Sah! Deltacron Jadi Varian Baru Covid-19
14 March 2022 |
11:48 WIB
Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) mengonfirmasi bahwa Deltacron merupakan varian baru Covid-19. Varian rekombinan itu pertama kali terdeteksi di Prancis. Varian baru yang sudah ditemukan awal tahun ini, sebelumnya diduga kesalahan laboratorium.
Deltacron yang merupakan gabungan mutasi varian Delta dan Omicron ini dikonfirmasi setelah para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis, melakukan pengurutan genom.
Mereka menemukan bahwa varian hibrida tersebut muncul melalui proses yang disebut rekombinasi, yakni ketika dua varian virus menginfeksi pasien secara bersamaan lalu bertukar materi genetik untuk menciptakan keturunan baru.
Para ilmuwan mengatakan bahwa tubuh dari varian Deltacron berasal dari varian Delta, sedangkan protein lonjakannya berasal dari Omicron. Adapun temuan ini telah dipublikasi di jurnal medRxiv, Selasa (8/3/2022).
"Analisis tersebut memberikan konfirmasi pasti tentang struktur virus rekombinan yang diturunkan dari garis keturunan GK/AY.4 dan GRA/BA.1,"bunyi konfirmasi di laman GISAID, dikutip Hypeabis.id, Senin (14/3/2022).
Virus rekombinan yang diidentifikasi di beberapa wilayah Prancis ini diketahui telah beredar sejak awal Januari 2022. Genom dengan profil serupa juga telah diidentifikasi di Denmark dan Belanda. "Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah rekombinan ini berasal dari satu nenek moyang yang sama atau dapat dihasilkan dari beberapa peristiwa rekombinasi serupa," tulis GISAID.
Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Soumya Swaminathan dalam cuitannya di Twitter beberapa waktu lalu mengatakan bahwa perisitwa rekombinan dapat terjadi pada manusia atau hewan dengan berbagai varian Covid-19 yang beredar.
Senada, pemimpin teknis Covid-19 untuk WHO Maria Van kerkhove menyampaikan bahwa virus berubah seiring waktu. Sejauh ini para ilmuan belum mengetahui pasti apakah Deltacron lebih parah dari varian sebelumnya, terutama terhadap efek yang ditimbulkan. Penelitian terus dilanjutkan untuk memastikannya.
"Kami melihat tingkat sirkulasi yang sangat intens. Kami melihat virus ini menginfeksi hewan dengan kemungkinan menginfeksi manusia lagi," sebut Maria.
Editor: Gita Carla
Deltacron yang merupakan gabungan mutasi varian Delta dan Omicron ini dikonfirmasi setelah para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis, melakukan pengurutan genom.
Mereka menemukan bahwa varian hibrida tersebut muncul melalui proses yang disebut rekombinasi, yakni ketika dua varian virus menginfeksi pasien secara bersamaan lalu bertukar materi genetik untuk menciptakan keturunan baru.
Para ilmuwan mengatakan bahwa tubuh dari varian Deltacron berasal dari varian Delta, sedangkan protein lonjakannya berasal dari Omicron. Adapun temuan ini telah dipublikasi di jurnal medRxiv, Selasa (8/3/2022).
"Analisis tersebut memberikan konfirmasi pasti tentang struktur virus rekombinan yang diturunkan dari garis keturunan GK/AY.4 dan GRA/BA.1,"bunyi konfirmasi di laman GISAID, dikutip Hypeabis.id, Senin (14/3/2022).
Virus rekombinan yang diidentifikasi di beberapa wilayah Prancis ini diketahui telah beredar sejak awal Januari 2022. Genom dengan profil serupa juga telah diidentifikasi di Denmark dan Belanda. "Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah rekombinan ini berasal dari satu nenek moyang yang sama atau dapat dihasilkan dari beberapa peristiwa rekombinasi serupa," tulis GISAID.
Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Soumya Swaminathan dalam cuitannya di Twitter beberapa waktu lalu mengatakan bahwa perisitwa rekombinan dapat terjadi pada manusia atau hewan dengan berbagai varian Covid-19 yang beredar.
Senada, pemimpin teknis Covid-19 untuk WHO Maria Van kerkhove menyampaikan bahwa virus berubah seiring waktu. Sejauh ini para ilmuan belum mengetahui pasti apakah Deltacron lebih parah dari varian sebelumnya, terutama terhadap efek yang ditimbulkan. Penelitian terus dilanjutkan untuk memastikannya.
"Kami melihat tingkat sirkulasi yang sangat intens. Kami melihat virus ini menginfeksi hewan dengan kemungkinan menginfeksi manusia lagi," sebut Maria.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.