4 Cara Melindungi Anak dari Bullying
11 April 2022 |
16:48 WIB
Perilaku perundungan, intimidasi atau bullying masih terus terjadi hingga saat ini bahkan belakangan kasusnya meningkat. Tak hanya perlakuan kasar secara langsung, kasus cyberbullying di media sosial juga banyak mencuat ke permukaan.
Perlu diketahui, bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan berulang, dapat berupa fisik, verbal dan relasional. Berdasarkan data hasil riset Programmer for International Students Assessment (PISA) pada 2018, Indonesia sendiri menjadi negara yang paling banyak murid atau anak-anaknya mengalami perundungan.
Data menunjukkan sekitar 41,1 persen anak-anak di Indonesia mengaku pernah mengalami perilaku perundungan, dan angka korban bully di Indonesia berada di posisi kelima tertinggi dari 78 negara di dunia.
Membayangkan anak kita menjadi korban bullying tentu memilukan. Belum lagi, intimidasi yang dialami anak menjadi momok atau hantu yang mengerikan, selalu membayangi kehidupan si anak secara fisik dan psikis atau mental.
"Orang tua manapun tidak menginginkan anaknya menjadi korban bullying dari teman-teman atau lingkungan sekitar,'" kata Yenny Wahid, sebagai salah satu narasumber dalam peluncuran Thrive by Five Internasional Program bersama Minderoo Foundation belum lama ini di Jakarta.
Nah Yenny pun memberikan lima cara membina hubungan orang tua dan anak sebagai cara terbaik mencegah kasus perundungan.
Pondasi inilah yang menanamkan diri anak untuk berani menyampaikan apa yang tengah mereka hadapi di luar, dan bertanya mengenai jalan keluar yang harus mereka pilih.
Selain itu, orang tua juga harus terus mencari berbagai edukasi mengenai parenting dari sumber luar seperti buku, berbicara dengan psikolog anak hingga aplikasi. Salah satunya aplikasi yang dapat digunakan adalah Cilukbalita yang bisa diunduh dan digunakan gratis oleh para orang tua Indonesia.
Dalam merek globalnya, Cilukbalita bernama Thrive by Five yang dikembangkan Minderoo, LSM asal Australia dan tersedia dalam berbagai bahasa serta konten disesuaikan budaya lokal.
Direktur Mineroo Foundation, Andrew Hunter, menjelaskan Cilukbalita memiliki misi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tahun-tahun awal anak dan memberdayakan orang tua dan pengasuh di seluruh dunia untuk memberi anak-anak mereka awal terbaik dalam kehidupannya.
Editor: Fajar Sidik
Perlu diketahui, bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan berulang, dapat berupa fisik, verbal dan relasional. Berdasarkan data hasil riset Programmer for International Students Assessment (PISA) pada 2018, Indonesia sendiri menjadi negara yang paling banyak murid atau anak-anaknya mengalami perundungan.
Data menunjukkan sekitar 41,1 persen anak-anak di Indonesia mengaku pernah mengalami perilaku perundungan, dan angka korban bully di Indonesia berada di posisi kelima tertinggi dari 78 negara di dunia.
Membayangkan anak kita menjadi korban bullying tentu memilukan. Belum lagi, intimidasi yang dialami anak menjadi momok atau hantu yang mengerikan, selalu membayangi kehidupan si anak secara fisik dan psikis atau mental.
"Orang tua manapun tidak menginginkan anaknya menjadi korban bullying dari teman-teman atau lingkungan sekitar,'" kata Yenny Wahid, sebagai salah satu narasumber dalam peluncuran Thrive by Five Internasional Program bersama Minderoo Foundation belum lama ini di Jakarta.
Nah Yenny pun memberikan lima cara membina hubungan orang tua dan anak sebagai cara terbaik mencegah kasus perundungan.
1. Bangun hubungan sehat
Menurut Direktur Wahid Institut ini, ada beberapa langkah preventif yang penting untuk mencegah perilaku bullying, yang bisa dimulai pada anak berusia 5 tahun. Yang utama adalah membuat sebuah hubungan yang sehat di lingkungan rumah sehingga anak terbiasa dengan pola komunikasi positif dan saling menghormati, baik anak ke orang tua maupun sebaliknya.2. Perkuat ikatan emosional
Lalu mempererat ikatan emosional orang tua dengan anak-anaknya di rumah. Melalui interaksi yang dekat, lalu adanya jalinan emosional anak dan orang tua menjadi pondasi kuat sebagai bentuk dukungan dari orang tua kepada si anak, termasuk mencegah bullying.
" Kedekatan secara emosional dengan anak, sebagai sebuah kepercayaan yang mendukung mereka (anak-anak) apapun yang terjadi," jelas Yenny.Pondasi inilah yang menanamkan diri anak untuk berani menyampaikan apa yang tengah mereka hadapi di luar, dan bertanya mengenai jalan keluar yang harus mereka pilih.
3. Beri pemahaman pada anak
Selain itu, dengan adanya langkah preventif ini si anak bisa diberi pemahaman soal perundungan sebagai sesuatu yang harus diatasi bukan dihindari. "Jangan sampai anak merasa sendiri saat dirinya menjadi korban bullying, karena hal tersebut bisa berdampak buruk bagi mereka," tegas Yenny.
4. Kuasai parenting
Selain itu, orang tua juga harus terus mencari berbagai edukasi mengenai parenting dari sumber luar seperti buku, berbicara dengan psikolog anak hingga aplikasi. Salah satunya aplikasi yang dapat digunakan adalah Cilukbalita yang bisa diunduh dan digunakan gratis oleh para orang tua Indonesia.Dalam merek globalnya, Cilukbalita bernama Thrive by Five yang dikembangkan Minderoo, LSM asal Australia dan tersedia dalam berbagai bahasa serta konten disesuaikan budaya lokal.
Direktur Mineroo Foundation, Andrew Hunter, menjelaskan Cilukbalita memiliki misi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tahun-tahun awal anak dan memberdayakan orang tua dan pengasuh di seluruh dunia untuk memberi anak-anak mereka awal terbaik dalam kehidupannya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.