Mengenal Teknologi Stabilisasi pada Kamera Smartphone
11 April 2022 |
16:07 WIB
Teknologi kamera pada perangkat ponsel pintar sekarang kian canggih. Sensor yang makin besar, sistem pemfokusan laser, pemakaian ragam jenis lensa, hingga sistem stabilisasi gambar telah tersemat pada smartphone saat ini.
Sistem stabilisasi menjadi salah satu faktor penting dari kamera ponsel untuk menghasilkan gambar yang baik. Seperti namanya, sistem ini bertugas untuk menstabilkan gambar agar tidak kabur atau blur dan video yang lebih mulus.
Teknisnya kira-kira begini, rana kamera harus terbuka untuk dapat menangkap cahaya. Ketika ini terjadi, gerakan sekecil apa pun akan berdampak pada citra. Ini utamanya berlaku saat rana terbuka pada waktu yang lama, misalnya ketika mengambil foto dalam kondisi cahaya yang kurang.
Dalam banyak praktik, hal ini bisa diatasi dengan penggunaan peranti tambahan seperti tripod. Akan tetapi, hal tersebut tentunya tidak sefleksibel itu. Oleh karenanya, kehadiran teknologi atau fitur stabilisasi menjadi hal penting.
Pada perangkat smartphone, umumnya kita mengenal ada beberapa jenis sistem stabilisasi yakni Optical Image Stabilization (OIS), Electronic Image Stabilization (EIS), dan Hybrid Image Stabilization (HIS). Mari kita lihat pengertian masing-masing sistem ini:
Teknisnya, OIS menggunakan giroskop kecil untuk mendeteksi gerakan tangan dan mengarahkan motor untuk menggerakkan lensa secara real time ke arah yang berlawanan sebagai penyeimbang. Dengan demikian, gambar akan tetap stabil meskipun kamera bergerak.
Produk sampingan dari teknologi OIS yang ada di ponsel adalah video yang mulus tanpa distorsi, karena pengguna tidak mendapatkan jelly effect yang berasal dari stabilisasi digital. Hasilnya, OIS membuat video menjadi lebih alami.
Perangkat lunak kamera yang ada pada ponsel akan menafsirkan gerakan-gerakan yang terjadi dan menyelaraskan setiap bingkai bersama-sama guna mempertahankan kualitas gambar dan video yang dihasilkan.
Pada hasil foto, EIS memainkan peranan penting dalam proses HDR dan mode malam, di mana kamera mengambil banyak gambar dalam waktu singkat. Sementara untuk video, perangkat akan menemukan titik kontras tinggi dan berupaya mempertahankan titik itu di bingkai yang sama.
Akan tetapi, ada konsekuensi yang umumnya terlihat pada hasil video ketika pengguna menggunakan EIS, yakni menghasilkan distorsi yang tidak wajar dari sedikit perubahan dalam perspektif. Ini yang kita kenal sebagai jelly effect atau gambar yang bergerak/terdistorsi.
Dalam proses pengambilan gambar dan video, OIS akan memastikan pemotretan tidak mengalami guncangan dan EIS akan menambahkan stabilitas pada HDR, mode malam, dan bidikan multi eksposur.
Secara umum, sistem stabilisasi OIS saat ini lebih banyak tersedia pada kamera ponsel kelas menengah atas dan premium, karena keandalannya yang lebih ketimbang EIS. Sementara itu, HIS masih cukup jarang dipakai. Hanya beberapa saja telah menggunakan dengan pelopornya adalah Google Pixel 2.
Editor : Gita Carla
Sistem stabilisasi menjadi salah satu faktor penting dari kamera ponsel untuk menghasilkan gambar yang baik. Seperti namanya, sistem ini bertugas untuk menstabilkan gambar agar tidak kabur atau blur dan video yang lebih mulus.
Teknisnya kira-kira begini, rana kamera harus terbuka untuk dapat menangkap cahaya. Ketika ini terjadi, gerakan sekecil apa pun akan berdampak pada citra. Ini utamanya berlaku saat rana terbuka pada waktu yang lama, misalnya ketika mengambil foto dalam kondisi cahaya yang kurang.
Dalam banyak praktik, hal ini bisa diatasi dengan penggunaan peranti tambahan seperti tripod. Akan tetapi, hal tersebut tentunya tidak sefleksibel itu. Oleh karenanya, kehadiran teknologi atau fitur stabilisasi menjadi hal penting.
Pada perangkat smartphone, umumnya kita mengenal ada beberapa jenis sistem stabilisasi yakni Optical Image Stabilization (OIS), Electronic Image Stabilization (EIS), dan Hybrid Image Stabilization (HIS). Mari kita lihat pengertian masing-masing sistem ini:
1. Optical Image Stabilization
Secara singkat OIS bisa dijelaskan sebagai teknologi untuk kamera yang secara fisik menggerakkan lensa atau sensor kamera untuk mengimbangi gerakan yang tidak disengaja. Ini akan sangat berguna untuk pengambilan gambar dalam cahaya rendah.Teknisnya, OIS menggunakan giroskop kecil untuk mendeteksi gerakan tangan dan mengarahkan motor untuk menggerakkan lensa secara real time ke arah yang berlawanan sebagai penyeimbang. Dengan demikian, gambar akan tetap stabil meskipun kamera bergerak.
Produk sampingan dari teknologi OIS yang ada di ponsel adalah video yang mulus tanpa distorsi, karena pengguna tidak mendapatkan jelly effect yang berasal dari stabilisasi digital. Hasilnya, OIS membuat video menjadi lebih alami.
2. Electronic Image Stabilization
Sementara itu, EIS bisa didefinisikan sebagai teknologi yang mengkompresi gerakan kamera yang tidak disengaja tanpa ada bagian fisik yang bergerak. Jadi, ini bekerja dengan memanfaatkan akselerometer ponsel untuk mendeteksi gerakan kecil.Perangkat lunak kamera yang ada pada ponsel akan menafsirkan gerakan-gerakan yang terjadi dan menyelaraskan setiap bingkai bersama-sama guna mempertahankan kualitas gambar dan video yang dihasilkan.
Pada hasil foto, EIS memainkan peranan penting dalam proses HDR dan mode malam, di mana kamera mengambil banyak gambar dalam waktu singkat. Sementara untuk video, perangkat akan menemukan titik kontras tinggi dan berupaya mempertahankan titik itu di bingkai yang sama.
Akan tetapi, ada konsekuensi yang umumnya terlihat pada hasil video ketika pengguna menggunakan EIS, yakni menghasilkan distorsi yang tidak wajar dari sedikit perubahan dalam perspektif. Ini yang kita kenal sebagai jelly effect atau gambar yang bergerak/terdistorsi.
3. Hybrid Image Stabilization
HIS seperti namanya merupakan gabungan atau kombinasi dari OIS dan EIS. Secara umum, ini merupakan solusi menyeluruh yang baik untuk sebuah perangkat. OIS memerankan peran stabilisasi perangkat keras, dan EIS memperhalus rekaman video lebih lanjut.Dalam proses pengambilan gambar dan video, OIS akan memastikan pemotretan tidak mengalami guncangan dan EIS akan menambahkan stabilitas pada HDR, mode malam, dan bidikan multi eksposur.
Secara umum, sistem stabilisasi OIS saat ini lebih banyak tersedia pada kamera ponsel kelas menengah atas dan premium, karena keandalannya yang lebih ketimbang EIS. Sementara itu, HIS masih cukup jarang dipakai. Hanya beberapa saja telah menggunakan dengan pelopornya adalah Google Pixel 2.
Editor : Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.