Sessho-seki, Batu Jelmaan Roh Rubah Ekor Sembilan di Jepang Pecah Setelah 1.000 Tahun
07 March 2022 |
14:37 WIB
Sessho-seki, batu terkenal di Nasu, Jepang, yang dikatakan telah memenjarakan iblis rubah berekor sembilan, Tamamo-no-Mae, ditemukan hancur terbagi dua. Dikenal sebagai 'batu pembunuh', ini adalah benda dalam mitologi Jepang yang dipercaya dapat membunuh siapa saja yang menyentuhnya karena kekuatan jahat dari iblis yang begitu kuat.
Menurut mitologi, batu pembunuh itu berisi jasad Tamamo-no-Mae, seorang wanita cantik yang telah menjadi bagian dari plot rahasia yang diciptakan oleh seorang panglima perang feodal untuk membunuh Kaisar Toba, yang memerintah dari tahun 1107- 1123.
Legenda mengatakan bahwa identitas aslinya adalah rubah jahat berekor sembilan yang rohnya tertanam di bongkahan lava, terletak di daerah prefektur Tochigi, dekat Tokyo, yang terkenal dengan sumber air panas belerangnya.
Hancurnya batu yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir telah memicu kekhawatiran pengguna sosial media yang mencatat bahwa, berdasarkan cerita rakyat, batu itu terus mengeluarkan gas beracun, seperti dilansir melalui Guardian.
Sementara batu itu dikatakan telah dihancurkan, dan rohnya diusir oleh seorang biksu Buddha yang menyebarkan potongan-potongannya ke seluruh negeri, banyak orang Jepang lebih percaya bahwa roh tersebut bersemayam di lereng Gunung Nasu.
Pengunjung ke area yang merupakan tempat wisata populer itu tersentak ngeri setelah menyaksikan langsung fenomena ini dan menggungah foto batu yang retak dengan seutas tali yang diikat di sekelilingnya tergeletak di tanah. "Saya merasa seperti saya telah melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat," kata seorang pengguna Twitter dalam sebuah posting yang telah menarik hampir 170.000 likes.
Sementara orang-orang berspekulasi roh Tamamo-no-Mae telah dibangkitkan setelah hampir 1.000 tahun, media lokal mengatakan retakan telah muncul sejah beberapa tahun lalu yang memungkinkan air hujan meresap ke dalam dan melemahkan strukturnya.
Masaharu Sugawara, kepala kelompok pemandu sukarelawan setempat, mengatakan kepada Yomiuri Shimbun, bahwa sangat disayangkan batu itu terbelah karena itu adalah simbol daerah tersebut, tetapi dia percaya ini adalah fenomena alam yang natural.
Media lokal Shimotsuke Shimbun melaporkan bahwa pejabat pemerintah lokal dan nasional akan bertemu untuk membahas nasib batu tersebut.
Surat kabar itu mengutip seorang pejabat pariwisata kota Nasu yang mengatakan bahwa dia ingin melihat Sessho-seki dikembalikan ke bentuk aslinya – mungkin dengan menyegel roh penghuni ke dalamnya.
Editor: Gita
Menurut mitologi, batu pembunuh itu berisi jasad Tamamo-no-Mae, seorang wanita cantik yang telah menjadi bagian dari plot rahasia yang diciptakan oleh seorang panglima perang feodal untuk membunuh Kaisar Toba, yang memerintah dari tahun 1107- 1123.
Legenda mengatakan bahwa identitas aslinya adalah rubah jahat berekor sembilan yang rohnya tertanam di bongkahan lava, terletak di daerah prefektur Tochigi, dekat Tokyo, yang terkenal dengan sumber air panas belerangnya.
Hancurnya batu yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir telah memicu kekhawatiran pengguna sosial media yang mencatat bahwa, berdasarkan cerita rakyat, batu itu terus mengeluarkan gas beracun, seperti dilansir melalui Guardian.
Sementara batu itu dikatakan telah dihancurkan, dan rohnya diusir oleh seorang biksu Buddha yang menyebarkan potongan-potongannya ke seluruh negeri, banyak orang Jepang lebih percaya bahwa roh tersebut bersemayam di lereng Gunung Nasu.
The Sessho-seki, a famous rock in Nasu, Japan that was said to have imprisoned the evil nine-tailed fox demoness Tamamo-no-Mae, was found broken in half.
— Nick Kapur (@nick_kapur) March 6, 2022
After nearly 1,000 years, the demon vixen is presumably once again on the loose. https://t.co/Fz3yRLy4qQ
Pengunjung ke area yang merupakan tempat wisata populer itu tersentak ngeri setelah menyaksikan langsung fenomena ini dan menggungah foto batu yang retak dengan seutas tali yang diikat di sekelilingnya tergeletak di tanah. "Saya merasa seperti saya telah melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat," kata seorang pengguna Twitter dalam sebuah posting yang telah menarik hampir 170.000 likes.
Sementara orang-orang berspekulasi roh Tamamo-no-Mae telah dibangkitkan setelah hampir 1.000 tahun, media lokal mengatakan retakan telah muncul sejah beberapa tahun lalu yang memungkinkan air hujan meresap ke dalam dan melemahkan strukturnya.
Masaharu Sugawara, kepala kelompok pemandu sukarelawan setempat, mengatakan kepada Yomiuri Shimbun, bahwa sangat disayangkan batu itu terbelah karena itu adalah simbol daerah tersebut, tetapi dia percaya ini adalah fenomena alam yang natural.
Media lokal Shimotsuke Shimbun melaporkan bahwa pejabat pemerintah lokal dan nasional akan bertemu untuk membahas nasib batu tersebut.
Surat kabar itu mengutip seorang pejabat pariwisata kota Nasu yang mengatakan bahwa dia ingin melihat Sessho-seki dikembalikan ke bentuk aslinya – mungkin dengan menyegel roh penghuni ke dalamnya.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.