Ilustrasi antrean mudik di tol. (Sumber gambar : Pexels/Pixabay)

Istirahat di Rest Area Hanya 30 Menit Dinilai Tidak Ideal, Dokter Sarankan Pemudik Lakukan Ini

28 April 2022   |   10:54 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pemudik yang menggunakan jalur darat dengan mobil pribadi atau bus tahun ini perlu menjaga fisik yang prima. Selain diprediksi membutuhkan waktu panjang untuk mencapai kota tujuan karena animo pulang ke kampung halaman cukup tinggi, waktu untuk istirahat di rest area pun saat ini dibatasi hanya 30 menit. 

Kebijakan tersebut diambil pihak PT Jasa Marga (Persero) untuk mengantisipasi penumpukan pemudik di lokasi. Aturan ini berlaku di ruas tol tertutup seperti tol Cikampek, Cipularang, Cipali, atau tol trans Jawa lainnya. 

Menanggapi hal ini, Spesialis Kesehatan Tidur dr. Andreas Prasadja menerangkan dalam konteks beristirahat, rest area adalah tempat untuk para pengendara untuk tidur sejenak sebelum melanjutkan perjalanan kembali. 

Bagi orang dewasa, memang cukup 20-30 menit untuk mengatasi lelah selama perjalanan. Itupun kalau malam sebelum berangkat, mereka tidur cukup minimal 7 jam. 

Nah, jika melihat pada situasi mudik, tentu waktu 30 menit tidak cukup untuk berada di rest area. Sebab pengendara perlu waktu untuk parkir kendaraan, ke toilet, ibadah, hingga makan.

Dengan demikian, waktu untuk tidur di rest area pun menjadi sangat terbatas, bahkan sulit mereka untuk terpejam. "Kebijakan 30 menit sepertinya tidak cukup," ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id, Kamis (28/4/2022).

Andreas menuturkan, ada bahaya yang mengintai jika pengemudi kurang tidur tidur dan akhirnya mengantuk saat diperjalanan. Data Kepolisian setiap tahun sebelum pandemi menyebut penyebab nomor satu kecelakaan saat mudik adalah kelalaian pengemudi.

Adapun, yang membuat pengemudi lalai saat berkendara yakni kurangnya konsentrasi, kewaspadaan, pandangan kurang, refleksnya kurang, dan yang membuat itu semua adalah mengantuk.

"Diperbaiki dengan oksigen tidak bisa. Kemampuan otak kita hanya dibangun saat tidur. Kemampuan konsentrasi kewaspadaan berkendaran, kreativitas, seksual cuma dibangun saat tidur, tidak ada satu pun yang bisa menggantikan," tegas Andreas. 

Sedangkan minum kafein atau kopi, kata Andreas memang bisa membantu mata melek, tetapi tidak membantu mengembalikan kemampuan otak tersebut. 

Di sisi lain, Andreas menyarankan sebaiknya ada penunjang pengendara untuk tidur sejenak mengembalikan tenaga dan kemampuan otaknya, seperti hotel, tenda darurat berisi tempat tidur, atau sekadar dipan untuk pengendara merebahkan diri. 

"Di rest area konteksnya sendiri akan jauh lebih baik jikalau ditambahkan hotel. Hotel yang disewa per jam, bukan buat mesum tapi buat tidur," sarannya. 

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Jangan Lupa Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini Saat Mudik via Jalur Pantai Selatan Jawa

BERIKUTNYA

Ada The Doll 3, Ini 5 Film Indonesia yang Tayang pada Mei 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: