Co-founder dan mantan CEO Twitter, Jack Dorsey. (Sumber gambar: TED/2019)

Jack Dorsey Beri Dukungan ke Elon Musk Pasca Akuisisi Twitter

26 April 2022   |   17:13 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Co-founder dan mantan CEO Twitter, Jack Dorsey memberikan dukungannya kepada Elon Musk sebagai pemilik baru platform sosial media tersebut. Dalam pernyataan publik yang disampaikan melalui akun Twitternya, Dorsey mempercayakan platform yang dia bangun untuk tumbuh di tangan bos Tesla itu.

Dorsey menyampaikan bahwa akuisisi ini adalah upaya Musk dan CEO Twitter Parag Agrawal untuk mengeluarkan platform burung biru itu dari situasi yang kurang ideal dan menurutnya kini Twitter sudah berada di jalan yang benar.

Pada tautan panjang yang dia unggah, Dorsey juga menyayangkan struktur Twitter yang menurutnya kurang sempurna.

"Ide dan jasa adalah hal yang penting untuk saya dan saya akan melakukan apa saja untuk menjaga keduanya," tulis Dorsey. "Twitter sebagai perusahaan yang selama ini menjadi penyesalan terbesar saya. Dulu ia dikuasai Wall Street, mengambilnya kembali adalah langkah yang tepat," tambahnya.
 

Ini bukan kali pertama Dorsey menunjukkan dukungannya terhadap keterlibatan Musk dengan Twitter. Komentarnya ini datang di tengah ketidakpastian akan arah masa depan perusahaan yang kini menjadi kekhawatiran pekerja di Twitter.

Dorsey sebelumnya juga beberapa kali membahas tentang disfungsi dewan direksi Twitter setelah tawaran Musk untuk membeli perusahaan tersebut.

"Pada prinsipnya, saya tidak percaya siapa pun harus memiliki atau menguasai Twitter," kata Dorsey. "Tujuan Twitter adalah menjadi barang publik di tingkat protokol, bukan perusahaan. Namun, memecahkan masalah Twitter sebagai perusahaan, Elon adalah solusi tunggal yang saya percaya. Saya percaya misinya untuk memperluas kesadaran."

Twitter menerima tawaran US$44 miliar Musk untuk menjadikan raksasa media sosial itu pribadi pada Senin (25/4), waktu setempat. Sebelumnya, Musk kerap mengkritik Twitter karena gagal memperjuangkan kebebasan berbicara, setelah platform tersebut menghadapi kritik berulang dari kaum konservatif dan Partai Republik mengenai bias liberal.

Genhype mungkin ingat bahwa Twitter pernah memblokir akun Presiden Donald Trump setelah kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021. 

Platform ini juga berupaya menekan tren berita New York Post tentang Hunter Biden selama pemilu 2020, sebuah langkah kontroversial yang membuat perusahaan menyampaikan permintaan maaf kepada publik.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Hamil Anak Ketiga, Britney Spears Hiatus Sementara dari Media Sosial

BERIKUTNYA

Film Super Mario Bros Tunda Penayangan hingga 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: