimulai pada hari ini, tahap kedua pada 25 Agustus di 110 Kabupaten/Kota, dan tahap ketiga atau terakhir pada 2 November di 65 Kabupaten/Kota.
Proses ini memiliki urgensi penting baik bagi masyarakat maupun negara. Beberapa poin urgensi dari hadirnya televisi digital antara lain sebagai kepentingan publik untuk memperoleh penyiaran yang berkualitas.
Alasan lainnya adalah efisiensi penggunaan frekuensi untuk mendukung ekonomi digital, di mana frekuensi yang kosong akan dialihkan untuk broadband 5G. Selain itu, ada juga alasan terkait meminimalisir sengketa dengan negara lain akibat intervensi spektrum di wilayah perbatasan.
Sebagai informasi, siaran digital menggunakan modulasi sinyal digital dan sistem kompresi yang akan menghadirkan kualitas gambar lebih bersih, suara yang lebih jernih dan canggih bagi para penikmat televisi di Indonesia.
Ada banyak miskonsepsi soal televisi digital di kalangan publik luas. Perlu dicatat bahwa teve digital bukanlah streaming internet melalui gawai sebagaimana telah dilakukan, teve digital juga bukan televisi berlanggawan lewat kabel atau satelit dan bukan pula televisi cerdas (smart tv).
Faktanya, televisi digital merupakan televisi terrestrial free-to-air yang sama seperti sebelumnya, hanya saja menggunakan sistem digital alih-alih analog sebagaimana yang telah diterapkan dalam sekitar 60 tahun terakhir.
Untuk lebih mendapatkan gambaran mengenai hal ini, berikut ini adalah perbedaan antara televisi digital dan analog :
Sumber : Kementerian Komunikasi dan Informatika
Editor: Gita Carla
Kemenkominfo telah menetapkan bahwa proses suntik mati televisi analog dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama yang dimulai pada hari ini, tahap kedua pada 25 Agustus di 110 Kabupaten/Kota, dan tahap ketiga atau terakhir pada 2 November di 65 Kabupaten/Kota.
Proses ini memiliki urgensi penting baik bagi masyarakat maupun negara. Beberapa poin urgensi dari hadirnya televisi digital antara lain sebagai kepentingan publik untuk memperoleh penyiaran yang berkualitas.
Alasan lainnya adalah efisiensi penggunaan frekuensi untuk mendukung ekonomi digital, di mana frekuensi yang kosong akan dialihkan untuk broadband 5G. Selain itu, ada juga alasan terkait meminimalisir sengketa dengan negara lain akibat intervensi spektrum di wilayah perbatasan.
Sebagai informasi, siaran digital menggunakan modulasi sinyal digital dan sistem kompresi yang akan menghadirkan kualitas gambar lebih bersih, suara yang lebih jernih dan canggih bagi para penikmat televisi di Indonesia.
Ada banyak miskonsepsi soal televisi digital di kalangan publik luas. Perlu dicatat bahwa teve digital bukanlah streaming internet melalui gawai sebagaimana telah dilakukan, teve digital juga bukan televisi berlanggawan lewat kabel atau satelit dan bukan pula televisi cerdas (smart tv).
Faktanya, televisi digital merupakan televisi terrestrial free-to-air yang sama seperti sebelumnya, hanya saja menggunakan sistem digital alih-alih analog sebagaimana yang telah diterapkan dalam sekitar 60 tahun terakhir.
Untuk lebih mendapatkan gambaran mengenai hal ini, berikut ini adalah perbedaan antara televisi digital dan analog :
Televisi Analog | Televisi Digital |
Sinyal yang dipancarkan berupa sinyal analog | Sinyal yang dipancarkan berupaya sinyal sistem siaran digital |
Dirancang untuk suara | Dirancang untuk suara dan data |
Kualitas gambar dan suara jernih jika dekat dengan pemancar | Tidak perlu dekat dengan pemancar untuk mendapatkan gambar dan suara jernih |
Menggunakan pancaran dengan memodulasikannya langsung pada pembawa frekuensi | Data terlebih dahulu dikodekan dalam bentuk digital, baru kemudian dipancarkan |
Banyak terdapat noise | Tayangan yang bersih dan suara jernih |
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.