Peneliti Temukan Virus Langka yang Berpotensi Fatal, Menyebar Melalui Kutu
21 March 2022 |
19:52 WIB
Temuan akan virus yang merugikan manusia tidak hanya berhenti di virus corona saja. Para peneliti dari Emory University baru-baru ini menemukan kembali virus langka. Virus yang bernama Heartland tersebut menyebar pada kutu di wilayah Georgia, negara bagian Amerika Serikat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sebelumnya mencatat kutu bintang tunggal adalah satu-satunya spesies kutu yang ditemukan menyebarkan virus ke manusia. Adapun virus Heartland pertama kali terdeteksi 13 tahun lalu di AS, sekitar 50 kasus telah dilaporkan di 11 negara bagian AS.
CDC menyebut gejala infeksi virus yang dilaporkan sebelumnya berupa demam, kelelahan, nafsu makan berkurang, sakit kepala, mual, diare, dan nyeri otot atau sendi. Tidak sedikit mereka yang terinfeksi kala itu harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Kini, peneliti menemukan setidaknya 1 dari 2.000 kutu terinfeksi virus tersebut. Adapun tim peneliti mengambil sampel sebanyak 9.294 kutu bintang tunggal (Amblyomma americanum) di wilayah Baldwin,Jones, dan Putnam, Georgia tengah pada 2018 dan 2019. Mereka lalu mengelompokkan sampel kutu tersebut. Hasilnya, tiga sampel yang mengandung kutu dari Jones dan Putnam dinyatakan positif terkena virus Heartland.
Analisis genom virus dari sampel ini menunjukkan genom mereka mirip satu sama lain, tetapi sangat berbeda dari genom sampel virus Heartland yang ditemukan di negara bagian lain.
"Hasil ini menunjukkan bahwa virus mungkin berkembang sangat cepat di lokasi geografis yang berbeda, atau mungkin beredar terutama di daerah-daerah terpencil dan tidak menyebar dengan cepat di antara daerah-daerah itu," kata peneliti senior yang juga profesor di Departemen Ilmu Lingkungan Emory Gonzalo Vazquez-Prokopec.
Pihaknya menduga virus ini telah menyebar luas dan kurang terdiagnosis karena tidak ada tes untuk virus tersebut. Namun yang pasti, virus ini berdampak buruk pada orang-orang yang memiliki komorbid.
Vazquez-Prokopec mengatakan saat ini pihaknya berupaya untuk mempelajari materi virus dan potensi penularannya sebelum berdampak luas. Penelitian akan diperluas ke seluruh negara bagian AS dan mencari faktor peningkatan kasus infeksi virus Heathland di suatu daerah.
Editor: Gita Carla
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sebelumnya mencatat kutu bintang tunggal adalah satu-satunya spesies kutu yang ditemukan menyebarkan virus ke manusia. Adapun virus Heartland pertama kali terdeteksi 13 tahun lalu di AS, sekitar 50 kasus telah dilaporkan di 11 negara bagian AS.
CDC menyebut gejala infeksi virus yang dilaporkan sebelumnya berupa demam, kelelahan, nafsu makan berkurang, sakit kepala, mual, diare, dan nyeri otot atau sendi. Tidak sedikit mereka yang terinfeksi kala itu harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Kini, peneliti menemukan setidaknya 1 dari 2.000 kutu terinfeksi virus tersebut. Adapun tim peneliti mengambil sampel sebanyak 9.294 kutu bintang tunggal (Amblyomma americanum) di wilayah Baldwin,Jones, dan Putnam, Georgia tengah pada 2018 dan 2019. Mereka lalu mengelompokkan sampel kutu tersebut. Hasilnya, tiga sampel yang mengandung kutu dari Jones dan Putnam dinyatakan positif terkena virus Heartland.
Analisis genom virus dari sampel ini menunjukkan genom mereka mirip satu sama lain, tetapi sangat berbeda dari genom sampel virus Heartland yang ditemukan di negara bagian lain.
"Hasil ini menunjukkan bahwa virus mungkin berkembang sangat cepat di lokasi geografis yang berbeda, atau mungkin beredar terutama di daerah-daerah terpencil dan tidak menyebar dengan cepat di antara daerah-daerah itu," kata peneliti senior yang juga profesor di Departemen Ilmu Lingkungan Emory Gonzalo Vazquez-Prokopec.
Pihaknya menduga virus ini telah menyebar luas dan kurang terdiagnosis karena tidak ada tes untuk virus tersebut. Namun yang pasti, virus ini berdampak buruk pada orang-orang yang memiliki komorbid.
Vazquez-Prokopec mengatakan saat ini pihaknya berupaya untuk mempelajari materi virus dan potensi penularannya sebelum berdampak luas. Penelitian akan diperluas ke seluruh negara bagian AS dan mencari faktor peningkatan kasus infeksi virus Heathland di suatu daerah.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.